Mengungkap Misteri Kematian MAHM: Bukti Saintifik dan Analisis Psikologis Forensik
Kasus kematian tragis MAHM (9), putra politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Maman Suherman, di Cilegon, Banten, masih menyisakan banyak pertanyaan. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di rumahnya, dengan puluhan luka di tubuhnya. Meskipun CCTV di rumah korban tidak berfungsi saat kejadian, pihak kepolisian menegaskan bahwa rekaman kamera pengawas bukanlah satu-satunya alat bukti yang dapat diandalkan.
Pentingnya Pendekatan Saintifik dalam Penyelidikan
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, menekankan krusialnya penggunaan bukti saintifik dalam mengungkap kasus ini. Menurutnya, bukti ilmiah memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan tidak dapat dimanipulasi, menjadikannya landasan kuat dalam proses penyelidikan.
“Alat bukti saintifik yang kita telusuri dulu, karena alat bukti saintifik itu sangat penting, sebab alat bukti saintifik tidak bisa berbohong,” ujar Susno.
Beberapa jenis bukti saintifik yang dapat diandalkan antara lain:
- Sidik Jari: Pemeriksaan sidik jari di berbagai permukaan, seperti pintu, meja, hingga benda-benda yang diduga digunakan dalam kejahatan, dapat memberikan petunjuk berharga mengenai siapa saja yang berada di lokasi kejadian.
- Komunikasi Digital: Analisis jejak komunikasi digital melalui telepon genggam milik korban, keluarga, saksi, atau pihak lain yang terkait dapat membuka tabir misteri. Percakapan melalui pesan singkat, aplikasi pesan instan, maupun panggilan telepon dapat mengungkapkan motif atau hubungan pelaku dengan korban.
- Tes DNA: DNA merupakan bukti yang sangat kuat dan sulit dibantah. Keberadaan jejak DNA, sekecil apapun, di lokasi kejadian dapat mengidentifikasi individu yang terlibat.
Peran Saksi dan Ahli dalam Mengungkap Fakta
Selain bukti saintifik, keterangan saksi dan ahli juga memegang peranan penting dalam kerangka hukum acara pidana. Keterangan ahli, khususnya yang diperoleh dari hasil pemeriksaan post-mortem, baik pemeriksaan luar maupun otopsi, dapat memberikan gambaran mendalam mengenai penyebab kematian dan detail luka yang dialami korban.
Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi resmi korban. Selain itu, delapan saksi, baik dari lingkungan keluarga maupun pihak eksternal, telah diperiksa untuk mengumpulkan informasi yang komprehensif guna mengungkap kasus pembunuhan yang menyita perhatian publik ini.
Analisis Psikologis Forensik: Pelaku Diduga Orang Terdekat
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri, memberikan pandangannya mengenai kemungkinan pelaku pembunuhan MAHM. Berdasarkan analisis mendalam, Reza menduga bahwa pelaku adalah orang terdekat korban.
Reza menjelaskan bahwa korban yang berusia 9 tahun dan mengalami luka yang begitu parah, bisa jadi bukanlah target utama pembunuhan. Ada kemungkinan pelaku mengincar pihak lain yang memiliki keterkaitan erat dengan korban, seperti orang tua korban.
“Boleh jadi orang yang menghabisi korban tidak sungguh-sungguh menjadikan korban sebagai target aslinya,” ungkap Reza.
Ia menambahkan bahwa pelaku mungkin tidak dapat menyerang target utamanya secara langsung, sehingga korban dijadikan sebagai objek pengganti atau substitusi. Motif pelaku bisa jadi berbeda dengan sosok yang melakukan eksekusi.
Reza menguraikan beberapa alasan mengapa MAHM bisa menjadi korban substitusi:
- Kerentanan Anak-anak: Anak-anak merupakan kelompok yang rentan dan seringkali dijadikan target dalam kejahatan.
- Akses ke Rumah: Pelaku diduga memiliki akses ke rumah korban. Meskipun rumah tersebut mewah dan memiliki banyak kamar, pelaku mampu mengetahui posisi MAHM dengan mudah.
- Pengetahuan tentang Situasi Rumah: Pelaku diduga mengetahui persis kondisi dan keadaan penghuni rumah, termasuk kemungkinan anak sedang tidak terjaga. Hal ini mengindikasikan pelaku mengenal situasi rumah dan keluarga pemilik rumah.

Reza menyimpulkan bahwa istilah “orang dekat” mungkin perlu diinterpretasikan lebih luas sebagai “orang yang mengenal situasi rumah dan keluarga pemilik rumah tersebut.” Analisis ini memberikan sudut pandang baru dalam penyelidikan, yang kemungkinan akan mengarahkan fokus pada individu-individu yang memiliki hubungan atau pengetahuan mendalam mengenai kehidupan keluarga korban.
Hingga kini, penyidik masih terus bekerja keras untuk mengumpulkan bukti dan petunjuk yang dapat mengarah pada penangkapan pelaku. Penyelidikan yang komprehensif, menggabungkan bukti saintifik, keterangan saksi, ahli, serta analisis psikologis, diharapkan dapat segera mengungkap tabir misteri di balik kematian tragis MAHM.

















