Fenomena Cuaca Tak Lazim di Timika: Panas Menyengat di Tengah Hujan Deras
Timika, Papua Tengah – Warga Kota Timika di Kabupaten Mimika menghadapi fenomena cuaca yang tidak biasa menjelang akhir tahun 2025. Meskipun Desember identik dengan musim hujan di banyak wilayah, Timika justru diselimuti udara panas yang menyengat di siang hari, sementara hujan deras mengguyur pada sore hingga malam hari. Kondisi ini menciptakan anomali cuaca yang cukup unik dan membuat warga merasakan suhu yang lebih gerah dibandingkan biasanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mimika mencatat bahwa rata-rata suhu udara di Timika selama bulan Desember berada di kisaran 27 derajat Celsius. Namun, anomali yang terjadi adalah peningkatan suhu ekstrem pada siang hari yang bisa melonjak hingga mencapai 33 hingga 35 derajat Celsius. Fenomena ini berbeda dengan daerah lain yang cenderung mengalami penurunan suhu saat musim penghujan tiba.
Penyebab Anomali Cuaca: Pertumbuhan Awan Masif dari Utara dan Barat
Menurut Forecaster BMKG Mimika, Sony Hartono, karakteristik hujan di bulan Desember ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan awan hujan yang masif. Awan-awan besar ini umumnya bergerak dari arah utara menuju wilayah kota dan bahkan meluas hingga kawasan Pomako di bagian selatan.
“Pagi hari biasanya cerah, kemudian siang hari terasa panas terik, dan hujan baru mulai turun pada sore hari,” jelas Sony Hartono saat ditemui di Kantor BMKG Mimika pada Selasa, 30 Desember 2025.
Pola cuaca ini menyebabkan intensitas hujan terkonsentrasi pada waktu-waktu tertentu. Akibatnya, meskipun hujan turun dengan lebatnya, periode siang hari yang cerah dan terik justru membuat suhu udara terasa meningkat signifikan, menciptakan sensasi gerah yang lebih terasa bagi masyarakat.
Prediksi Hujan dan Kondisi Angin
BMKG memprediksi bahwa hujan lebat yang disertai petir akan menjadi kejadian rutin di Timika. Hujan ini diperkirakan akan mengguyur wilayah tersebut antara pukul 17.00 hingga 20.00 Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan durasi rata-rata satu hingga dua jam. Namun, jika kumpulan awan hujan yang terbentuk sangat masif, hujan ringan bahkan dapat bertahan lebih lama, berpotensi hingga tengah malam.
Lebih lanjut, BMKG juga memberikan prakiraan untuk bulan Januari 2026. Menurut Sony Hartono, karakteristik cuaca pada bulan pertama di tahun baru tersebut diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan kondisi yang terjadi sepanjang Desember. Perbedaan mencolok yang mungkin terasa adalah adanya peningkatan kecepatan angin.
“Perbedaan mencolok hanya terletak pada peningkatan kecepatan angin yang diperkirakan mencapai 3 hingga 5 knot pada bulan Januari,” ungkap Sony. Peningkatan kecepatan angin ini mungkin dapat sedikit memberikan sedikit perbedaan dalam sensasi cuaca, namun secara umum pola hujan dan suhu diperkirakan akan tetap serupa.
Kondisi Perairan Mimika Tetap Normal
Meskipun cuaca di daratan Timika menunjukkan dinamika yang cukup menarik, kondisi di perairan Mimika dilaporkan masih terpantau normal. Tinggi gelombang di wilayah perairan Mimika diprediksi berada dalam kisaran yang aman, yaitu antara 0,5 hingga 1,25 meter. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi anomali cuaca di darat, aktivitas pelayaran dan kegiatan maritim di perairan sekitarnya tidak terpengaruh secara signifikan.
Fenomena cuaca unik ini menjadi pengingat bagi masyarakat Timika untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang mungkin terjadi. Memahami pola cuaca yang ada, seperti hujan yang cenderung turun di sore dan malam hari serta panas yang menyengat di siang hari, dapat membantu warga dalam mempersiapkan diri dan menyesuaikan aktivitas sehari-hari. BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan akan memberikan informasi terkini jika diperlukan.
















