Kota Batam baru beberapa jam diguyur hujan sudah langsung banjir dan sejumlah wilayah digenangi air. Saat itu mobil dan motor harus berjibaku melewati wilayah banjir.
Banjir di Kota Batam terjadi dikarenakan banyak sampah yang dibuang oleh masyarakat namun petugas kebersihan tidak kunjung mengangkut semuanya.
Sampah-sampah yang berserakan itu masuk saluran drainase dan mengakibatkan aliran air tersumbat.
Ditambah lagi Pemerintah Kota Batam melalui dinas terkait terkesan tidak memperhatikan kondisi drainase yang ada.
Selanjutnya di Kota Batam banyak aktivitas penebangan kayu-kayu hutan yang berdampak terhadap tidak ada lagi daya serap air.
Masyarakat juga banyak menutup sejumlah lubang paret atau gorong-gorong untuk lintasan air demi memuluskan bisnisnya yang ada di pinggiran jalan Kota Batam.
Selain itu di seluruh penjuru Kota Batam banyak kali aktivitas penambangan dan pengerukan bukit-bukit yang tidak mengantongi izin.
Kegiatan-kegiatan itu sampai dengan ini juga terlihat tidak mendapatkan tindakan pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup.
Selain itu para penegak hukum juga terkesan tidur pulas karena sampai banyak pemberitaan di media massa tentang penambangan dan pengerukan bukit serta kegiatan reklamasi ilegal tidak kunjung para pelakunya dijebloskan ke dalam penjara.
Entah karena ada dugaan kongkalikong yang terjadi atau karena takut menghadapi para cukong sampai hari ini memang masih menjadi teka-teki dan misteri.
Setiap hari mobil-mobil truk besar melaju di jalan raya Kota Batam mengangkut tanah-tanah dari galian bukit-bukit berjatuhan di jalan-jalan namun tidak ada petugas yang menyirami supaya tidak menggangu kesehatan masyarakat.
Semua hal itu menjadi aspek itu mengakibatkan banjir dan merugikan masyarakat yang ada di Kota Batam.
Pemerintah di Kota Batam harus berani bertindak dan mengambil langkah demi keberlangsungan kehidupan.
Selain itu penegak hukum harus berani bertindak untuk menegakkan hukum dan memberikan efek jera supaya tidak akan terjadi lagi perusakan lingkungan di Kota Batam.
