Protes Pelatih Leeds United terhadap Manchester City
Pelatih Leeds United, Daniel Farke, mengungkapkan kekesalannya terhadap Manchester City setelah timnya kalah dalam pertandingan di Etihad Stadium pada hari Sabtu (29/11). Farke menuduh bahwa Manchester City sengaja memerintahkan kiper mereka, Gianluigi Donnarumma, untuk jatuh agar pertandingan dihentikan. Hal ini dilakukan saat Leeds sedang berusaha mencari gol penyeimbang.
Kejadian tersebut terjadi sebelum menit ke-60 ketika Ruben Dias memberi instruksi kepada Donnarumma untuk jatuh di lapangan. Setelah permainan dihentikan oleh wasit Peter Bankes, Pep Guardiola langsung mengumpulkan para pemainnya untuk melakukan team talk singkat di pinggir lapangan.
Farke mengatakan bahwa ia telah menegur ofisial keempat mengenai aksi tersebut. Namun, jawaban yang diterima membuat pelatih berusia 49 tahun itu semakin kesal. Ia menyampaikan bahwa ia bertanya apakah mereka ingin melakukan sesuatu, dan jawabannya adalah “Tidak, tangan kami terikat, kami tak bisa berbuat apa-apa”.
Menurut Farke, tindakan ini merusak sportivitas karena memanfaatkan celah aturan untuk keuntungan taktis. Ia menegaskan bahwa taktik seperti ini hanya mungkin berhasil jika melibatkan kiper. Hal ini karena permainan wajib dihentikan saat penjaga gawang mengalami masalah, berbeda dengan pemain outfield yang bisa saja diabaikan oleh wasit.
Dalam pernyataannya, Farke kemudian mendesak badan pengatur sepak bola untuk meninjau ulang regulasi agar kejadian seperti ini tidak terulang. Ia bahkan mengusulkan solusi, mulai dari memberikan bola kembali kepada tim lawan hingga mengurangi tambahan waktu jika dugaan permainan curang muncul.
“Ada cara yang bisa digunakan untuk memastikan hal ini tidak terjadi, tetapi jika kita tidak menggunakannya maka mungkin kita harus mengubah aturannya,” ujar Farke.
Sementara itu, pelatih Manchester City, Pep Guardiola, membantah mengetahui kondisi Donnarumma saat itu. Ia mengatakan bahwa ia tidak berbicara dengan Gigio. Saat melihat dia jatuh, ia meminta James Trafford untuk melakukan pemanasan.
Penjelasan Terkait Aksi Donnarumma
Aksi Donnarumma yang dianggap sebagai manipulasi permainan menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan penggemar sepak bola. Banyak yang menilai bahwa tindakan tersebut sangat tidak sportif dan dapat merusak reputasi olahraga ini. Di sisi lain, beberapa orang berpendapat bahwa dalam situasi tertentu, pemain boleh saja memanfaatkan aturan untuk keuntungan timnya sendiri.
Farke menekankan bahwa tindakan ini tidak hanya merugikan Leeds United, tetapi juga merusak prinsip-prinsip dasar sepak bola. Ia menyarankan agar aturan tentang permainan yang dihentikan karena cedera kiper diperjelas agar tidak dimanipulasi.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh Farke antara lain:
- Pemberian bola kembali kepada tim lawan jika terbukti ada manipulasi.
- Pengurangan tambahan waktu jika dugaan permainan curang muncul.
- Evaluasi ulang regulasi terkait cedera kiper dan tindakan wasit.
Farke juga menyerukan agar semua pihak, termasuk wasit dan pelatih, lebih sadar akan pentingnya menjaga integritas olahraga. Menurutnya, keadilan dalam pertandingan harus menjadi prioritas utama.
Komentar dari Pelatih Manchester City
Pep Guardiola membantah bahwa dirinya mengetahui kondisi Donnarumma saat itu. Ia mengatakan bahwa ia tidak berbicara dengan Gigio dan hanya meminta James Trafford untuk melakukan pemanasan. Dengan demikian, ia menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Donnarumma bukanlah instruksi dari dirinya.
Namun, banyak pihak masih mempertanyakan kebenaran pernyataan Guardiola. Beberapa analis sepak bola percaya bahwa tindakan yang dilakukan oleh Donnarumma mungkin merupakan bagian dari strategi yang direncanakan oleh manajemen Manchester City.
Kesimpulan
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga sportivitas dalam sepak bola. Meskipun tindakan yang dilakukan oleh Donnarumma mungkin terlihat sederhana, dampaknya bisa sangat besar terhadap hasil pertandingan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi ulang terhadap aturan dan mekanisme penyelesaian masalah dalam pertandingan agar tidak terulang lagi.
Farke berharap bahwa langkah-langkah yang diusulkannya dapat diimplementasikan agar olahraga ini tetap adil dan fair. Dengan begitu, seluruh pemain, pelatih, dan penggemar sepak bola dapat merasa aman dan nyaman dalam menonton pertandingan.

















