Di era digital yang serba terhubung ini, peningkatan keterampilan (upgrade skill) memang krusial. Namun, ada satu hal yang jauh lebih fundamental dan patut menjadi prioritas utama, yaitu peningkatan kondisi fisik dan mental. Resolusi untuk tahun 2026 sebaiknya berfokus pada fondasi kesehatan ini, karena tanpanya, upaya untuk meningkatkan diri justru bisa menjadi bumerang.
Tanpa kesehatan fisik dan mental yang prima, kita akan kesulitan untuk mengatasi berbagai kebiasaan buruk yang merusak, seperti phubbing (menghabiskan waktu di ponsel saat bersama orang lain) dan dampak negatif lainnya dari ketergantungan gawai. Alih-alih mencapai tujuan, kita justru bisa kehilangan arah, konsistensi, dan komitmen. Terutama, kebiasaan terfokus pada smartphone tidak hanya membuat kita mengabaikan orang-orang di sekitar, tetapi juga melupakan aktivitas fisik penting seperti makan, minum, beribadah, bekerja, belajar, berolahraga, berkarya, dan berkreasi. Hal ini dapat menyebabkan kita kehilangan jejak dalam meraih pencapaian hidup.
Bayangkan jika seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk rebahan, menunduk memandangi layar, melakukan doomscrolling (membaca berita negatif secara terus-menerus), dan mengekspresikan emosi di media sosial, tanpa melakukan gerakan fisik maupun memperhatikan asupan gizi yang seimbang. Apa dampaknya bagi tubuh dan pikiran?
Dampak Fisik dari Ketergantungan Gawai
Seseorang yang terus-menerus terpaku pada smartphone berisiko tinggi mengalami gangguan penglihatan, kelelahan kronis, dan kurang tidur. Lebih jauh lagi, kondisi ini dapat memicu berbagai penyakit serius seperti tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, stroke, obesitas, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Dampak pada tulang, saraf, otot, dan ligamen bisa terjadi lebih cepat. Posisi kepala dan leher yang membungkuk saat rebahan, menunduk, atau melakukan doomscrolling di depan layar dalam waktu lama dan intens sangat berpotensi menyebabkan cedera. Seorang chiropractor asal Amerika Serikat, Dr. Dean L. Fishman, bahkan menciptakan istilah “sindrom text neck“ untuk menggambarkan gangguan ini. Istilah ini merujuk pada cedera yang disebabkan oleh tekanan berulang dan rasa nyeri di area leher akibat penggunaan perangkat genggam secara berlebihan untuk menonton atau mengirim pesan teks dalam jangka waktu tertentu.
Dampak Mental yang Lebih Fatal
Selain gangguan fisik, dampak mental dari kebiasaan menghabiskan waktu berlebihan di dunia maya, terutama melalui doomscrolling, bisa jauh lebih fatal. Gangguan mental yang mungkin dialami meliputi brain rot (penurunan kemampuan kognitif akibat paparan konten digital yang berlebihan), kecemasan (anxiety), stres, depresi, perasaan terisolasi, kesepian, hingga paranoid.
Kondisi ini dapat mengganggu berbagai aktivitas fisik yang positif, menurunkan kualitas hidup, bahkan berpotensi menyebabkan gangguan jiwa hingga dorongan bunuh diri. Potensi gangguan atau penyakit fisik dan mental akibat terlalu banyak berinteraksi di dunia internet ini wajib kita hindari agar tidak tersesat dalam “kesesatan digital” dan terjebak dalam lingkaran negatif tersebut.
Resolusi 2026: Fondasi Kesehatan Digital
Oleh karena itu, untuk menghindari “kesesatan digital” yang berpotensi menimbulkan gangguan fisik dan mental, sebelum kita kembali tenggelam dalam interaksi digital, kita perlu membuat resolusi untuk tahun 2026. Resolusi ini berfokus pada peningkatan kondisi fisik dan mental melalui komitmen untuk menerapkan langkah-langkah berikut:
Manajemen Waktu Berbasis Prioritas
Mulailah memanajemen waktu dengan lebih mendahulukan aktivitas-aktivitas yang benar-benar prioritas. Prioritaskan kegiatan yang mampu meningkatkan mutu kehidupan, kesehatan fisik, dan mental Anda. Ini berarti membuat daftar tugas yang jelas dan mengalokasikan waktu secara efektif untuk setiap kegiatan, memastikan bahwa kegiatan yang paling penting mendapatkan perhatian yang cukup.Gaya Hidup Sehat Menyeluruh
- Olahraga Rutin: Lakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan dan usia Anda. Contohnya, jalan kaki 10.000 langkah setiap hari, latihan ayunan tangan, bersepeda statis, atau jenis olahraga ringan lainnya yang dapat meningkatkan kebugaran tubuh.
- Pola Makan Sehat: Terapkan pola makan yang mengacu pada pedoman “gizi seimbang isi piringku”. Perhatikan dan jaga keseimbangan menu makanan berdasarkan kandungan nilai gizinya, mencakup karbohidrat kompleks, protein berkualitas, vitamin, mineral, dan serat.
- Istirahat Cukup: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang memadai, terutama tidur yang berkualitas selama 7-8 jam setiap malam. Jaga juga kualitas tidur Anda agar tubuh dan pikiran dapat pulih sepenuhnya.
Jeda Berkala dari Dunia Maya (Puasa Digital)
Seluruh perangkat kerja otak dan indera pendukungnya membutuhkan istirahat dan asupan yang tepat untuk mengembalikan fungsi otak ke kondisi prima. Otak memerlukan waktu untuk memulihkan energi, memproses informasi, dan menjaga fungsi kognitif agar tetap optimal.Jeda atau “puasa” dari aktivitas berselancar di internet dalam periode waktu tertentu akan membantu menguatkan memori, mencegah stres dan emosi berlebih, mengembalikan kreativitas dan fokus, serta menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang.
Praktik jeda digital ini bisa dilakukan dengan menonaktifkan koneksi internet untuk jangka waktu tertentu atau membatasi penggunaannya hanya untuk kebutuhan prioritas, misalnya menetapkan batas waktu penggunaan tidak lebih dari 1-2 jam per hari.
Mengaktifkan Nalar Kritis
Aktifkan “alarm nalar kritis” agar pikiran Anda tetap berada pada tingkat kesadaran kritis. Berusahalah agar otak selalu berada dalam kondisi gelombang gamma, yaitu rentang frekuensi tertinggi (sekitar 25-100 Hz). Dengan demikian, ketika Anda kembali berselancar di internet untuk memproses dan mempelajari suatu informasi, Anda tidak akan mudah terpengaruh dan mampu mengolahnya dalam tingkat kesadaran yang tinggi. Ini berarti Anda mampu membedakan informasi yang benar dan salah, serta tidak mudah terbawa arus narasi negatif.
Setelah keempat langkah komitmen ini dijalani dan kesehatan fisik serta mental Anda terbentuk, Anda telah menanamkan “modal sehat digital” ke dalam otak. Dengan demikian, saat berselancar di internet, Anda akan memiliki kemampuan untuk mengelola waktu dan memilih aktivitas digital yang memberikan manfaat serta meningkatkan mutu kehidupan.
Memiliki kemampuan memilih aktivitas digital secara prioritas dalam kondisi fisik dan mental yang sehat akan mencegah Anda dari “kesesatan digital”. Anda telah menguasai jalan yang baik, benar, dan positif untuk meraih pencapaian target. Jadi, apakah peningkatan fisik dan mental juga akan menjadi resolusi 2026 Anda?

















