No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Login
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
No Result
View All Result
Home masyarakat-budaya-dan-sejarah

Bung Karno: Kisah Negeri Utara

Arman M by Arman M
15 Desember 2025 - 16:44
in masyarakat-budaya-dan-sejarah
0

Membangun Kekuatan Bangsa Melalui Ujian Kehidupan

Dalam sebuah momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Juli 1965, Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, pernah mengisahkan tentang sebuah negeri khayalan bernama Kuru Utara. Kisah ini berasal dari kitab Ramayana, yang menggambarkan negeri tersebut sebagai tempat yang terbebas dari ekstremitas. Di sana, suhu udara tidak pernah terlalu panas atau terlalu dingin, rasa tidak pernah terlalu manis atau terlalu pahit. Langit tidak pernah benar-benar gelap gulita, pun tidak pernah begitu terang benderang. Segalanya digambarkan sebagai keadaan yang tenang dan stabil.

Namun, Bung Karno melanjutkan, negeri yang ideal dalam kitab Ramayana tersebut tidak memiliki potensi untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. Alasannya sederhana: masyarakatnya tidak pernah mengalami pasang surut kehidupan. Mereka tidak pernah dituntut untuk berjuang karena semua kebutuhan dan kenyamanan telah terpenuhi. Kebahagiaan yang dirasakan tidak pernah berlebihan, begitu pula kesedihan yang dialami tidak pernah terlalu mendalam.

Dengan nada retoris, Bung Karno kemudian mengajukan pertanyaan kepada para jamaah yang hadir dalam majelis tersebut, “Apakah saudara-saudara ingin menjadi bangsa yang seperti itu?” Jawabannya, yang disampaikan sendiri oleh Bung Karno, adalah tegas: “Tidak.”

“Kita tidak ingin menjadi bangsa yang seperti itu,” tegasnya kembali.

Bagi Bung Karno, Indonesia justru bercita-cita menjadi bangsa yang setiap hari ditempa oleh berbagai keadaan. Bahkan, jika sewaktu-waktu mengalami kehancuran total, bangsa ini harus memiliki kemampuan untuk bangkit dan membangun kembali.

Pandangan dan sikap Bung Karno ini mungkin terkesan ekstrem dan tidak mudah diterima oleh sebagian orang. Namun, ia tampaknya memiliki landasan teologi dan filosofi yang mendalam. Bung Karno memandang bahwa kehadiran masalah dan musibah dalam kehidupan bukanlah sesuatu yang perlu dihindari, melainkan justru sangat diperlukan. Hal ini penting untuk membentuk Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar kuat, yang digambarkan dalam peribahasa Jawa: “otot kawat balung wesi, ora tedhas tapak paluning pandhe, ora tedhas sisaning gurinda” – yang berarti sangat kuat, tidak mempan oleh palu pandai besi, dan tidak tergores oleh gerinda.

Baca Juga  Primbon Jawa: Nasib Lahir 9 Agustus 1989

Sukarno melihat bahwa di dalam setiap masalah atau musibah, terkandung sebuah dialektika perjuangan. Oleh karena itu, ketika masalah atau musibah melanda, Bung Karno senantiasa mengajak rakyatnya untuk tetap optimis. Keyakinannya tertanam kuat pada firman Allah SWT yang berbunyi:

Faa inna ma’al ‘usri yusra
Inna ma’al ‘usri yusra

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

Inilah mengapa Bung Karno sangat menekankan pentingnya pemahaman rakyat terhadap dialektika antara kesulitan dan kemudahan ini. Dengan memahami esensi dari pasang surut kehidupan, Indonesia diharapkan dapat bertransformasi menjadi bangsa yang besar dan tangguh.

Refleksi Pasca-Bencana: Meneladani Semangat Bung Karno

Sikap dan pandangan visioner Bung Karno ini dapat kita kaitkan dengan situasi terkini yang dihadapi oleh sebagian wilayah Indonesia, khususnya pasca-bencana banjir bandang yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Bencana alam ini telah menimbulkan duka yang mendalam, merenggut banyak nyawa, serta meluluhlantakkan harta benda masyarakat.

Mengikuti jejak pemikiran Bung Karno, masyarakat yang terkena musibah ini diajak untuk menghadapi cobaan tersebut dengan ketabahan hati dan mengerahkan segala upaya untuk bangkit dari keterpurukan. Dalam konteks ini, ada dua aspek krusial yang perlu menjadi perhatian utama:

  1. Peningkatan Keimanan dan Ketabahan Diri:
    Aspek pertama adalah bagaimana setiap individu dapat memperkuat keyakinan dan keimanan mereka kepada Allah SWT. Peningkatan spiritual ini krusial untuk menumbuhkan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah serta segala bentuk masalah yang mungkin datang silih berganti. Dengan keimanan yang kokoh, seseorang akan lebih mampu melihat hikmah di balik kesulitan dan tidak mudah menyerah.

  2. Penguatan Ilmu Pengetahuan dan Penerapannya:
    Aspek kedua berfokus pada upaya peningkatan kapasitas intelektual dan penguasaan ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh harus diaplikasikan secara optimal dalam upaya mengantisipasi dan memitigasi berbagai potensi masalah di masa mendatang. Hal ini mencakup pemahaman terhadap ilmu kebencanaan, teknik konstruksi yang tahan bencana, hingga pengembangan sistem peringatan dini yang efektif.

Baca Juga  Bacaan Liturgi Jumat 28 November 2025, Pesta St Katarina Laboure

Untuk mewujudkan kedua aspek tersebut secara sinergis, kolaborasi yang erat dan konstruktif antara berbagai elemen bangsa menjadi sangat fundamental. Kerjasama yang baik antara para tokoh agama, akademisi dan ilmuwan, pemerintah, serta seluruh lapisan masyarakat sangatlah diharapkan. Sinergi ini akan menjadi pondasi yang kuat bagi masyarakat, khususnya yang berada di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, agar dapat segera pulih dari dampak bencana dan malapetaka yang baru saja mereka alami. Dengan semangat kebersamaan dan optimisme, bangsa ini akan senantiasa mampu bangkit menghadapi segala tantangan.

Editor: Riko A Saputra

Arman M

Arman M

Baca Juga

masyarakat-budaya-dan-sejarah

Papua: Bakar Batu, Warisan Abadi.

16 Desember 2025 - 15:59
masyarakat-budaya-dan-sejarah

Viewing the city of Bandung from various perspectives at the Metropolis Kembang exhibition

15 Desember 2025 - 20:18
masyarakat-budaya-dan-sejarah

Mamose: Tarian Pembuka HUT ke-13 Mamuju Tengah

15 Desember 2025 - 18:53
masyarakat-budaya-dan-sejarah

Natal Asia: Tradisi Keagamaan hingga Festival Budaya Global

15 Desember 2025 - 12:30
masyarakat-budaya-dan-sejarah

Weton Jawa 29 Agustus 1989: Ramalan Kelahiran Anda

14 Desember 2025 - 15:59
masyarakat-budaya-dan-sejarah

Desember 2025: Penanggalan Jawa, Weton, Neptu, dan Tanggal Merah

14 Desember 2025 - 00:43
  • Trending
  • Comments
  • Latest

FIFA Batal, Malaysia Terancam Sanksi AFC

24 Desember 2025 - 04:09

Jadwal Libur Nasional 2026: 1 & 2 Januari Merah & Cuti?

26 Desember 2025 - 11:51

Husein Sastranegara Buka Lagi: Semarang-Bandung Terhubung Langsung

26 Desember 2025 - 03:35

Tabel KUR BRI 2025: Cicilan Rp 1 Jutaan untuk Pinjaman 100 Juta

20 Desember 2025 - 17:58

Daftar Lengkap Ore The Forge Roblox: Statistik Iron hingga Darkryte Desember 2025!

17 Desember 2025 - 21:47

Pria Ngamuk Aniaya Mantan Kekasih Gegara Dinikahi Orang Lain

31 Desember 2025 - 15:54

UMK Grobogan 2026 Naik 6,44%: Disnakertrans Ingatkan Pengusaha Waspadai Kesalahan Hitung

31 Desember 2025 - 15:38

Papan Reklame Nyaris Copot Ciputat: Spanduk Penyelamat Sementara

31 Desember 2025 - 15:22

3 Idol KPop Berkekuatan Super di Drakor 2025, Termasuk Lee Jun Ho

31 Desember 2025 - 15:06

GMNI Malaka & Warga Hijaukan DAS Motaain

31 Desember 2025 - 14:49

Pilihan Redaksi

Pria Ngamuk Aniaya Mantan Kekasih Gegara Dinikahi Orang Lain

31 Desember 2025 - 15:54

UMK Grobogan 2026 Naik 6,44%: Disnakertrans Ingatkan Pengusaha Waspadai Kesalahan Hitung

31 Desember 2025 - 15:38

Papan Reklame Nyaris Copot Ciputat: Spanduk Penyelamat Sementara

31 Desember 2025 - 15:22

3 Idol KPop Berkekuatan Super di Drakor 2025, Termasuk Lee Jun Ho

31 Desember 2025 - 15:06
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 batampena.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature

Copyright © 2025 batampena.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In