Ayah Berperan Aktif dalam Pendidikan Anak: Gerakan Pengambilan Rapor di Bulungan Diperkuat
Pemerintah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), telah meluncurkan inisiatif penting yang melibatkan peran ayah dalam pendidikan anak. Sebuah Surat Edaran dikeluarkan untuk mendorong dan mensukseskan “Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak ke Sekolah.” Inisiatif ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah upaya strategis untuk memperkuat keterlibatan orang tua, khususnya ayah, dalam memantau dan mendukung perkembangan akademik serta emosional anak.
Surat Edaran Nomor 400.3.1/13355/Disdikbud.III ini mengacu pada berbagai peraturan dan pedoman yang lebih tinggi. Dasar hukumnya meliputi Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN RI Nomor 14 Tahun 2025, serta Permendikdasmen Nomor 12 Tahun 2025 tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Selain itu, gerakan ini juga merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Bulungan Nomor 400.13/794/DPPPAPPKB-IX/2025, yang secara spesifik meminta fasilitasi untuk gerakan ini.
Kepala Disdikbud Bulungan, Suparmin, menjelaskan bahwa gerakan ini dirancang untuk memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan Gerakan Ayah Mengambil Rapot Anak ke Sekolah. Tujuannya sangat mulia, yaitu untuk memperkuat peran ayah dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak sejak usia dini. Diharapkan, dengan kehadiran ayah di sekolah saat pengambilan rapor, akan tercipta kedekatan emosional yang positif antara ayah dan anak. Kedekatan ini penting untuk membangun rasa percaya diri anak, rasa nyaman, serta kesiapan mereka dalam menjalani seluruh proses belajar.
Suparmin menekankan, “Kehadiran ayah di sekolah menunjukkan bahwa ayah peduli pada proses belajar anak, bukan sekadar pencari nafkah.” Pernyataan ini menyoroti pergeseran paradigma peran ayah dari sekadar tulang punggung finansial keluarga menjadi figur yang juga aktif terlibat dalam perkembangan holistik anak.
Tujuan Strategis Gerakan Ayah Mengambil Rapor
Lebih lanjut, gerakan ini memiliki beberapa tujuan strategis yang dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang bagi anak dan keluarga:
- Mendorong Keterlibatan Nyata Ayah: Gerakan ini bertujuan untuk mendorong ayah agar terlibat secara aktif dan nyata dalam kehidupan pendidikan anak. Keterlibatan ini dipandang sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat signifikan bagi masa depan anak.
- Mewujudkan Kesetaraan Beban Pengasuhan (Shared Parenting): Gerakan ini sejalan dengan prinsip kesetaraan beban pengasuhan, di mana pengasuhan anak merupakan tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu. Ini mendorong kedua orang tua untuk berbagi tugas dan tanggung jawab dalam mendidik dan merawat anak.
- Membangun Komunikasi Dua Arah yang Efektif: Salah satu tujuan krusial adalah membangun komunikasi dua arah antara ayah dan pihak sekolah. “Ayah perlu mendengar langsung dari wali kelas mengenai perkembangan, kelebihan, dan kekurangan anak agar bisa memberikan arahan yang sinkron dengan ibu di rumah,” urai Suparmin. Komunikasi yang baik ini memungkinkan orang tua untuk memberikan dukungan yang konsisten dan terarah.
- Membangun Sinergi dengan Sekolah: Gerakan ini juga bertujuan untuk menciptakan sinergi yang kuat antara rumah dan sekolah. Sekolah ingin memastikan bahwa visi dan misi pendidikan yang diterapkan di sekolah dapat dipahami dan didukung sepenuhnya oleh kedua orang tua.
Poin-Poin Penting dalam Pelaksanaan Gerakan
Dalam Surat Edaran yang dikeluarkan, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh satuan pendidikan, guru, dan orang tua:
- Undangan Khusus untuk Ayah: Satuan pendidikan diminta untuk secara proaktif membuat surat undangan yang ditujukan kepada seluruh ayah yang memiliki anak usia sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), baik negeri maupun swasta. Undangan ini secara spesifik mengundang ayah untuk hadir ke sekolah pada saat penerimaan rapor di akhir semester. Pelaksanaan ini akan disesuaikan dengan jadwal penerimaan rapor semester ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026, yang jatuh pada bulan Desember 2025.
- Sosialisasi Tujuan Gerakan: Saat menyerahkan rapor, guru atau wali kelas diwajibkan untuk menyampaikan tujuan dari Gerakan Ayah Mengambil Rapot (GEMAR) Anak ke Sekolah. Hal ini penting agar ayah memahami makna dan pentingnya kehadiran mereka.
- Pencatatan Alasan Pengganti Ayah: Jika rapor diambil oleh pihak selain ayah, guru atau wali kelas perlu mencatat alasan ketidakhadiran ayah pada lembar bukti pengambilan rapor. Ini penting untuk memantau partisipasi ayah secara umum.
- Penyampaian Perkembangan Anak yang Seimbang: Guru atau wali kelas diharapkan untuk menyampaikan perkembangan proses pendidikan anak secara seimbang. Penekanan pada keseimbangan ini penting agar orang tua tidak hanya fokus pada kelemahan, tetapi juga mengapresiasi kelebihan anak, sehingga dapat menumbuhkan harapan dan semangat untuk terus mendukung proses pendidikan anak.
- Informasi Libur Semester dan Awal Semester Baru: Selain menyerahkan rapor, guru juga akan menyampaikan informasi penting mengenai jadwal libur semester ganjil dan tanggal dimulainya kembali kegiatan belajar mengajar di semester genap Tahun 2026.
Gerakan ini merupakan langkah maju yang patut diapresiasi, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang melibatkan seluruh elemen keluarga secara aktif. Dengan partisipasi ayah yang lebih besar, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang lebih berkarakter, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

















