Banjir Bandang Terjang Guci Tegal: Hujan Ekstrem dan Fenomena Cuaca Jadi Penyebab Utama
Banjir bandang dahsyat menyapu kawasan wisata pemandian air panas Guci, Tegal, Jawa Tengah, pada Sabtu, 20 Desember 2025. Peristiwa dramatis ini terekam dalam video yang beredar luas di media sosial, menunjukkan aliran air deras menghanyutkan jaringan pipa. Meskipun dampak kerusakan terlihat signifikan, kabar baiknya adalah tidak ada korban jiwa dilaporkan akibat lonjakan debit air sungai yang tiba-tiba tersebut.
Analisis Ilmiah: Hujan Ekstrem sebagai Pemicu
Para ahli cuaca telah memberikan penjelasan mengenai penyebab di balik bencana alam ini. Klimatolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengidentifikasi hujan ekstrem sebagai faktor utama yang mendahului banjir bandang. Data yang dikumpulkannya menunjukkan curah hujan di kawasan Banyumas, Jawa Tengah, mencapai hingga 120 mm per hari pada tanggal kejadian. Angka ini tergolong sangat lebat, jauh melampaui intensitas hujan pada hari-hari sebelumnya.

Pengunjung mandi air panas pancuran 13 di Obyek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin, 25 Desember 2023. Lokasi ini yang tersapu banjir bandang pada Sabtu, 20 Desember 2025. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Lebih lanjut, Erma memaparkan adanya fenomena mesoscale convective complex (MCC), yaitu kumpulan klaster awan hujan yang luas, yang terbentuk di atas Gunung Slamet dan wilayah sekitarnya. Berdasarkan pemetaan dan analisis citra satelit, ia menduga bahwa intensitas hujan di bagian hulu sungai kemungkinan jauh lebih tinggi daripada angka 120 mm yang tercatat.
Dugaan ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari. Ia menjelaskan bahwa banjir bandang terjadi pada sore hari di tengah derasnya hujan. Intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung dalam durasi yang cukup lama menyebabkan aliran sungai meluap secara drastis, menerjang area wisata pemandian air panas Guci.
Pengaruh Bibit Siklon Tropis dan Seruakan Dingin
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut memberikan keterangan terkait kondisi cuaca yang mempengaruhi wilayah Indonesia pada periode 19-25 Desember 2025. Disebutkan bahwa keberadaan bibit siklon tropis dan fenomena seruakan dingin (cold surge) secara signifikan memengaruhi pola cuaca di Nusantara. Akibatnya, sejumlah daerah diperingatkan akan mengalami peningkatan curah hujan dan angin kencang.
Wilayah Jawa Tengah, termasuk Tegal, berada di antara daerah yang terdampak oleh bibit siklon tropis 93S. Dampaknya tidak hanya berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, tetapi juga disertai dengan angin kencang. Wilayah lain yang juga terpengaruh meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.
Sementara itu, fenomena Seruak Angin Dingin diidentifikasi melalui perbedaan tekanan udara yang signifikan, lebih dari 10 hPa, antara Gushi dan Hong Kong pada tanggal 17 Desember 2025. Perbedaan tekanan ini mengindikasikan adanya perambatan massa udara dingin dari benua Asia menuju wilayah Indonesia. Fenomena ini berpotensi memicu peningkatan intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah yang terdampak banjir bandang di Guci.
Kombinasi dari hujan ekstrem yang dipicu oleh fenomena cuaca skala meso dan pengaruh dari sistem cuaca skala global seperti bibit siklon tropis serta seruakan dingin, menjadi faktor utama yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang di Guci. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama saat memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi.

















