Kabupaten Bandung Bidik Swasembada Telur Januari 2026, Perkuat Ekonomi Daerah dan Ketahanan Pangan
Pemerintah Kabupaten Bandung tengah mempersiapkan langkah ambisius untuk mencapai swasembada telur berskala besar pada Januari 2026. Inisiatif ini bukan sekadar target produksi, melainkan sebuah strategi komprehensif untuk memperkuat kemandirian ekonomi daerah dan menjamin ketahanan pangan bagi seluruh masyarakatnya. Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menggarisbawahi pentingnya program ini dalam mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, sekaligus membuka peluang pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, khususnya para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna.
Pembangunan Peternakan Ayam di Setiap Desa
Salah satu pilar utama dari program swasembada telur ini adalah pembangunan peternakan ayam yang merata. Pemerintah Kabupaten Bandung menargetkan setidaknya satu titik peternakan ayam akan berdiri di setiap desa di wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai fondasi untuk mencapai tujuan jangka panjang yang lebih besar, yaitu menciptakan 4.328 titik peternakan ayam. Titik-titik peternakan ini dapat berupa usaha individu maupun yang terorganisir di tingkat Rukun Warga (RW).
“Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan konsumsi telur masyarakat Kabupaten Bandung yang mencapai sekitar 1.000 ton per bulan atau setara 16 juta butir telur,” ungkap Bupati Dadang Supriatna saat ditemui awak media pada Kamis (25/12/2025). Angka konsumsi yang besar ini menjadi indikator kuat akan potensi dan urgensi dari program swasembada telur ini. Dengan memproduksi telur secara mandiri, Kabupaten Bandung tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan domestiknya, tetapi juga berpotensi menjadi pemasok bagi daerah lain di masa depan.
Momentum Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Pengembangan sektor peternakan ayam ini semakin relevan dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang berjalan di Kabupaten Bandung. Program ini menciptakan permintaan telur yang signifikan, sekaligus membuka peluang perputaran ekonomi yang luar biasa. Dadang Supriatna memperkirakan bahwa pelaksanaan program MBG di Kabupaten Bandung dapat menghasilkan perputaran ekonomi hingga Rp5,4 triliun.
“Kami melihat peluang ini sebagai momentum untuk mendorong kemandirian pangan agar tidak lagi bergantung pada pasokan luar daerah, sekaligus memberdayakan pemuda melalui Karang Taruna,” tegas Bupati Dadang. Ia melihat sinergi antara program MBG dan pengembangan peternakan ayam sebagai sebuah ekosistem yang saling menguntungkan. Kebutuhan protein hewani dari program MBG akan tersuplai dari produksi lokal, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan para peternak, termasuk anggota Karang Taruna yang dilibatkan.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Kesuksesan
Keberhasilan program swasembada telur ini sangat bergantung pada kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak. Bupati Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa skema teknis pelaksanaannya akan melibatkan sejumlah institusi kunci.
- Bank BJB: Institusi perbankan ini diharapkan akan berperan dalam penyediaan modal dan dukungan finansial bagi para peternak, baik dalam bentuk pinjaman lunak maupun skema pembiayaan lainnya.
- Karang Taruna: Organisasi kepemudaan ini akan menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan operasional peternakan di tingkat desa dan RW. Keterlibatan pemuda diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM): Kehadiran kementerian ini penting untuk memberikan pendampingan, bimbingan teknis, serta dukungan regulasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha peternakan agar berjalan sesuai standar dan berkelanjutan.
“Kami siap dari ketersediaan lahan dan sumber daya manusia di 280 desa dan kelurahan. Kami berharap sinergi ini dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Bupati Dadang. Kesiapan lahan dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung menjadi modal berharga untuk merealisasikan program ambisius ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, swasembada telur diharapkan tidak hanya menjadi target kuantitas, tetapi juga kualitas yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Bandung secara keseluruhan.

















