Akses Jalan Bener Meriah-Aceh Tengah Kembali Dibuka
Akses jalan lintas yang menghubungkan kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah kini sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Pemkab Bener Meriah terpaksa menerjunkan lima unit alat berat untuk membuka akses tersebut. Kondisi ini sangat berbahaya bagi warga lanjut usia, anak-anak, serta keluarga yang tinggal di kampung-kampung terpencil yang sama sekali tidak memiliki sarana komunikasi.
Fokus utama dari pembukaan akses jalan ini adalah untuk suplai logistik khususnya dari Bulog. Alhamdulillah, kini akses tersebut sudah bisa dilalui. Hal ini menjadi langkah penting dalam memastikan kebutuhan pokok masyarakat tercukupi.
Longsor Mengganggu Akses Jalan
Sebagaimana diketahui, jalan vital ini selama tiga hari terakhir sempat lumpuh total. Kondisi itu setelah diterjang longsoran yang dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Bener Meriah. Material longsoran berupa tanah, batu, dan pepohonan menimbun sepanjang badan jalan, mengakibatkan akses kedua wilayah tersebut putus.
Pantauan di lokasi pada Jumat (28/11/2025), akses jalan itu sudah bisa dilalui oleh kendaraan meski harus menggunakan sistem buka tutup. Tujuannya untuk mengatur arus kendaraan yang melintas guna menghindari kemacetan panjang. Sepanjang jalan mulai dari Simpang Teritit Bener Meriah hingga melewati Kampung Merie Satu, material longsoran masih menumpuk di pinggir jalan.
Para pengendara bila melintas harus ekstra berhati-hati, karena lumpur bekas longsoran masih berserakan yang membuat jalanan licin.
Upaya Pemulihan Akses Jalan
Pemkab Bener Meriah untuk menghubungkan jalan Bener Meriah-Aceh Tengah terpaksa harus menerjunkan lima unit alat berat. Sekretaris Daerah Bener Meriah selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Riswandika Putra SSTP MAP mengatakan, pemulihan akses ini diutamakan sebelumnya agar distribusi logistik, termasuk pasokan dari Bulog, dapat diangkut masuk ke wilayah Bener Meriah.
“Jadi fokus utama kita membuka akses jalan menuju Kabupaten Aceh Tengah, dilakukan untuk suplai logistik khususnya dari Bulog, dan alhamdulillah kini sudah bisa dilalui,” ujarnya.
Kemudian, pihaknya kini menargetkan untuk menerobos kawasan yang hingga kini masih sulit dijangkau. Yaitu Kecamatan Bener Kelipah, Permata khususnya wilayah Kem dan Pantan Antara serta Mesidah. “Karena akses jalan menuju Kecamatan Permata masih sangat terisolir. Maka pasokan logistik akan dilakukan dengan kendaraan bahkan berjalan, sementara untuk perbaikan jalan akan dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Stok Beras Menipis di Kecamatan Permata
Situasi darurat di Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah, semakin mengkhawatirkan. Selain terisolir akibat banjir dan longsor yang memutus seluruh akses jalan, warga kini juga menghadapi kelumpuhan total jaringan komunikasi dan listrik.
Satu-satunya cara warga berkomunikasi dengan dunia luar adalah menumpang jaringan Starlink di kampung tetangga yang masih memiliki perangkat tersebut. Dalam komunikasi singkat antara warga dan keluarganya, yang berhasil dilakukan tadi malam melalui Starlink di Buntul Fitri, terlihat jelas betapa parahnya kondisi di lapangan.
“Putus total jaringan, urum listrik. Ni pe pake Starlink i Buntul Fitri,” demikian laporan seorang warga melalui pesan WhatsApp yang diterima TribunGayo.com, Sabtu (29/11/2025).
Laporan itu diperkuat dengan kondisi logistik yang semakin kritis. “Logistik we gere sawah 2 lo mi oros… mera gere beman hin kecamatan Permata… meh ne arul putus oros gere ara,” ungkap warga lainnya menggambarkan bahwa persediaan bahan pangan sudah hampir habis dan tidak ada lagi akses yang dapat dilalui untuk mencari kebutuhan pokok.
Situasi terputusnya akses ini bukan hanya memblokir jalur mobilisasi bantuan, tetapi juga membuat warga sulit menyampaikan laporan darurat. Kondisi ini sangat berbahaya bagi warga lanjut usia, anak-anak, serta keluarga yang berada di kampung-kampung terpencil yang sama sekali tidak memiliki sarana komunikasi.
“Ini komunikasi dengan abang tadi malam. Kami harus menumpang Starlink di kampung lain untuk bisa mengabarkan keadaan,” ujar seorang warga yang keluarganya berada di Kampung Kepies.

















