Indonesia kembali mengukuhkan posisinya sebagai negara net eksportir produk perikanan. Kinerja sektor ini mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 4,53 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2,9 persen dibandingkan periode sebelumnya, sebuah capaian yang patut dibanggakan oleh bangsa.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Machmud, menjelaskan bahwa surplus ini terhitung dari selisih nilai ekspor pada periode Januari hingga Oktober 2025 yang mencapai 5,07 miliar dolar AS. Sementara itu, nilai impor dalam kurun waktu yang sama tercatat sebesar 0,54 miliar dolar AS, yang hanya berkisar 10,6 persen dari total nilai ekspor.
“Tentu, kita patut berbangga bahwa Indonesia selalu konsisten menjaga posisi sebagai net eksportir atau ekspornya lebih besar dibanding impornya untuk komoditas perikanan,” ujar Machmud dalam sebuah keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/12/2025). Pernyataan ini menegaskan komitmen dan keberhasilan Indonesia dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Perdagangan Produk Perikanan Indonesia: Tren Positif di Pasar Global
Kinerja ekspor produk perikanan Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan di berbagai pasar utama. Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu tujuan ekspor yang mengalami pertumbuhan signifikan, dengan kenaikan mencapai 2,6 persen, membukukan nilai ekspor sebesar 1.604 juta dolar AS.
Selain AS, negara-negara anggota ASEAN juga menjadi pasar yang dinamis bagi produk perikanan Indonesia. Sektor ini mencatat peningkatan ekspor sebesar 22,7 persen ke kawasan ASEAN, dengan total nilai mencapai 811,64 juta dolar AS. Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya permintaan dan penerimaan produk perikanan Indonesia di pasar regional.
Jepang, sebagai salah satu mitra dagang utama, juga menunjukkan peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia sebesar 2,3 persen, dengan nilai mencapai 506,28 juta dolar AS. Sementara itu, Uni Eropa menjadi pasar yang terus berkembang, dengan pertumbuhan ekspor mencapai 8,3 persen, membukukan nilai sebesar 379,54 juta dolar AS. Pertumbuhan ini menunjukkan kemampuan produk perikanan Indonesia untuk memenuhi standar kualitas dan kuantitas yang ketat di pasar Eropa.
Komoditas Unggulan yang Mendominasi Pasar
Peningkatan ekspor ini didorong oleh kinerja positif dari beberapa komoditas unggulan Indonesia. Udang, sebagai salah satu produk ekspor andalan, mencatat kenaikan signifikan sebesar 8,6 persen. Hal ini menunjukkan daya saing udang Indonesia yang terus meningkat di pasar internasional.
Selain udang, ekspor tuna dan cakalang juga menunjukkan performa yang baik, dengan kenaikan sebesar 2,6 persen. Kualitas dan ketersediaan tuna serta cakalang dari perairan Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen global.
Cumi-sotong-gurita turut menyumbang pada pertumbuhan positif ini, dengan kenaikan ekspor sebesar 1,9 persen. Permintaan terhadap produk olahan maupun segar dari komoditas ini terus stabil dan menunjukkan potensi peningkatan di masa mendatang.
“Alhamdulillah, di tengah dinamika tahun ini ekspor udang tetap meningkat dan ekspor ke pasar AS juga naik,” jelas Machmud, menyoroti keberhasilan menjaga momentum positif di tengah berbagai tantangan global.
Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan: Fondasi Pertumbuhan Berkelanjutan
Tak hanya dari sisi ekspor, kinerja positif juga terlihat dari sektor investasi. Pada kuartal III tahun 2025, sektor kelautan dan perikanan berhasil menarik investasi senilai Rp7,8 triliun. Angka ini menjadi indikator kepercayaan investor terhadap potensi dan prospek pengembangan sektor ini di Indonesia.
Investasi tersebut terdistribusi ke berbagai lini bisnis dalam sektor kelautan dan perikanan, menunjukkan diversifikasi dan pertumbuhan yang merata:
* Pengolahan: Mendapatkan porsi investasi terbesar, yaitu 32,26 persen. Hal ini menunjukkan fokus pada peningkatan nilai tambah produk perikanan melalui industri pengolahan.
* Budidaya: Menyerap investasi sebesar 27,48 persen. Investasi di sektor budidaya menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan pasokan dan kualitas produk perikanan.
* Pemasaran: Mendapatkan alokasi investasi sebesar 21,72 persen. Penguatan rantai pemasaran sangat penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan efisien.
* Penangkapan: Menyerap investasi sebesar 15,35 persen. Investasi pada sektor penangkapan berfokus pada modernisasi armada dan praktik penangkapan yang bertanggung jawab.
* Jasa Perikanan: Mendapatkan porsi investasi sebesar 3,19 persen. Sektor jasa ini mencakup berbagai layanan pendukung yang esensial bagi kelancaran operasional industri kelautan dan perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya telah menekankan bahwa ekspor perikanan Indonesia merupakan fondasi penting bagi penguatan ekonomi biru. Selain itu, sektor ini juga berperan vital dalam mendorong peningkatan kesejahteraan para pelaku usaha serta memperluas daya saing produk Indonesia di kancah global. Komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

















