Perburuan Pelaku Penembakan Maut di Universitas Brown Meluas, FBI Tawarkan Imbalan Besar
Pihak berwenang Amerika Serikat, termasuk Federal Bureau of Investigation (FBI), terus mengintensifkan upaya pencarian pelaku penembakan brutal yang merenggut nyawa dua mahasiswa di Universitas Brown. Sejumlah investigasi forensik mendalam tengah dilakukan di berbagai area, termasuk lahan bersalju di luar kampus di Providence, Rhode Island, guna mengumpulkan petunjuk yang dapat mengarah pada identitas pelaku.

Rekaman video baru yang dirilis oleh pejabat setempat menampilkan sorotan penting dalam penyelidikan. Video tersebut menunjukkan sosok terduga pelaku sedang bergerak melalui kawasan permukiman yang berdekatan dengan area kampus. Kepala kepolisian setempat, Oscar Perez, menekankan pentingnya rekaman ini bagi masyarakat. “Ada rekaman video yang jelas, sehingga kami meminta masyarakat untuk melihat gerak tubuh, postur tubuh yang dapat membantu Anda mengidentifikasi individu ini,” ujar Perez, merujuk pada ciri-ciri fisik pelaku yang diperkirakan memiliki tinggi sekitar 170 sentimeter dengan perawakan kekar.
Perez juga mengimbau kepada seluruh warga yang memiliki kamera CCTV, baik di rumah maupun di kendaraan pribadi mereka, untuk segera menyerahkan rekaman tersebut kepada pihak kepolisian. Langkah ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai pergerakan pelaku sebelum dan sesudah kejadian. Hingga kini, tim penyelidik dilaporkan telah menerima lebih dari 2.000 informasi yang berpotensi dapat ditindaklanjuti dari masyarakat.
Menyadari urgensi penangkapan pelaku yang dianggap berbahaya dan bersenjata, FBI telah memasang sayembara dengan imbalan sebesar USD 50.000 bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku. Pihak FBI menegaskan bahwa pelaku harus dianggap sebagai individu yang berbahaya dan bersenjata, sehingga masyarakat dihimbau untuk berhati-hati dan tidak mencoba mendekatinya secara langsung.
Identitas Korban yang Tragis: Dua Mahasiswa Berprestasi
Peristiwa penembakan yang menggemparkan ini telah merenggut nyawa dua mahasiswa Universitas Brown yang dinilai memiliki potensi besar.
Ella Cook
Ella Cook, seorang mahasiswa yang aktif dan bersemangat, menjabat sebagai wakil presiden asosiasi Partai Republik di Universitas Brown. Ia berasal dari Mountain Brook, Alabama. Presiden Universitas Brown, Christina H. Paxson, menggambarkan Ella sebagai anggota komunitas yang sangat bersemangat dengan rasa ingin tahu intelektual yang tinggi. Minat akademisnya meliputi studi Prancis dan studi tentang budaya Frankofon. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi komunitas kampus.Mukhammad Aziz Umurzokov
Korban lainnya adalah Mukhammad Aziz Umurzokov, seorang mahasiswa asal Uzbekistan. Paxson mengenang Mukhammad sebagai sosok yang tekun, teliti, dan disiplin. Ambisinya yang besar adalah untuk memberikan dampak positif bagi dunia melalui profesi sebagai ahli bedah saraf. Dedikasi dan cita-citanya yang mulia menjadikan kehilangannya sebuah kerugian besar bagi dunia medis dan ilmu pengetahuan.

Kronologi Kejadian dan Perkembangan Penyelidikan
Penembakan yang mengerikan ini terjadi pada hari Sabtu, 13 Desember. Menurut laporan awal, seorang pria bersenjatakan senapan berhasil menerobos masuk ke salah satu gedung kampus saat ujian sedang berlangsung. Tanpa peringatan, pelaku melepaskan tembakan sebelum akhirnya melarikan diri dari lokasi kejadian.
Dalam upaya awal untuk mengungkap kasus ini, polisi sempat menangkap satu orang yang diduga terkait dengan penembakan tersebut. Namun, setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan pendalaman, individu tersebut akhirnya dibebaskan karena dinilai tidak memiliki kaitan langsung dengan insiden penembakan.
Peristiwa di Universitas Brown ini menambah daftar panjang insiden kekerasan senjata api di Amerika Serikat. Menurut data dari Gun Violence Archive, sepanjang tahun ini saja, Amerika Serikat telah menyaksikan lebih dari 300 kasus penembakan massal, sebuah angka yang mengkhawatirkan dan menunjukkan betapa seriusnya masalah kekerasan senjata api di negara tersebut. Pihak berwenang terus berupaya keras untuk mengungkap motif di balik penembakan ini dan membawa pelaku ke pengadilan.

















