Puncak Semangat Kewirausahaan: FESt 2025 Surabaya Raih Ribuan Peserta
Surabaya, sebuah kota yang terus berdenyut dengan semangat inovasi, kembali menjadi tuan rumah bagi Future Entrepreneur Summit (FESt) 2025. Acara yang dirancang khusus untuk membangkitkan gairah kewirausahaan di kalangan generasi muda, khususnya Generasi Z, ini berhasil menyedot perhatian ribuan anak muda. Dalam gelaran yang berlangsung di Airlangga Convention Center, Kampus C Universitas Airlangga (Unair) pada Minggu, 21 Desember, FESt 2025 Surabaya diikuti oleh sekitar 9.000 peserta, menegaskan posisinya sebagai salah satu magnet utama bagi para calon pengusaha muda.
Surabaya menjadi penutup rangkaian FESt 2025 yang telah menyapa tujuh kota lain sebelumnya, yaitu Malang, Purwokerto, Jember, Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung. Kehadiran ribuan peserta di Surabaya ini menandai peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan sekitar 8.000 peserta. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata tingginya minat dan antusiasme generasi muda terhadap dunia kewirausahaan yang dinamis dan penuh peluang.
Inspirasi dari Para Tokoh Muda dan Berpengalaman
FESt 2025 tidak hanya sekadar seminar, tetapi sebuah platform inspirasi yang menghadirkan para guest star yang dikenal luas dan memiliki pengaruh besar di kalangan Generasi Z. Para pembicara terpilih ini hadir untuk berbagi kisah, pengalaman, dan wawasan yang diharapkan dapat memantik semangat para peserta untuk berani melangkah dan memulai usaha mereka sendiri.
Beberapa nama yang turut memeriahkan FESt 2025 Surabaya antara lain:
- Xaviera Putri: Seorang content creator yang juga seorang mahasiswa di bidang computer science, memberikan perspektif segar tentang bagaimana teknologi dan kreativitas dapat berpadu dalam dunia bisnis.
- Fiki Naki: YouTuber yang dikenal luas, berbagi kisah perjalanannya dalam membangun kanalnya dan bagaimana ia memanfaatkan platform digital untuk meraih kesuksesan.
- Stefanny Imelda: Duta Pendidikan Indonesia sekaligus Miss Grand Tourism Indonesia, membawa pesan inspiratif mengenai pentingnya pendidikan dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi fondasi kuat bagi seorang pengusaha.
- Melissa Lusiana: Seorang content creator lainnya yang aktif membagikan konten-konten menarik, memberikan gambaran tentang bagaimana membangun personal brand dan menjangkau audiens melalui media sosial.
- Roby Maulid: Seorang komika yang sukses, menunjukkan bahwa keberanian berekspresi dan berpikir out-of-the-box juga merupakan modal penting dalam berwirausaha.
- dr. Dwi Wijaya: Founder dan Direktur Mahar Agung Organizer, memberikan pandangan dari sisi profesional dan strategis dalam mengelola sebuah bisnis.
Project Manager FESt, Gladys Aprilia Lamanusun, menjelaskan bahwa pemilihan narasumber dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan branding FESt yang berfokus pada edukasi dan pemberdayaan kewirausahaan anak muda. “Kami menghadirkan guest star yang relevan dengan dunia pendidikan dan kewirausahaan serta sedang diminati generasi Z. Tujuannya untuk menarik minat dan menginspirasi anak muda agar berani memulai usaha,” ujar Gladys, menekankan komitmen FESt dalam mencetak generasi wirausaha yang tangguh.
Ajang Kompetisi Inovasi dan Ide Bisnis
Selain sesi talkshow yang inspiratif, FESt Surabaya juga menjadi panggung bagi para talenta muda untuk memamerkan ide-ide brilian mereka melalui lomba kewirausahaan. Kompetisi ini terbagi dalam tiga kategori utama, yaitu ide bisnis, poster, dan esai, yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Kategori Ide Bisnis:
Juara pada kategori ini diraih oleh Shifriyatul, seorang mahasiswi dari Universitas Negeri Malang (UNM). Inovasinya berfokus pada solusi ramah lingkungan, yaitu pengembangan bubble wrap berbahan dasar pati singkong. Ide ini muncul sebagai respons terhadap peningkatan limbah plastik yang kian mengkhawatirkan, terutama akibat maraknya tren belanja daring.
Shifriyatul menjelaskan bahwa produk inovatifnya dibuat dari ampas singkong, yang merupakan limbah dari industri tepung tapioka. Proses pembuatannya meliputi pengeringan ampas singkong selama dua hari, diikuti dengan penghalusan, pencampuran bahan pendukung, dan pencetakan menggunakan alat khusus. Produk ini memiliki keunggulan biodegradabilitas, terurai secara alami dalam waktu sekitar dua hingga tiga bulan, dengan masa simpan yang cukup lama, mencapai dua tahun. Dari sisi harga, bubble wrap ramah lingkungan ini dibanderol sekitar Rp15.000 untuk ukuran 40×10 meter, menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan terjangkau.
Kategori Lomba Poster:
Najwa Farisa Pradestiputri dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil keluar sebagai pemenang dalam kategori poster. Ia mengangkat tema krusial mengenai peran teknologi dalam mendukung ide bisnis kreatif, dengan judul yang menarik, “Kreativitas Tanpa Batas, Teknologi Tanpa Hambatan.” Najwa menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi bagi generasi muda yang ingin berbisnis namun belum tahu harus memulai dari mana. “Banyak anak muda ingin berbisnis tapi bingung mulai dari mana. Lewat teknologi seperti live streaming dan konten media sosial, peluang itu sebenarnya terbuka lebar,” tuturnya, memberikan semangat kepada para audiens untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada.
Kategori Esai:
Untuk kategori esai, Aurelia Vaniputra Madani dari Universitas Padjadjaran menjadi juaranya. Esainya yang berjudul “Profit, Privasi, dan Prinsip: Dilema Etika Entrepreneur Gen Z di Dunia Digital” mengangkat isu-isu etika yang dihadapi oleh para pengusaha muda di era digital. Aurelia mengajak pembaca untuk merenungkan bahwa tantangan dalam bisnis digital tidak hanya sebatas mencapai keuntungan finansial, tetapi juga bagaimana menjaga nilai-nilai etika, moralitas, dan kemanusiaan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
FESt 2025 menandai penyelenggaraan tahun keempat dari acara bergengsi ini. Surabaya sendiri telah menjadi tuan rumah bagi FESt hingga tiga kali, sebuah indikasi kuat akan besarnya antusiasme dan dukungan yang diterima dari kota ini terhadap dunia kewirausahaan generasi muda. Tingginya jumlah peserta dan kualitas ide-ide yang dipresentasikan semakin menegaskan bahwa masa depan kewirausahaan di Indonesia berada di tangan generasi muda yang penuh inovasi dan semangat.
