Strategi Jabar Tingkatkan Pendapatan Daerah Demi Kesejahteraan Masyarakat
Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara konsisten berupaya keras untuk mendongkrak pendapatan daerah dari berbagai sektor. Tujuannya jelas: memperkuat kapasitas fiskal agar dapat membiayai berbagai program pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Target ambisius telah dicanangkan, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2026 yang diproyeksikan mencapai Rp30,1 triliun. Angka ini bukan sekadar target nominal, melainkan sebuah komitmen untuk memastikan alokasi dana yang memadai bagi sektor-sektor prioritas.
Fokus Pembangunan: Kesehatan, Infrastruktur, Pendidikan, dan Kebutuhan Dasar
Besarnya anggaran yang ditargetkan akan difokuskan secara strategis untuk penguatan di berbagai lini krusial. Sektor kesehatan menjadi salah satu prioritas utama, memastikan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Jawa Barat. Pembangunan infrastruktur publik juga akan terus digenjot, mulai dari jalan, jembatan, hingga fasilitas transportasi yang mempermudah mobilitas dan aktivitas ekonomi.
Tak kalah penting, sektor pendidikan akan mendapatkan perhatian khusus. Peningkatan kualitas pendidikan, mulai dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi, serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, menjadi kunci untuk menghasilkan generasi penerus yang kompeten dan berdaya saing. Selain itu, ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan juga menjadi pilar penting dalam visi pembangunan ini. Terakhir, kebutuhan dasar masyarakat akan hunian yang layak juga tidak luput dari perhatian, mencerminkan komitmen Pemprov Jabar untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan manusiawi. Semua ini sejalan dengan misi yang diemban oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi.
Sinergi Antar OPD dan Pengelolaan Aset Strategis
Untuk mencapai target pendapatan yang signifikan, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat secara intensif berkoordinasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Langkah strategis disusun bersama untuk menentukan prioritas dalam penguatan sumber-sumber pendapatan daerah. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah diskusi mendalam dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat mengenai pengelolaan aset-aset strategis daerah.
Pembahasan ini mencakup peninjauan ulang skema kerja sama pengelolaan aset dengan badan usaha terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap aset daerah dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pendapatan daerah, baik melalui optimalisasi pemanfaatan maupun peningkatan nilai ekonomisnya.
Faktor Eksternal dan Adaptasi Kebijakan
Kepala Bapenda Jawa Barat, Asep Supriatna, mengakui bahwa terdapat sejumlah faktor eksternal yang memengaruhi upaya peningkatan pendapatan daerah. Salah satunya adalah perlambatan ekonomi global yang dampaknya turut dirasakan di tingkat daerah. Kondisi ini, menurutnya, mendorong pemerintah daerah untuk senantiasa adaptif dalam mencari solusi inovatif agar pendapatan daerah tetap optimal, bahkan di tengah tantangan ekonomi global.
Selain itu, Bapenda juga terus menjalin komunikasi yang erat dengan pemerintah pusat. Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan stimulus dan dana transfer yang proporsional, yang sangat krusial untuk mendukung pelaksanaan program-program pembangunan di Jawa Barat. Pembahasan dengan pemerintah pusat juga mencakup dinamika dana bagi hasil, mengingat adanya potensi penurunan sekitar Rp600 miliar per tahun. Penyesuaian strategi diperlukan untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak penurunan tersebut.
Evaluasi Kinerja dan Adaptasi Menghadapi Tantangan
Menyinggung mengenai realisasi pendapatan daerah pada tahun berjalan, Asep Supriatna menyatakan bahwa data masih terus dihimpun hingga akhir tahun anggaran 2025 berakhir. Seluruh capaian, termasuk evaluasi menyeluruh terhadap tantangan yang dihadapi selama tahun 2025, akan disampaikan secara transparan.
“Tahun ini ada banyak tantangan yang terjadi tidak hanya di Jawa Barat, hampir semua daerah menghadapinya,” ujar Asep. “Pemerintah daerah harus menyesuaikan kebijakan fiskal daerah dengan dinamika kebijakan nasional. Belum lagi situasi industri otomotif skala nasional yang juga penuh tantangan.”
Meskipun demikian, fokus utama Bapenda dan seluruh jajaran Pemprov Jabar tetap pada bagaimana beradaptasi dan mencari cara agar pendapatan daerah dapat dimaksimalkan di tahun-tahun mendatang. Kerjasama lintas OPD menjadi kunci utama, di mana setiap unit kerja menyadari bahwa kinerja yang mereka lakukan akan saling berkaitan, meskipun secara teknis pekerjaan memiliki jalur dan tanggung jawab masing-masing. Pemahaman kolektif ini akan menumbuhkan sinergi yang kuat demi tercapainya tujuan bersama.

















