Kegelisahan Suporter Persela Memuncak: Sorotan Tajam untuk Pemilik Saham Mayoritas
Kondisi Persela Lamongan yang tak kunjung menunjukkan kepastian telah memicu kegelisahan yang semakin mendalam di kalangan suporternya. Sorotan kini mengarah kepada Yuhronur Efendi, pemilik saham mayoritas klub yang juga menjabat sebagai penasehat Persela sekaligus Bupati Lamongan. Para pendukung setia tim berjuluk Laskar Joko Tingkir ini menilai bahwa peran dan langkah yang diambil oleh Yuhronur dalam situasi krusial ini terkesan lambat dan kurang responsif.
Persela Lamongan saat ini tengah menghadapi fase yang sangat sulit. Ketidakpastian ini semakin diperparah dengan mundurnya CEO mereka, Fariz Julinar Maurisal. Hingga kini, posisi CEO belum terisi, arah strategis tim belum jelas, dan kabar hengkangnya sejumlah pemain kunci mulai menjadi kenyataan yang pahit. Di tengah situasi genting ini, publik, khususnya para suporter, sangat berharap adanya langkah cepat, tegas, dan terukur dari sosok yang dianggap memiliki kendali terbesar di tubuh Persela Lamongan.
Suara Kekecewaan Melalui Media Sosial
Kekecewaan suporter salah satunya disuarakan dengan lantang melalui akun Instagram @harianpersela, yang belakangan ini menjadi corong utama dalam menyampaikan keresahan para pendukung. Dalam berbagai unggahannya, akun tersebut secara terbuka mempertanyakan janji dan gebrakan yang sebelumnya telah disampaikan oleh pihak pemilik saham mayoritas.
Sebuah unggahan yang cukup menohok menyatakan, “Terlalu jauh yang saya bayangkan, dan sedari awal yang saya takutkan. Kepada pemilik saham mayoritas Yuhronur, gebrakan apa yang sebenarnya disiapkan? Sejak kemarin dijanjikan pengisian kekosongan kepengurusan dan koordinasi untuk menentukan langkah ke depan, namun hingga hari ini hasilnya nol besar.” Ungkapan ini merefleksikan kekecewaan mendalam terhadap minimnya tindakan nyata yang terlihat.
Eksodus Pemain dan Ketidakpastian Masa Depan
Unggahan tersebut juga secara spesifik menyinggung rumor mengenai eksodus pemain yang kini mulai terbukti kebenarannya. Wawan Fenriyanto dan Oktivia Chanigio, dua nama yang sebelumnya menjadi bagian penting dari skuad Persela, kini secara resmi telah berpindah ke klub lain, yaitu PSIS Semarang. Kabar ini tentu saja menambah daftar kekhawatiran para suporter.
Lebih lanjut, beberapa pemain lain juga dikabarkan akan mengikuti jejak serupa, yaitu pindah ke PSIS Semarang. Keputusan para pemain untuk meninggalkan Persela ini dilaporkan disebabkan oleh ketidakpastian masa depan tim yang semakin menggantung. Situasi ini semakin memperkuat kekhawatiran suporter bahwa Persela berpotensi semakin terpuruk jika tidak segera ada kepastian yang jelas dan langkah konkret untuk menahannya.
“Rumor eksodus pemain bahkan benar-benar terjadi. Setidaknya keluarkan pernyataan resmi untuk menenangkan suporter, jangan terus memilih diam,” tegas unggahan tersebut, menyuarakan tuntutan akan komunikasi yang lebih baik dari manajemen.
Harapan Besar untuk Langkah Nyata
Bagi suporter Persela, kehadiran Yuhronur Efendi tidak hanya dipandang sebagai seorang pejabat publik, tetapi juga sebagai figur penting yang memiliki tanggung jawab moral dan emosional terhadap keberlangsungan klub kebanggaan masyarakat Lamongan. Harapan besar disematkan agar ada langkah nyata yang bisa ditunjukkan, bukan sekadar janji-janji manis atau wacana yang tak berujung.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan baik dari pihak Yuhronur Efendi maupun manajemen Persela terkait situasi terkini klub. Sikap diam ini justru dinilai semakin memperkeruh suasana dan memicu berbagai spekulasi negatif di kalangan suporter. Para pendukung setia berharap, dalam waktu dekat, akan ada kejelasan arah tim dan komitmen yang ditunjukkan secara terbuka kepada publik.
Bagi mereka, Persela bukan sekadar sebuah klub sepak bola biasa. Persela adalah identitas, kebanggaan, dan bagian tak terpisahkan dari sejarah serta budaya masyarakat Lamongan yang perlu dijaga bersama. Tanpa adanya langkah cepat, komunikasi yang transparan, dan komitmen yang jelas, kepercayaan publik terhadap pengelolaan klub dikhawatirkan akan terus terkikis, meninggalkan luka yang dalam bagi para suporter setia.

















