No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Login
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
No Result
View All Result
Home Ekonomi Bisnis

Jastip: Dari Hobi ke Cuan, Jalan Penghasilan Baru

Erwin by Erwin
18 Desember 2025 - 02:25
in Bisnis
0

Di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang semakin padat dan tuntutan ekonomi yang terus meningkat, sebuah fenomena kerja baru kian marak bermunculasi: jasa titip atau yang akrab disapa jastip. Fenomena ini bukan lahir dari perencanaan bisnis yang matang, melainkan tumbuh organik dari kebiasaan sehari-hari yang sederhana, berkembang seiring waktu hingga menemukan momentumnya sendiri. Apa yang awalnya hanya sekadar kebiasaan bepergian, konten media sosial yang tak sengaja viral, atau permintaan informal “titip dong” dari teman, kini telah bertransformasi menjadi ladang penghasilan yang menjanjikan bagi sebagian orang. Jastip telah berevolusi dari sekadar membantu teman membawakan barang saat bepergian, menjadi solusi praktis bagi masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari produk luar negeri yang eksklusif hingga produk lokal yang sulit dijangkau. Pertumbuhan pesat jastip ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, peran media sosial yang semakin dominan, serta preferensi konsumen yang kian mengutamakan kemudahan dan kepraktisan. Mulai dari pakaian, aksesori gaya hidup, hingga kuliner khas daerah, jastip berperan sebagai jembatan yang efektif antara permintaan pasar dan ketersediaan barang.

Berawal dari Hobi, Berkembang Menjadi Peluang Bisnis

Bagi Raka (27), jastip tidak pernah dirancang sebagai sebuah bisnis sejak awal. Perjalanan awalnya bermula dari kecintaannya pribadi untuk menjelajahi berbagai kota di luar negeri, menikmati pengalaman baru, sekaligus berburu barang-barang unik yang tidak selalu tersedia di Indonesia. Dari kegemaran inilah, perlahan permintaan titipan barang mulai berdatangan, awalnya hanya dari lingkaran pertemanannya sendiri. Permintaan yang semula bersifat kecil dan informal, lambat laun mulai berkembang menjadi lebih besar. Dari sekadar bantuan membawakan barang untuk teman, jastip mulai bertransformasi menjadi pesanan rutin yang membutuhkan perhitungan dan manajemen yang lebih serius.

Pada titik inilah, Raka mulai menyadari bahwa jastip bukan hanya sekadar sebuah bantuan, melainkan sebuah peluang bisnis yang potensial.

“Saya mulai jastip sekitar awal 2021. Awalnya karena memang suka jalan-jalan ke luar negeri. Dari situ teman-teman mulai nitip barang, dari situ kepikiran, kenapa nggak sekalian dibikin lebih serius,” ungkapnya.

Dari Aktivitas Sampingan Menjadi Sumber Penghasilan Utama

Seiring berjalannya waktu, jumlah pesanan yang masuk ke Raka terus mengalami peningkatan yang signifikan. Aktivitas yang awalnya hanya untuk mengisi waktu luang, kini mulai menuntut perhatian dan dedikasi yang lebih besar. Raka harus serius dalam menghitung modal, mengatur jadwal belanja, hingga menjaga komunikasi yang baik dengan para pelanggannya.

Baca Juga  Mazda2 2016 Bekas: JDM Impian Harga Ramah Kantong

“Awalnya murni sampingan. Tapi lama-lama peminatnya makin banyak, pesanan rutin, akhirnya jadi salah satu sumber penghasilan utama,” tuturnya.

Transformasi ini tentu tidak selalu berjalan mulus. Jastip bukan sekadar aktivitas membeli barang lalu menyerahkannya kepada pelanggan. Ada tanggung jawab besar, kepercayaan yang harus dijaga, dan berbagai risiko yang harus siap ditanggung oleh seorang jastiper. Raka juga harus cermat dalam memilih jenis barang yang tepat untuk dijadikan titipan. Tidak semua barang cocok untuk jasa titip, terutama jika mempertimbangkan faktor ukuran, potensi kerusakan saat pengiriman, serta tren pasar yang dinamis.

“Paling banyak pakaian, terutama brand yang modelnya beda atau enggak masuk Indonesia. Selain itu barang lifestyle kayak tas, sepatu, dan kadang kosmetik,” jelasnya.

Puluhan Pesanan dalam Satu Perjalanan: Potensi dan Tantangan

Dalam satu kali perjalanan ke luar negeri, Raka mengaku bisa membawa puluhan pesanan sekaligus. Jumlah ini sangat bergantung pada momentum yang ada, terutama jika ada perilisan koleksi baru atau tren tertentu yang sedang diminati.

“Kalau lagi ramai, bisa 10 sampai 15 pesanan, karena aku juga ngebatasin. Tapi itu tergantung musim juga dan rilis barang. Kalau ada koleksi baru, biasanya langsung membludak,” ujarnya.

Volume pesanan yang besar tentu berbanding lurus dengan potensi penghasilan yang bisa didapatkan. Namun, di sisi lain, beban kerja dan risiko yang dihadapi juga turut meningkat. Kesalahan kecil dalam pemesanan atau pengiriman dapat berujung pada komplain besar dari pelanggan. Meski demikian, secara ekonomi, jastip memberikan Raka ruang gerak finansial yang cukup memadai.

“Kalau dihitung bersih, jastip bisa nutup kebutuhan bulanan. Emang nggak selalu stabil, tapi di bulan tertentu bisa lebih besar dari gaji kerja kantoran,” tuturnya.

Mengelola Risiko: Kunci Keberhasilan Jastip

Di balik keuntungan yang menggiurkan, Raka menegaskan bahwa jastip bukanlah tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar yang sering dihadapi adalah masalah permodalan awal dan kepercayaan dari para pelanggan.

Baca Juga  SRIBUFEST 2025: Sribu Dorong Freelancer Berkembang

“Banyak barang harus dibayar dulu, sementara pembeli belum tentu transfer penuh. Selain itu, ngatur waktu belanja, update pelanggan, dan pengiriman itu capek,” ungkapnya.

Pengalaman pahit pun pernah ia alami, terutama di masa-masa awal merintis bisnis jastip ini.

“Ada yang batal sepihak. Sekarang saya pakai sistem DP dan lebih selektif terima pesanan,” kata dia.

Dari berbagai pengalaman tersebut, Raka belajar bahwa jastip bukan sekadar aktivitas berbelanja, melainkan juga membutuhkan kemampuan manajemen risiko yang baik.

Berawal dari Konten Viral di Media Sosial

Berbeda dengan Raka yang memulai dari hobi bepergian, Fristo menemukan jalannya di dunia jastip melalui media sosial. Sebuah konten yang viral menjadi titik balik yang tak pernah ia rencanakan sebelumnya.

“Awal mulanya kan dari salah satu konten aku yang FYP (for you page) Rp 2,1 juta. Lalu ada beberapa orang yang komen dan DM (direct message), tadinya iseng aja,” kenang Fristo.

Dari sekadar iseng, Fristo mulai belajar menjadi seorang jastiper secara otodidak. Ia menyusun sistem penentuan harga, alur penjemputan barang, hingga mulai mengenal berbagai vendor makanan yang paling sering dipesan oleh pelanggannya.

“Aku mulai belajar jadi jastiper, mulai dari nentuin harga sistem penjemputannya bagaimana dan mulai kenalan sama semua vendor yang paling sering di pesan,” jelasnya.

Dari Tiga Pesanan Menjadi Belasan Order dalam Sehari

Pertumbuhan pesanan yang diterima Fristo terjadi dengan relatif cepat. Dalam kurun waktu yang singkat, jumlah order yang masuk mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

“Awal-awal aku cuma terima tiga orderan, tapi pernah tertinggi itu sampai 17 orderan,” katanya.

Berbeda dengan jasa titip barang dari luar negeri, jastip yang dijalankan Fristo sepenuhnya berfokus pada kuliner. Jajanan khas dari daerah Puncak menjadi daya tarik utama bagi para pelanggannya.

“Full makanan semua, mulai dari sate Maranggi Sari Asih, Sate Kambing, Okeke, Gemblong Bu Juju, Duren Goreng Pasundan sampai Chocomory,” sebutnya.

Menariknya, sejak awal Fristo memulai usahanya, para pelanggannya bukan berasal dari lingkaran pertemanan.

Baca Juga  8 Mobil Bekas 2026: Pilihan Cerdas Pemula & Keluarga

“Dari awal, pelanggan aku stranger semua,” ungkapnya.

Penghasilan Tambahan yang Signifikan

Melalui jasa titip yang ia tekuni, jastip perlahan-lahan menjadi sumber penghasilan tambahan yang cukup signifikan bagi Fristo. Perjalanan yang awalnya hanya berangkat untuk memenuhi kebutuhan pribadi, justru membuka peluang ekonomi yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

“Untuk penghasilannya perminggu alhamdulillah banget deh, Sangat diluar ekspektasi. Untuk nominalnya aku rahasiain tapi sangat cukup buat aku,” ujar Fristo.

Respons positif juga datang dari keluarganya. Aktivitas jastip yang menuntut mobilitas tinggi dan jarak perjalanan yang jauh sempat menimbulkan kekhawatiran di awal. Namun, seiring berjalannya waktu, kekhawatiran itu perlahan berubah menjadi dukungan penuh setelah melihat manfaat ekonomi yang diperoleh.

“Dari keluarga juga seneng dan mendukung aja, apalagi pas tahu nominal yang kita dapat. Ya asal tetap jaga kesehatan dan keselamatan karena jaraknya tuh jauh banget dan harus PP,” ujarnya.

Kepraktisan Menjadi Alasan Utama Pengguna Jastip

Bagi Rina (29), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, jasa titip mulai terasa sangat relevan ketika tuntutan pekerjaan membuat waktu luangnya semakin terbatas. Aktivitas harian yang padat membuatnya sangat sulit untuk meluangkan waktu khusus untuk berbelanja sendiri.

“Saya mulai pakai jastip sekitar dua tahun lalu. Awalnya tahu dari Instagram, lihat teman repost jastiper yang sering ke luar kota atau ke mal tertentu. Dari situ coba-coba,” ujarnya.

Berbelanja secara langsung, menurutnya, kerap kali menyita waktu yang jauh lebih banyak. Perjalanan menuju lokasi tujuan, kondisi pusat perbelanjaan yang ramai, hingga proses mengantre di kasir menjadi rangkaian aktivitas yang harus diperhitungkan dengan matang di tengah jadwal kerja yang sangat ketat.

Sedikit berbeda dengan Rina, Aditya (25) melihat layanan jastip sebagai sebuah pintu akses yang sangat berharga terhadap berbagai barang-barang yang sulit diperoleh di dalam negeri. Ia mengaku mulai menggunakan jasa titip karena ketertarikannya pada produk-produk asal Jepang yang kerap ia temui di lini masa media sosial.

“Awalnya tahu dari Twitter dan Instagram, banyak akun jastip Jepang yang sering update barang-barang UNIQLO atau snack yang cuma ada di sana,” kata dia.

Editor: Riko A Saputra

Erwin

Erwin

Baca Juga

Bisnis

L’Eminence Golf & Resort Lembang: Bintang Lima Pertama Bandung Barat Resmi Dibuka

30 Desember 2025 - 04:26
Bisnis

8 Mobil Bekas 2026: Pilihan Cerdas Pemula & Keluarga

29 Desember 2025 - 20:18
Bisnis

Mobil Pensiun 2025: Daftar Lengkap

29 Desember 2025 - 19:15
Bisnis

KKP Percepat Ekspor Udang dengan Scanner Radioaktif Baru

29 Desember 2025 - 14:46
Bisnis

Fortuner Akhir Tahun: Diskon Rp45 Juta, Peluang Emas SUV Premium

29 Desember 2025 - 04:13
Bisnis

SUV Bekas 40-60 Juta: Empat Pilihan Akhir Tahun

28 Desember 2025 - 18:42
  • Trending
  • Comments
  • Latest

FIFA Batal, Malaysia Terancam Sanksi AFC

24 Desember 2025 - 04:09

Jadwal Libur Nasional 2026: 1 & 2 Januari Merah & Cuti?

26 Desember 2025 - 11:51

Husein Sastranegara Buka Lagi: Semarang-Bandung Terhubung Langsung

26 Desember 2025 - 03:35

Tabel KUR BRI 2025: Cicilan Rp 1 Jutaan untuk Pinjaman 100 Juta

20 Desember 2025 - 17:58

Daftar Lengkap Ore The Forge Roblox: Statistik Iron hingga Darkryte Desember 2025!

17 Desember 2025 - 21:47

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19

Romo Mudji Sutrisno Wafat di Usia 71: Sakit dan Perawatan di RS Carolus

30 Desember 2025 - 23:06

Pilihan Redaksi

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 batampena.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature

Copyright © 2025 batampena.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In