Proyek Monorel yang Terbengkalai dan Harapan Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa proyek pembangunan monorel yang dimulai sejak tahun 2002 hingga kini masih terbengkalai. Ia mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena proyek ini belum juga selesai. Menurutnya, saat itu ia mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri meninjau pembangunan monorel, namun hingga hari ini, proyek tersebut belum juga tuntas.
Pramono berharap agar pembangunan moda transportasi berbasis rel tersebut segera dilanjutkan dan diselesaikan. Ia juga menyatakan keinginannya untuk melanjutkan pekerjaan yang telah dirintis oleh gubernur-gubernur sebelumnya. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa pembangunan RS Sumber Waras akan segera dimulai kembali. Ia mengapresiasi aparat penegak hukum, terutama Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang mendukung program pembangunan rumah sakit tersebut.
“Dulu kasus monorel dan RS Sumber Waras ini menghebohkan. Kami ingin menyelesaikan pembangunan kedua proyek ini,” ujar Pramono. Meski begitu, ia menekankan bahwa pembangunan Jakarta tidak bisa dilakukan seorang diri, melainkan membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. “Membangun Jakarta tidak bisa sendirian, kemitraan menjadi kunci,” tegasnya.
Peninjauan Proyek RS Sumber Waras
Pada Senin (27/10/2025), Pramono berencana meninjau proyek pembangunan RS Sumber Waras. Ia akan meninjau jalan yang tidak rata di Penjaringan dan RS Sumber Waras. Sebelumnya, Pramono menargetkan pembersihan tiang monorel yang mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan hingga Jalan Asia Afrika bisa selesai pada 2026. Dirinya sudah berdiskusi dengan pihak PT Adhi Karya, di mana pembersihan tiang monorel mangkrak itu akan dimulai pada Januari 2026.
“Untuk monorel, tentunya kami sudah berbicara dengan Adhi Karya, tetapi nanti apa hasil pembicaraannya, silakan tanyakan kepada Adhi Karya. Tetapi, kami sudah merencanakan. Mudah-mudahan Januari segera bisa kita mulai dan tahun 2026 bisa selesai,” ujarnya. Apabila tiang-tiang tersebut sudah dibersihkan, dia berharap Jakarta, terutama daerah Rasuna Said bisa menjadi lebih baik dan rapi.
Atas tekadnya tersebut, Pramono pun menempuh berbagai cara untuk membersihkan tiang monorel yang dinilainya mengganggu keindahan ibu kota. Salah satunya adalah dengan datang dan berkonsultasi dengan Kejaksaan Tinggi Jakarta hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Perhatian pada Daerah Lain di Jakarta
Lebih lanjut, Pramono juga menegaskan bahwa ia tak hanya akan merapikan kawasan Jakarta Pusat saja. Daerah-daerah lain di Jakarta juga akan ia perhatikan secara merata. “Sekarang di daerah-daerah, kalau dilihat termasuk ketika tadi datang ke tempat ini (Jakarta Timur), kolong-kolong jalan tol, kemudian di bawahnya, saya sudah minta untuk dilakukan perbaikan, termasuk dibuatkan grafiti, mural, taman-taman yang ada,” jelas Pramono.
Dalam waktu dekat, lanjut Pramono, dirinya akan banyak meresmikan taman-taman kecil sebagai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). “Memang tidak luas, tetapi sangat berguna bagi masyarakat seperti Taman Bugar yang beberapa waktu lalu kami resmikan,” katanya.
Langkah-Langkah yang Dilakukan untuk Membangun Jakarta
Pramono mengungkapkan bahwa ia tidak hanya fokus pada proyek-proyek besar seperti monorel dan RS Sumber Waras, tetapi juga pada perbaikan infrastruktur kecil yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan berbagai proyek pembangunan.
Ia juga menyampaikan rencana untuk melakukan pembersihan dan perbaikan di berbagai titik kota, termasuk area-area yang selama ini diabaikan. Dengan langkah-langkah ini, Pramono berharap Jakarta dapat menjadi kota yang lebih indah, rapi, dan nyaman untuk semua warga.

















