Penurunan Status Gunung Lewotobi Laki-laki ke Level Siaga: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Keselamatan
Gunung Api Lewotobi Laki-laki yang berlokasi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, telah mengalami penurunan status aktivitas vulkaniknya. Dari sebelumnya berada pada Level IV (Awas), kini gunung ini turun ke Level III (Siaga). Keputusan ini diambil berdasarkan analisis mendalam terhadap data visual dan instrumental yang menunjukkan tren penurunan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Gunung yang memiliki ketinggian 1584 meter di atas permukaan laut ini, dengan posisi geografis di Latitude -8.5389°LU dan Longitude 122.7682°BT, telah menunjukkan perubahan pola aktivitasnya selama periode pengamatan dari 1 Desember hingga 7 Desember 2025. Penurunan status ini mencerminkan adanya pergeseran dinamika internal gunung api yang tidak lagi mengindikasikan potensi erupsi besar dalam waktu dekat.
Evaluasi Aktivitas Vulkanik: Dari Tremor Hingga Gempa Vulkanik
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef S Mboro, melaporkan kondisi gunung dalam periode 6 jam terakhir, dari pukul 00.00 hingga 06.00 Wita pada Rabu (17/12/2025). Secara visual, gunung api dilaporkan tertutup kabut dengan intensitas ringan hingga sedang. Asap kawah tidak teramati. Kondisi cuaca cerah hingga berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat daya. Suhu udara tercatat berkisar antara 21-23°C.
Sementara itu, pengamatan kegempaan memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai aktivitas internal gunung:
- Tremor Non-Harmonik: Tercatat sebanyak 3 kali dengan amplitudo antara 2.2-5.9 mm dan durasi gempa berkisar antara 66-84 detik. Tren penurunan pada tremor non-harmonik ini mengindikasikan suplai magma yang sebelumnya aktif kini lebih banyak mengisi rekahan di kedalaman dangkal dengan laju yang melambat.
- Gempa Vulkanik Dalam: Terjadi 1 kali gempa dengan amplitudo 2.9 mm, S-P 2.5 detik, dan lama gempa 16 detik. Penurunan signifikan pada gempa vulkanik dalam selama dua minggu terakhir, namun tidak diikuti pelepasan energi selama tiga pekan terakhir, menunjukkan adanya hambatan pada saluran magma (conduit) atau berkurangnya suplai magma baru.
- Gempa Tektonik Lokal: Tercatat 3 kali gempa dengan amplitudo 2.2-5.1 mm, S-P 7.6-8.8 detik, dan lama gempa 21-32 detik. Aktivitas tektonik lokal dan jauh yang masih fluktuatif tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas vulkanik.
Meskipun ada sedikit peningkatan pada gempa embusan, hal ini diinterpretasikan sebagai pelepasan tekanan gas dari lapisan dangkal, bukan sebagai indikasi peningkatan menuju erupsi. Peningkatan gempa tremor harmonik dan gempa frekuensi rendah justru menggambarkan pergerakan fluida di kedalaman, bukan migrasi magma yang kuat ke permukaan. Tidak terekamnya gempa vulkanik dangkal juga memperkuat analisis bahwa tidak ada tekanan signifikan pada zona dangkal yang biasanya memicu erupsi.
Analisis Mendalam oleh Badan Geologi
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi, Lana Saria, menjelaskan bahwa penurunan status dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga) pada Senin (8/12/2025) didasarkan pada analisis komprehensif. Data visual menunjukkan berkurangnya intensitas aktivitas permukaan, sementara gempa guguran yang masih fluktuatif lebih mengindikasikan proses penyesuaian material di lereng menuju kestabilan.
Lebih lanjut, data deformasi dari tiltmeter dan GNSS menunjukkan tren penurunan sejak Oktober hingga awal Desember 2025. Hal ini menandakan tidak adanya tekanan magmatik baru di dalam tubuh gunung. Secara keseluruhan, parameter visual, seismik, dan deformasi menggambarkan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam fase penurunan jangka pendek. Tidak terlihat indikasi kuat adanya dorongan magma baru yang berpotensi memicu erupsi besar dalam waktu dekat.
Rekomendasi Keselamatan bagi Masyarakat
Meskipun status aktivitas gunung telah diturunkan, kewaspadaan tetap diperlukan. Badan Geologi mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki:
- Larangan Aktivitas dalam Radius 6 Km: Masyarakat dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
- Tetap Tenang dan Ikuti Arahan: Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari pemerintah daerah, dan tidak mudah percaya pada isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
- Waspada Banjir Lahar: Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung, terutama di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote, perlu mewaspadai potensi banjir lahar hujan. Bahaya ini meningkat jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung.
- Penggunaan Masker: Bagi masyarakat yang terdampak hujan abu vulkanik, dianjurkan untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna melindungi sistem pernapasan dari abu vulkanik.
- Koordinasi Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.
- Informasi Berkala: PVMBG akan terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan satuan pelaksana penanggulangan bencana setempat untuk memberikan informasi terkini mengenai aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.
Untuk informasi lebih lanjut dan pembaruan status, masyarakat dapat menghubungi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di nomor telepon 022-7272606. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam.

















