Diego Mauricio: Membedah Julukan “Drogbinha” Sang Penyerang Haus Gol Persebaya Surabaya
Persebaya Surabaya tampaknya telah menemukan permata baru di lini serang mereka. Sosok Diego Mauricio, yang kini akrab disapa “Drogbinha”, mulai menunjukkan taringnya dan membuktikan bahwa julukan tersebut bukan sekadar pemanis bibir. Julukan ini lahir bukan tanpa alasan, melainkan cerminan dari gaya bermain, karakter, serta dampak nyata yang ia berikan bagi “Green Force”.
Kesempatan menjadi starter untuk pertama kalinya di musim ini melawan pemuncak klasemen sementara, Borneo FC, langsung dimanfaatkan Diego dengan performa solid. Meskipun Persebaya Surabaya tampil pincang tanpa sejumlah pemain kunci, kehadiran Diego berhasil membuat permainan tim menjadi lebih hidup dan berani menekan. Laga yang berakhir imbang 2-2 ini menjadi saksi bisu bagaimana seorang Diego Mauricio mampu menjadi pembeda di tengah situasi sulit.
Performa Menawan di Laga Krusial
Dalam pertandingan tersebut, Persebaya Surabaya secara statistik tampil dominan dengan delapan tembakan tepat sasaran, berbanding empat tembakan dari Borneo FC. Menariknya, salah satu gol Borneo FC tercipta bukan dari skema permainan yang matang, melainkan akibat kesalahan antisipasi dari Leo Lelis terhadap umpan silang yang berujung gol bunuh diri.
Namun, sorotan utama tetap tertuju pada pergerakan Diego Mauricio di lini depan. Ia secara aktif membuka ruang, berani berduel dengan bek lawan, dan konsisten memberikan tekanan sejak area pertahanan lawan. Asisten Pelatih Persebaya Surabaya, Shin Sang-gyu, memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi Diego yang dinilainya jauh melampaui sekadar mencetak gol.
Kredit Khusus dari Tim Pelatih
“Diego adalah pemain yang berpengalaman. Kami sudah tahu kualitasnya, terutama pergerakannya yang tajam di dalam kotak penalti. Ia juga berkontribusi dalam proses terjadinya gol,” puji Shin Sang-gyu.
Pergerakan tanpa bola yang cerdas dari Diego membuka lebih banyak ruang bagi para winger dan gelandang Persebaya untuk melancarkan serangan. Pola ini berhasil menciptakan banyak peluang berbahaya, meskipun efektivitas penyelesaian akhir masih menjadi area yang perlu ditingkatkan.
Salah satu keunggulan Diego yang jarang dimiliki oleh striker Persebaya Surabaya musim ini adalah kemampuannya dalam duel udara. Karakteristik ini secara otomatis mengingatkan banyak pihak pada sosok legenda Pantai Gading, Didier Drogba, yang dikenal dengan kekuatan, agresivitas, dan ketajamannya di depan gawang.
Lahirnya Julukan “Drogbinha”
Dari sinilah julukan “Drogbinha” mulai melekat pada Diego Mauricio. Gaya bermainnya dinilai sebagai miniatur dari Didier Drogba, namun dengan sentuhan khas Amerika Latin yang lebih cair dan fleksibel. Shin Sang-gyu sendiri meyakini bahwa performa gemilang tersebut baru merupakan permulaan dari potensi besar yang dimiliki Diego bersama Persebaya Surabaya.
“Dengan performa tadi malam, Coach Shin yakin Diego akan lebih baik lagi dalam pertandingan ke depan. Terutama saat melawan Persijap Minggu nanti,” ujar sang asisten pelatih dengan penuh optimisme.
Motivasi Tinggi dan Rasa “Lapar”
Faktor lain yang menjadi sorotan utama tim pelatih adalah motivasi tinggi Diego. Rasa lapar untuk membuktikan diri dinilai menjadi bahan bakar terbesarnya di lapangan hijau.
“Kami memang mengharapkan kontribusi seperti itu. Diego juga menunjukkan bahwa dia lapar dan termotivasi. Ketika pemain memiliki rasa lapar, mereka akan berusaha semaksimal mungkin di pertandingan,” tegas Coach Shin.
Profil Lengkap Diego Mauricio
Diego Maurício Machado de Brito lahir di Rio de Janeiro, Brasil, pada 25 Juni 1991. Penyerang berusia 34 tahun ini memiliki tinggi badan 1,83 meter dan berposisi utama sebagai penyerang tengah (centre forward).
Fleksibilitas taktik menjadi salah satu keunggulannya, karena Diego juga mampu bermain sebagai winger di sisi kiri maupun kanan. Kemampuan adaptasi ini sangat cocok dengan kebutuhan taktik dinamis yang diterapkan Persebaya Surabaya.
Diego secara resmi bergabung dengan Persebaya Surabaya pada 22 Agustus 2025. Nilai pasar sang pemain saat ini diperkirakan mencapai Rp 3,91 miliar, sebuah angka yang mencerminkan statusnya sebagai striker berpengalaman.
Sepanjang karier profesionalnya, Diego telah mencatatkan 317 pertandingan. Dari jumlah tersebut, ia berhasil mengoleksi 91 gol dan 39 assist dengan total menit bermain mencapai 17.380 menit.
Catatan disiplin Diego tergolong baik untuk pemain dengan tipe permainan agresif. Ia hanya mengoleksi 28 kartu kuning, dua kartu kuning kedua, dan satu kartu merah langsung sepanjang kariernya.
Musim ini bersama Persebaya Surabaya, Diego telah tampil dalam empat pertandingan, dengan total menit bermain baru mencapai 102 menit. Meskipun demikian, dampaknya sudah terasa signifikan.
Statistik menunjukkan Diego mencatatkan expected goals sebesar 0,29. Ia melepaskan dua total attempts, mencatat akurasi umpan 85 persen, satu keypass, dan dua kali dilanggar. Angka-angka ini mungkin belum begitu mencolok di atas kertas, namun kontribusinya dalam membangun serangan dan membuka ruang menjadi nilai tak tergantikan bagi tim.
Kini, Persebaya Surabaya memiliki sosok striker yang bukan hanya menunggu bola datang. Diego hadir sebagai pemantul serangan, pemecah konsentrasi pertahanan lawan, dan pemicu keberanian bagi rekan-rekan setimnya. Julukan “Drogbinha” pun terasa semakin relevan dengan performa yang ia tunjukkan. Bukan sekadar haus gol, Diego Mauricio juga haus akan pengaruh dan peran besar dalam setiap pertandingan yang dilakoni Persebaya Surabaya.

















