Dosen UIM Buka Suara Usai Viral Meludahi Kasir, Akui Reputasi Hancur dalam Sekejap
Amal Said, seorang dosen di Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM), akhirnya angkat bicara setelah aksinya yang tidak terpuji, yakni meludahi seorang kasir di sebuah swalayan, menjadi viral di media sosial dan menuai kecaman luas. Peristiwa yang terekam kamera dan beredar cepat di jagat maya ini, menurut Amal, telah menghancurkan reputasi yang telah ia bangun dengan susah payah selama puluhan tahun. Ia mengungkapkan kekhawatiran mendalam mengenai masa depan kariernya sebagai dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kini terancam di ujung tanduk.
“Sekarang ini sudah rusak nama saya, bahkan mungkin juga berakibat ke tempat kerja saya ini. Rusak sekali saya ini. Satu detik saya berbuat itu, 33 tahun saya pegawai, mengajar, ribuan mahasiswa saya selesaikan, masa sedetik itu rusak segalanya, tidak sebanding,” ujar Amal dengan nada penuh penyesalan. Dampak dari insiden ini terasa begitu besar, tidak hanya bagi citra pribadinya tetapi juga bagi profesionalismenya sebagai seorang aparatur sipil negara.
Di tengah proses hukum yang kini sedang berjalan, Amal Said menyatakan harapannya agar perkara ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak berlarut-larut. Ia juga secara khusus meminta agar kasir wanita yang menjadi korban dalam insiden tersebut, yang diketahui berinisial N (21), bersedia mengakui adanya kekhilafan dari pihaknya. Hal ini, menurut Amal, akan membuka jalan bagi kedua belah pihak untuk saling memahami dan mencapai penyelesaian yang damai.
“Harapan saya, orang itu juga harus sadar, mengakui juga dirinya punya kekhilafan, kita kan manusia bisa saling khilaf dalam kondisi tertentu. Saya tidak mau kasi panjang masalah, kalau bisa diselesaikan baik-baik saja, dosa-dosa saya tanggung sendiri,” tuturnya.
Kronologi Versi Amal Said: Dari Antrean Hingga Pemicu Emosi
Amal Said menegaskan bahwa niat awalnya saat mendatangi swalayan tersebut adalah untuk berbelanja cemilan dan ia sama sekali tidak berniat menyerobot antrean. Ia mengaku telah mengambil barang belanjaannya dan kemudian turun ke area kasir untuk mengantre seperti pelanggan lainnya.
“Awalnya memang saya singgah untuk membeli cemilan, setelah saya ambil belanjaan, turunlah saya ke kasir, saya antre disitu, saya sama sekali tidak menyerobot, saya ikut antrean,” jelasnya.
Ia melanjutkan penjelasannya dengan menyatakan bahwa saat sedang mengantre, ia mengamati ada kasir lain yang antreannya sudah kosong. Karena itu, ia berinisiatif untuk berpindah ke kasir tersebut dengan harapan dapat mempercepat proses transaksinya, terutama karena masih ada pelanggan lain di belakangnya.
“Saya liat ada kasir yang sudah kosong antreannya, jadi maksud saya supaya lebih ringkas apalagi masih ada orang dibelakang saya, akhirnya saya kesebelah ke kasir yang sudah kosong antreannya,” terangnya.
Namun, situasi kemudian berubah menjadi tegang ketika Amal merasa ditegur oleh kasir berinisial N dengan cara yang menurutnya kurang menghargai, terutama mengingat statusnya sebagai orang yang lebih tua. Amal merasa martabatnya telah dilecehkan, terlebih lagi dengan latar belakang budaya Bugis-Makassar yang sangat menjunjung tinggi rasa hormat.
“Setelah saya ditegur itu saya merasa dilecehkan, merasa dihina, saya ini orang tua, masa saya diperlakukan seperti itu. Kalau orang Bugis-Makassar diperbuat begitu kayak seperti tidak hargai, dihinakan, begitu saya rasakan saat itu,” ungkapnya.
Perasaan tersinggung dan terhina inilah yang kemudian memicu reaksi spontan dan emosional dari Amal. Ia mengakui sepenuhnya bahwa tindakannya meludahi kasir adalah perbuatan yang tidak pantas dan sangat ia sesalkan.
Secara terbuka, Amal Said menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas insiden yang terjadi di swalayan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, pada hari Kamis, 25 Desember 2025. Ia menyadari betul bahwa perbuatannya telah mencoreng citra seorang pendidik yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat, khususnya para mahasiswanya.
“Saya salah. Itu perbuatan spontan karena emosi,” tutup Amal dengan nada yang menunjukkan penyesalan mendalam.
Kronologi Viral yang Beredar Luas
Sebelumnya, rekaman video yang memperlihatkan aksi tidak terpuji tersebut telah viral di berbagai platform media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria yang diduga sebagai Amal Said, mengenakan kaos hitam berlengan panjang dan berkacamata, tampak memotong antrean di salah satu kasir swalayan. Setelah terlibat dalam percakapan singkat, pria tersebut kemudian terlihat meludah ke arah seorang pegawai wanita yang mengenakan seragam biru dan kerudung putih.
Identitas pria dalam video tersebut kemudian dipastikan sebagai AS, dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM). Rektor UIM, Prof. Dr. Muammar Bakry, telah membenarkan identitas tersebut dan menyatakan keprihatinan mendalam atas tindakan AS.
“Perbuatan tersebut tidak mencerminkan nilai kemanusiaan,” tegas Rektor Muammar, seraya menambahkan bahwa pihak kampus akan segera melakukan klarifikasi internal dan menjatuhkan sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perlu diketahui, AS merupakan dosen yang berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang diperbantukan di UIM. Pihak universitas akan membahas lebih lanjut prosedur terkait status kepegawaiannya di tengah kasus ini.
Sementara itu, korban dalam insiden ini, pegawai swalayan berinisial N (21), telah resmi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tamalanrea. Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Sangkala, membenarkan adanya laporan terkait dugaan penghinaan dan menyatakan bahwa proses penyelidikan kasus ini tengah berjalan. Pihak kepolisian berencana akan memanggil saksi-saksi terkait dan mengumpulkan berbagai barang bukti untuk mendukung kelancaran proses penyidikan.


















