Tim Ekspedisi Patriot ITS Mengungkap Temuan dan Rekomendasi untuk Pengembangan Kawasan Transmigrasi Sarudu dan Baras
Empat bulan berada di tengah warga transmigrasi Sarudu dan Baras, Pasangkayu, Sulawesi Barat. Tim Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, akhirnya membuka hasil penelitian mereka. Tim membeberkan temuan lapangan hingga rekomendasi pengembangan kawasan yang digadang-gadang menjadi pusat pertumbuhan baru di Kabupaten Pasangkayu.
Kegiatan bertajuk Ekspose Hasil Penelitian Tim Ekspedisi Patriot Kawasan Transmigrasi Sarudu dan Baras UPT Tanjung Cina ini merupakan hasil kolaborasi antara ITS dan Kementerian Transmigrasi. Sejumlah organisasi perangkat daerah, perangkat Desa Bambakoro, pengurus UPT Tanjung Cina, penyuluh perikanan, Camat Lariang, hingga warga transmigrasi memenuhi ruangan untuk mendengarkan pemaparan.
Acara dibuka oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pasangkayu, Badaruddin. Dari pihak ITS, Guru Besar Prof. I Ketut Eddy Purnama hadir langsung untuk menjelaskan program Ekspedisi Patriot dan perkembangan riset di lapangan, Rabu, 3 Desember 2025.
Dalam ekspedisi kali ini, ITS menurunkan tiga tim yang bekerja di Lokus Sarudu dan Baras, terutama di UPT Tanjung Cina, Desa Bambakoro, Kecamatan Lariang. Masing-masing membawa fokus penelitian berbeda, diantaranya:
Evaluasi Kawasan Transmigrasi
Mengkaji kondisi sosial, ekonomi, ekologi, infrastruktur, hingga dinamika kelembagaan lokal.Pengembangan Komoditas Unggulan
Mengidentifikasi komoditas potensial, peluang pasar, rantai nilai, dan strategi hilirisasi.Model Kolaborasi Kelembagaan
Menyusun pola kerja sama antara BUMDes, koperasi, kelompok tani, dan aktor lokal untuk menggerakkan ekonomi kawasan.
Pada sesi pemaparan, masing-masing perwakilan tim menyampaikan temuan dan rekomendasi yang kemudian mendapat tanggapan, saran, dan masukan dari OPD serta para pemangku kepentingan.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pasangkayu, Badaruddin, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kemitraan ITS dan Pemkab Pasangkayu semakin luas.
“Semoga kerja sama dengan ITS tidak berhenti pada kawasan transmigrasi atau sektor perikanan-kelautan saja, tapi berkembang ke bidang strategis lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Prof. Dr. I Ketut Eddy Purnama mengumumkan bahwa ITS turut menyerahkan teknologi alat pendukung tambak bagi warga transmigrasi sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan budidaya udang di UPT Tanjung Cina.
“Semoga alat ini bermanfaat untuk pengembangan budidaya udang,” katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan Transmigrasi Pasangkayu, Moh Ikbal N Pali, juga mengapresiasi kerja tim.
“Apa yang disampaikan akan menjadi masukan penting bagi seluruh OPD di Pasangkayu,” ujarnya.
Kepala UPT Tanjung Cina, Septian, juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas pendampingan intensif ITS selama empat bulan.
“Kontribusi Tim ITS yang secara intensif menggali potensi dan mencari solusi bagi UPT Tanjung Cina sangat kami rasakan. Kami berharap hasil ekspose ini dapat ditindaklanjuti oleh Kementerian Transmigrasi menjadi program pengembangan UPT Tanjung Cina,” ucapnya.
Melalui ekspose ini, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar penguatan kapasitas masyarakat, optimalisasi potensi lokal, dan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah Pasangkayu menargetkan rekomendasi ini dapat menjadi pijakan dalam menyusun strategi pembangunan kawasan transmigrasi yang lebih produktif dan berkelanjutan.

















