TAPANULI SELATAN,
Beberapa warga memberikan informasi mengenai kondisi rumah mereka kepada Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, saat ia berkunjung ke lokasi pengungsian korban banjir bandang di Desa Garoga, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), pada hari Selasa (3/12/2025).
Nurhayati Siregar (76), seorang warga setempat, menceritakan tentang kerusakan tempat tinggalnya yang akhirnya habis dan tertimbun oleh material banjir bandang. Banjir ini terjadi pada hari Selasa (25/11/2025) dan membawa lumpur serta kayu-kayu besar yang merusak seluruh struktur rumahnya.
“Lihatlah, Pak, kayu-kayu besar itu. Sudah habis rumah saya, Pak. Tertimbun, Pak, tertimbun,” ucap Nurhayati sambil menangis. Ia berharap pemerintah dapat membangun kembali rumah-rumah warga yang hancur akibat bencana tersebut.
“Tolong kami, Pak. Tidak ada lagi tempat tinggal kami. Sudah habis semuanya,” tambahnya.
Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa ia akan merespons permintaan warga dengan mengirimkan 250 tenda sebagai tempat pengungsian dan tempat tinggal sementara bagi para korban banjir bandang di Desa Garoga, Tapanuli Selatan.
“Tadi Bapak Kepala Desa meminta kebutuhan sebanyak 250 tenda. Minggu depan, akan kami serahkan langsung ke sini,” ujar Bahlil.
Selain itu, ia juga meminta kepada Departemen ESDM yang bertanggung jawab atas perusahaan-perusahaan terkait untuk membersihkan semua material banjir dan longsoran yang terdapat di lokasi tersebut.
“Saya minta kepada ESDM untuk membersihkan semua kayu-kayu ini, pakai alat yang berasal dari perusahaan tambang (PT Agincourt Resources), supaya bisa kita bersihkan semua,” ujar Bahlil.
Data Korban
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, menjelaskan bahwa hingga hari Selasa (2/12/2025), jumlah korban meninggal dunia mencapai 290 jiwa, 154 orang hilang, 614 orang terluka, dan 538.792 orang mengungsi.
“Dan hingga saat ini masih ada 17 daerah di Sumut yang terdampak musibah tersebut,” ungkap Sri Wahyuni melalui keterangan resmi yang diterima.
Menurut Sri, lokasi terparah masih berada di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Total korban meninggal dunia sebanyak 86 orang, luka-luka 508 orang, hilang 85 orang, dan sebanyak 7.382 orang masih mengungsi.
Daerah terparah kedua adalah Kabupaten Tapanuli Selatan. Di wilayah tersebut terdapat 79 korban meninggal dunia, 38 orang hilang, 49 orang luka, dan 5.366 warga mengungsi.
Lokasi terparah ketiga yaitu Kota Sibolga, dengan 47 korban meninggal dunia, 12 orang hilang, 45 orang luka, dan 17.824 warga mengungsi.

















