Pesona Klasik Daihatsu Taft F10 di Kumpul Sahabat 2025
Ajang Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 di Malang menyuguhkan pemandangan menarik, salah satunya adalah kehadiran Daihatsu Taft F10 yang masih tampil orisinal dan terawat dengan baik. SUV keluaran tahun 1977 milik Anto ini telah melalui proses peremajaan dan restorasi yang cermat untuk mencapai kondisinya saat ini. Anto, sang pemilik yang berasal dari Malang, sangat berdedikasi untuk mempertahankan spesifikasi mobilnya seorisinal mungkin.
“Saya cukup beruntung karena mendapatkan mobil ini dalam kondisi yang relatif utuh dan lengkap. Tetapi, mobil ini tetap harus direstorasi karena kondisinya sudah rapuh karena usia,” ujarnya. Ia menambahkan, “Ada beberapa bagian yang harus dicari dengan sabar, termasuk dalam mempertahankan kondisi mesinnya yang sparepartnya sudah cukup langka.”

Meskipun usianya sudah hampir setengah abad, mobil ini masih sesekali digunakan untuk berkeliling kota atau sekadar dipanaskan mesinnya. Anto merasa bangga dengan SUV lansiran 1977 ini, terutama karena populasinya yang semakin sedikit dan keasliannya yang tetap terjaga.
Sejarah Singkat Daihatsu Taft F10
Sebagai informasi, Taft F10 pertama kali diperkenalkan di dunia pada tahun 1974 dan menjadi SUV pertama yang diproduksi oleh Daihatsu. Mobil ini masuk ke Indonesia pada tahun 1976 dan menjadi pelopor SUV Daihatsu di tanah air. Singkatnya, F10 merupakan model SUV Daihatsu tertua yang pernah ada.
Konsep Unik di Kelasnya
Mobil ini hadir di Indonesia dengan konsep yang sangat berbeda dari SUV berukuran kecil hingga menengah pada masanya. Salah satu hal yang paling menarik adalah penggunaan mesin kecil berkapasitas hanya 958cc.
Kapasitas mesin ini tergolong mungil jika dibandingkan dengan rival-rival SUV sekelasnya, seperti Mitsubishi Jeep, Jeep CJ-5, hingga International Harvester Scout 800, yang semuanya memiliki mesin dengan kapasitas dua hingga tiga kali lipat lebih besar.
Untuk mengimbangi mesin kecilnya, mobil ini memiliki rasio transmisi yang kasar, begitu pula dengan transfercase dan final girnya. Bisa dikatakan bahwa mobil ini sangat mengandalkan kinerja rasio gir kasarnya dibandingkan dengan performa mesinnya.
Konstruksi dan Suspensi
Dari segi rancang bangun, Taft Kancil ini dibangun di atas sasis tangga yang kaku dan memiliki gardan solid untuk bagian depan dan belakang. Sementara itu, suspensinya masih mengandalkan per daun pada roda depan dan belakang.

Kelemahan dan Pengembangan
Tentu saja, Taft F10 juga memiliki beberapa kelemahan. Beberapa di antaranya adalah:
- Mesin yang kurang bertenaga (underpower).
- Rasio gir yang terlalu kasar.
- Bobot yang relatif berat.
Kombinasi faktor-faktor ini membuat kinerja mobil ini kurang optimal di jalan raya. Taft F10 dinilai kesulitan mencapai kecepatan ideal di jalan raya, dan putaran mesinnya pun cenderung terlalu tinggi. Akibatnya, mobil ini dianggap boros dalam konsumsi bahan bakar.
Penyegaran dan Evolusi Model
Pada pertengahan tahun 1977, Daihatsu melakukan penyegaran dan penyempurnaan pada Taft F10 untuk pasar domestik Jepang dengan memperkenalkan F20. Perubahan utama yang dilakukan adalah memperbesar kapasitas mesinnya menjadi 1600 cc yang dipasok oleh Toyota. Pada waktu yang bersamaan, Daihatsu juga mengeluarkan opsi mesin diesel dengan kode F50 yang menggunakan mesin berkode DG.
Sayangnya, versi penyegaran ini tidak pernah masuk ke Indonesia. Versi dieselnya (F50) baru masuk ke Indonesia pada tahun 1979.
Meskipun di Jepang sudah hadir versi yang lebih baru, di Indonesia, F10 tetap dipertahankan sesuai dengan spesifikasi awalnya. Pemasaran F10 di Indonesia baru benar-benar dihentikan dengan hadirnya F50.

















