Perak Mengalami Koreksi Setelah Mencapai Rekor, Emas Menguat
Pada perdagangan Jumat (12/12/2025), pasar komoditas menyaksikan pergerakan yang kontras antara perak dan emas. Harga perak, yang sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, mengalami pelemahan signifikan. Fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh aksi ambil untung oleh para pelaku pasar yang ingin mengamankan keuntungan mereka setelah kenaikan dramatis.
Harga perak spot dilaporkan ditutup turun 2,5 persen, berakhir pada level 61,96 dollar AS per troy ons. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya harga logam mulia tersebut sempat melonjak mencapai titik tertingginya di 64,64 dollar AS per troy ons.
Sementara itu, di sisi lain pasar logam mulia, harga emas justru menunjukkan tren penguatan. Harga emas spot berhasil ditutup naik sebesar 0,45 persen, mencapai 4.299,63 dollar AS per troy ons. Level ini merupakan yang tertinggi sejak 21 Oktober, menandakan adanya minat beli yang kembali meningkat pada logam kuning tersebut.
Tren positif juga terlihat pada harga emas berjangka. Kontrak pengiriman Januari 2026 tercatat menguat 0,4 persen, diperdagangkan pada level 4.328,3 dollar AS per troy ons.
Faktor Penggerak Pasar Logam Mulia
Beberapa faktor ekonomi makro turut memengaruhi pergerakan harga logam mulia ini. Nilai tukar dollar AS, misalnya, menunjukkan stabilitas setelah mengalami pelemahan dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya. Penguatan dollar AS secara umum cenderung membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut, seperti emas dan perak, menjadi kurang terjangkau bagi pembeli internasional.
“Ada sedikit peningkatan tekanan, sedikit kenaikan pada dollar AS, dan unsur pengambilan keuntungan yang menekan harga,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas Global TD Securities. Pernyataan ini menggarisbawahi peran ganda dari pergerakan dollar AS dan dinamika profit-taking dalam menekan harga perak.
Meskipun mengalami koreksi pada hari Jumat, performa harga perak sepanjang minggu ini masih terbilang impresif. Secara mingguan, perak mencatat kenaikan hampir 5 persen. Yang lebih mencengangkan, sepanjang tahun 2025, harga perak telah melonjak sebesar 112 persen.
Kenaikan luar biasa ini didorong oleh beberapa faktor fundamental yang kuat:
- Pengetatan Pasokan: Ketersediaan perak di pasar global dilaporkan mengalami pengetatan, menciptakan kondisi yang mendukung kenaikan harga.
- Permintaan Industri yang Berkelanjutan: Sektor industri terus menunjukkan permintaan yang stabil untuk perak, yang merupakan komponen penting dalam berbagai aplikasi teknologi dan manufaktur.
- Status Mineral Penting AS: Dimasukkannya perak ke dalam daftar mineral penting di Amerika Serikat memberikan dorongan tambahan pada sentimen pasar.
Prospek Jangka Panjang Perak dan Emas
Meskipun ada kekhawatiran bahwa kenaikan harga perak mungkin telah “berlebihan” dan memerlukan kehati-hatian, prospek jangka panjang untuk logam ini dinilai tetap positif. Analis dari CMZ, dalam sebuah catatan riset, menekankan bahwa fundamental perak tetap kuat, didukung oleh perkiraan peningkatan permintaan industri di masa mendatang.
Sementara itu, pergerakan pasar emas juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter Amerika Serikat. Bank Sentral AS (Federal Reserve) baru-baru ini mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin, yang merupakan pemangkasan ketiga dan terakhir pada tahun ini.
Namun, The Fed juga memberikan sinyal kehati-hatian terhadap pemotongan suku bunga lanjutan, menunggu lebih banyak data ekonomi yang tersedia. Hal ini menimbulkan ekspektasi di kalangan investor. Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun 2026.
Selain itu, investor menantikan rilis laporan penggajian non-pertanian AS yang dijadwalkan akan keluar pada pekan depan, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kesehatan ekonomi AS dan arah kebijakan moneter The Fed.
Lingkungan suku bunga rendah cenderung menguntungkan emas, yang merupakan aset safe haven dan tidak memberikan imbal hasil tetap. “Perkiraan tahunan rata-rata kami untuk emas pada tahun 2026 adalah 4.213 dollar AS per troy ons,” ungkap Melek, menunjukkan pandangan positif terhadap kinerja emas di masa mendatang.
Dinamika Geopolitik dan Dampaknya
Di arena geopolitik, Amerika Serikat juga menunjukkan langkah-langkah yang dapat memengaruhi pasar energi. AS bersiap untuk mencegat lebih banyak kapal yang membawa minyak dari Venezuela, menyusul penyitaan sebuah kapal tanker pada pekan ini. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya Washington untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Peristiwa-peristiwa seperti ini dapat memicu volatilitas di pasar energi global dan berpotensi memberikan dampak tidak langsung pada pasar komoditas lainnya, termasuk logam mulia, sebagai respons terhadap ketidakpastian geopolitik.

















