Aksi Bocah 8 Tahun di Tiongkok yang Bagikan Kalung Emas Ibunya Picu Perdebatan Sengit
Sebuah insiden unik terjadi di Tiongkok timur, di mana seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun menjadi sorotan publik di dunia maya setelah tindakannya yang tak terduga. Anak tersebut memotong kalung emas milik ibunya menjadi kepingan-kepingan kecil dan membagikannya kepada teman-teman sekelasnya sebagai hadiah. Perbuatan yang baru terungkap sebulan kemudian ini menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari kemarahan dan geli bercampur aduk dari sang ibu, hingga hukuman fisik dari sang ayah karena emas tersebut tidak dapat dikembalikan.
Keluarga yang terlibat dalam kisah ini tinggal di Zaozhuang, sebuah kota di provinsi Shandong, Tiongkok bagian timur. Sang ibu, yang memilih untuk tidak menyebutkan nama lengkapnya dan hanya dikenal dengan nama keluarga Sun, mengungkapkan kejadian ini melalui media sosial pada 28 November. Ia mengaku awalnya tidak percaya saat putrinya memberitahukan bahwa salah satu teman sekelas kakaknya mengaku telah diberi sepotong emas oleh anak laki-laki tersebut.
Setelah mendengar pengakuan anaknya, pasangan suami istri tersebut menghabiskan waktu berjam-jam untuk meninjau rekaman kamera pengawas di rumah mereka. Rekaman tersebut akhirnya mengungkap bagaimana bocah lelaki itu diam-diam membuka laci milik ibunya dan mengambil kalung emas kenang-kenangan pernikahan yang dibeli oleh suaminya. Video tersebut memperlihatkan aksi bocah itu yang memegang tang, kemudian menggunakan korek api untuk membakar kalung emas tersebut, sebelum akhirnya menggigitnya hingga terputus menjadi bagian-bagian kecil.
Sang anak sendiri tidak dapat mengingat secara pasti berapa banyak teman sekelas yang telah menerima potongan emas darinya, maupun di mana ia menyimpan sisa potongan emas tersebut. Akibatnya, orang tuanya hanya berhasil menemukan sebagian kecil dari kalung emas yang berharga itu. Ketika ditanya oleh ibunya apakah ia menyadari betapa berharganya emas tersebut, sang anak menjawab tidak. Jawaban inilah yang kemudian memicu kemarahan ayahnya, yang berujung pada hukuman fisik.
Untuk memberikan gambaran tentang nilai materiil dari kejadian ini, perlu diketahui bahwa harga perhiasan emas di Tiongkok berkisar sekitar 1.200 yuan (sekitar US$170) per gram. Kalung milik Ibu Sun diperkirakan memiliki berat sekitar 8 gram, yang berarti nilai intrinsiknya cukup signifikan.

Kejadian ini juga memicu diskusi hukum di kalangan warganet. Seorang pengacara yang berbasis di provinsi Hebei utara, yang dikenal secara daring dengan nama alias Bi Jian Xia Shuo Fa, memberikan pandangannya. Menurut hukum di Tiongkok, anak-anak yang berusia delapan tahun ke atas dianggap memiliki kapasitas terbatas untuk melakukan tindakan perdata. Artinya, tindakan mereka yang melampaui kemampuan kognitif atau kapasitas mereka tidak dapat sepenuhnya dianggap sebagai tindakan yang memiliki konsekuensi hukum penuh, dan hukuman hanya dapat dijatuhkan dengan persetujuan orang tua.
Lebih lanjut, pengacara tersebut menekankan bahwa tindakan memukuli anak laki-laki itu sendiri merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak yang berlaku di negara tersebut. Pernyataan ini menyiratkan bahwa meskipun tindakan anak tersebut tidak dapat diabaikan, cara penanganannya haruslah sesuai dengan hukum perlindungan anak.
Bocah lelaki ini dengan cepat menjadi sensasi di dunia maya, memicu berbagai komentar dan candaan dari para pengguna internet. Beberapa komentar bernada humor, seperti:
- “Dia harus dididik dengan serius. Kalau tidak, suatu hari nanti dia mungkin akan menjual rumahmu.”
- “Jika dia memberikannya kepada perempuan, maka sebaiknya kamu jangan mengejarnya. Mungkin salah satu dari mereka akan menjadi menantu perempuanmu di masa depan.”
Komentar-komentar tersebut mencerminkan bagaimana publik melihat kejadian ini, baik dari sisi kelucuan tingkah anak-anak maupun kekhawatiran tentang pentingnya edukasi finansial dan perilaku sejak dini. Kejadian ini menjadi pengingat bagi banyak orang tua tentang pentingnya menjaga barang berharga dan memberikan pemahaman yang memadai kepada anak-anak mengenai nilai serta konsekuensi dari tindakan mereka.

















