Gerakan Ayah Mengambil Rapor: Mengukuhkan Peran Ayah dalam Pendidikan Anak
Penerimaan rapor semester pertama tahun 2025 di SDN 2 Banjit, Way Kanan, mengalami pemandangan unik. Gerbang sekolah yang biasanya hanya dilalui siswa dan guru, mendadak menjadi titik kumpul para ayah. Dengan gaya santai khas mereka, bersandal jepit, berbekal topi lusuh, dan tak lepas dari genggaman ponsel, para ayah ini berkumpul seolah menghadiri rapat penting tingkat RT.
Rudin, salah seorang warga Kecamatan Banjit, menceritakan pengalamannya. “Tadi pagi ikut sama bapak-bapak lain ngambil rapor anak, ramai juga yang datang ternyata,” ujarnya saat dihubungi. Sekolah anaknya memang menginisiasi program “Gemar” atau Gerakan Ayah Mengambil Rapor.
Awalnya, Rudin berencana langsung menuju kelas seusai tiba di sekolah. Namun, sapaan dari satu bapak kepada bapak lainnya mengalihkan perhatiannya. Percakapan ringan berkembang menjadi diskusi hangat yang mencakup berbagai topik, mulai dari harga pupuk, perubahan cuaca yang tak menentu, hingga isu sepak bola yang sama sekali tidak berkaitan dengan nilai Matematika putranya. Waktu berlalu tanpa terasa, seolah rapat dadakan antarwarga itu menjadi prioritas utama. “Iya kelamaan nongkrongnya. Baru sadar pas ibu-ibu keluar sambil bawa rapor,” canda Rudin sambil tertawa.
Salah dan Tawa Bersama
Ketika akhirnya para ayah bergegas menuju kelas, langkah mereka tetap santai, menunjukkan ketenangan yang enggan terlihat panik. Beberapa di antara mereka saling menyalahkan dengan nada bercanda, seolah kelupaan itu adalah kesalahan kolektif, bukan akibat asyiknya obrolan.
Namun, kondisi ini berbeda di Kota Bandar Lampung. Jika di daerah kabupaten partisipasi ayah cukup signifikan, di kota justru jumlahnya jauh lebih sedikit. Hendi, warga Kemiling, mengaku hanya ada empat ayah yang hadir di kelas putrinya. “Kebanyakan ibu-ibu yang mengambil rapor. Untung masih ada bapak-bapak yang lain, jadi enggak sendirian,” tuturnya.
Tujuan Mulia di Balik Gerakan Ayah Mengambil Rapor
Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah bukanlah sekadar tren sesaat. Program ini diluncurkan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai bagian dari upaya memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini.
Inisiatif ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Kemendukbangga/BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tentang Gerakan Anak ke Sekolah, yang ditandatangani oleh Kepala BKKBN Wihaji pada 1 Desember 2025.
Menurut BKKBN, tujuan utama gerakan ini adalah:
- Memperkuat Peran Ayah: Mendorong ayah untuk terlibat aktif dalam pendidikan anak, tidak hanya sebatas memberikan dukungan finansial.
- Menciptakan Kedekatan Emosional: Kehadiran ayah pada momen penting seperti pengambilan rapor dapat membangun ikatan emosional yang kuat dengan anak.
- Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak: Kedekatan emosional ini berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam proses belajar.
- Mengubah Budaya Pengasuhan: Gerakan ini menjadi simbol perubahan menuju pola pengasuhan yang lebih kolaboratif dan setara antara ayah dan ibu, tidak lagi hanya berpusat pada peran ibu.
Sejalan dengan mandat untuk membangun keluarga berkualitas dan generasi emas, keterlibatan ayah dalam pendidikan anak dipandang sebagai investasi sosial jangka panjang.
Detail Surat Edaran Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah:
- Imbauan untuk Ayah: Seluruh ayah yang memiliki anak usia sekolah diimbau untuk mengambil rapor anak ke sekolah pada saat penerimaan rapor akhir semester.
- Cakupan Usia Anak: Gerakan ini mencakup anak usia pendidikan anak usia dini (PAUD), jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah.
- Waktu Pelaksanaan: Pelaksanaan Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak ke Sekolah dimulai pada bulan Desember 2025, dengan penyesuaian jadwal pengambilan rapor di masing-masing sekolah.
- Dispensasi Keterlambatan: Ayah yang berpartisipasi dalam gerakan ini akan diberikan dispensasi keterlambatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di instansi atau kantor masing-masing.
- Penghargaan dan Apresiasi: Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), bekerja sama dengan Kemendukbangga/BKKBN, memberikan penghargaan kepada 10 ayah yang beruntung. Untuk berpartisipasi, ayah dapat mengunggah foto dan/atau video ke Instagram dengan tagar #GATI dan #sekolahbersamaayah, serta menandai akun Instagram @kemendukbangga_bkkbn, @dithanrembkkon, dan/atau @gatikemendukbangga.
Gerakan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter dan masa depan anak, menciptakan generasi yang lebih kuat dan berdaya melalui kolaborasi orang tua.

















