Banjir Genangi Pesisir Tanahlaut, Warga Bertahan di Rumah
Sejumlah wilayah pesisir di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan, dilaporkan mulai terendam banjir. Peristiwa ini terjadi menyusul curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan tersebut dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan limpahan air dari wilayah hulu. Meskipun cukup banyak rumah warga yang tergenang, mayoritas penduduk memilih untuk tetap bertahan di kediaman mereka karena ketinggian banjir yang relatif dangkal.
Informasi yang dihimpun pada Selasa, 30 Desember 2025, menunjukkan bahwa banjir ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat setempat. Namun, skala banjir yang tidak terlalu parah membuat warga merasa masih dapat mengatasinya.
Kondisi di Desa Handilnegara
Kepala Desa Handilnegara, Supian Sauri, mengungkapkan bahwa sekitar 50 persen rumah warga di kampungnya saat ini terdampak banjir. Genangan air di dalam rumah bervariasi, mulai dari 10 hingga 15 sentimeter di atas lantai. Ketinggian ini belum dianggap mengkhawatirkan oleh sebagian besar warga, sehingga mereka memutuskan untuk tidak mengungsi.
Selain rumah, jalan lingkungan di desa tersebut juga mengalami genangan. Ketinggian air di ruas jalan yang terendam berkisar antara 10 hingga 20 sentimeter. Meskipun demikian, akses menuju kampung masih dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. “Masih aman saja jalan menuju kampung kami. Walau di beberapa tempat kebanjiran, tapi masih bisa dilewati sepeda motor maupun mobil,” ujar Supian.
Ia juga menegaskan bahwa situasi di desanya secara umum masih terkendali. Hal ini dikarenakan cuaca masih menunjukkan adanya periode panas di antara hujan, yang membantu sedikit meredakan genangan.
Dampak pada Pertanian Padi
Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga berdampak pada sektor pertanian, khususnya tanaman padi. Supian Sauri melaporkan bahwa beberapa hektare tanaman padi unggul di wilayahnya turut terendam. Luasan lahan padi yang tergenang diperkirakan mencapai tiga hingga empat hektare, dan telah terendam sejak banjir mulai melanda pada hari Sabtu sebelumnya.
Fenomena serupa juga dilaporkan terjadi di beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Kurau dan Bumimakmur. Sebagian tanaman padi di daerah tersebut juga dilaporkan tenggelam akibat genangan air.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tala, HM Fahrizal, menyatakan bahwa pihaknya sedang dalam proses pendataan. Tim dinas tengah mendata secara rinci tanaman padi yang mengalami kerusakan akibat terdampak cuaca ekstrem, khususnya hujan berintensitas tinggi yang menyebabkan banjir. Pendataan ini penting untuk mengetahui skala kerugian dan merencanakan langkah-langkah penanganan selanjutnya.
Upaya Penanganan dan Antisipasi
Meskipun warga di pesisir Tanahlaut memilih untuk bertahan, pihak pemerintah daerah melalui dinas terkait terus memantau perkembangan situasi banjir. Pendataan kerusakan lahan pertanian menjadi prioritas untuk membantu petani dalam pemulihan pasca-banjir. Selain itu, koordinasi antar instansi dan desa terus dilakukan untuk memastikan penanganan banjir berjalan efektif.
Faktor Penyebab Banjir Pesisir
Banjir yang melanda wilayah pesisir Tanahlaut ini dipicu oleh beberapa faktor utama:
- Curah Hujan Tinggi: Intensitas hujan yang meningkat drastis dalam beberapa hari terakhir menjadi penyebab utama melimpahnya air di wilayah hulu.
- Limpahan Air dari Hulu: Air hujan yang turun di daerah pegunungan atau dataran tinggi mengalir ke dataran rendah, termasuk wilayah pesisir, dan menyebabkan genangan.
- Kondisi Geografis Pesisir: Wilayah pesisir memiliki topografi yang cenderung lebih rendah, sehingga rentan terhadap genangan air ketika terjadi limpahan dari daratan.
- Sistem Drainase: Meskipun tidak disebutkan secara spesifik, sistem drainase yang kurang memadai di beberapa area juga dapat memperparah kondisi banjir.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Meskipun banjir kali ini belum menimbulkan korban jiwa atau evakuasi massal, dampak sosial dan ekonomi tetap terasa.
- Kerugian Petani: Terendamnya lahan padi dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi para petani, mulai dari hilangnya hasil panen hingga biaya perawatan tanaman yang terbuang sia-sia.
- Gangguan Aktivitas Warga: Meskipun warga bertahan di rumah, aktivitas sehari-hari seperti bekerja atau bersekolah mungkin mengalami sedikit hambatan akibat genangan air.
- Potensi Kerusakan Infrastruktur: Genangan air yang berkepanjangan, meski dangkal, dapat berpotensi merusak infrastruktur jalan jika tidak segera ditangani.
Pemerintah daerah diharapkan dapat terus memberikan perhatian dan dukungan kepada masyarakat terdampak, baik dalam penanganan banjir saat ini maupun dalam upaya pemulihan ekonomi pasca-banjir. Pendataan yang akurat oleh dinas terkait akan menjadi dasar penting untuk penyaluran bantuan dan program-program rehabilitasi yang tepat sasaran.
Antisipasi Banjir di Masa Depan
Untuk menghadapi potensi banjir di masa mendatang, beberapa langkah antisipasi dapat dipertimbangkan:
- Penguatan Sistem Drainase: Perbaikan dan pembangunan sistem drainase yang lebih baik di wilayah pesisir dapat membantu memperlancar aliran air dan mengurangi genangan.
- Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir.
- Pemantauan Cuaca dan Peringatan Dini: Sistem pemantauan cuaca yang lebih canggih dan penyebaran informasi peringatan dini banjir secara cepat kepada masyarakat dapat memberikan waktu lebih untuk persiapan.
- Pengembangan Infrastruktur Tahan Bencana: Pertimbangan pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap genangan air di daerah rawan banjir.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat pesisir Tanahlaut dapat lebih tangguh dalam menghadapi ancaman banjir di masa mendatang.

















