Proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) atau Tol Dalam Kota Bandung terus menunjukkan perkembangan signifikan. Sejak empat bulan terakhir, berbagai aktivitas persiapan pembangunan telah dilakukan di beberapa titik strategis di Kota Bandung. Proyek ini diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengatasi kemacetan yang kerap melanda Ibu Kota Jawa Barat ini.
Status Proyek Strategis Nasional dan Pelelangan 2026
Kepastian proyek Tol Dalam Kota Bandung semakin menguat dengan masuknya BIUTR ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di era pemerintahan mendatang. Selain itu, BIUTR juga termasuk dalam daftar 19 proyek jalan tol nasional yang direncanakan akan dilelang pada tahun 2026. Faktor-faktor ini semakin memperjelas arah dan kelanjutan proyek ini.
Dua Ruas Jalan Tol: BIUTR dan North South Link Bandung
Jaringan Tol Dalam Kota Bandung nantinya akan terdiri dari dua ruas utama, yaitu BIUTR dan North South Link Bandung (NS Link). Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada inisiator proyek. BIUTR merupakan proyek yang diinisiasi oleh pemerintah (solicited), sedangkan NS Link merupakan proyek inisiatif pihak swasta (unsolicited).
Persiapan Pembangunan BIUTR: Administratif dan Teknis
Persiapan pembangunan BIUTR tidak hanya terbatas pada aspek administratif untuk persiapan lelang proyek tahun 2026. Persiapan teknis di lapangan juga telah dimulai sejak awal November 2025. Aktivitas ini meliputi:
- Penggalian Tanah: Di beberapa titik yang akan menjadi rute jalan tol, terlihat aktivitas penggalian tanah yang ditutupi seng untuk meminimalisir gangguan terhadap aktivitas masyarakat.
- Penggalian ini bertujuan untuk melakukan sondir atau penyelidikan kondisi tanah, terutama di lahan yang akan menjadi jalur BIUTR.
- Pengujian Sondir: Salah satu titik pengujian sondir dilakukan di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan Terminal Cicaheum.
- Pekerjaan penggalian tanah dilakukan sedalam 30 meter dengan sistem pengeboran untuk mengambil sampel tanah.
- Pekerjaan sondir telah dilakukan sejak beberapa bulan lalu di beberapa titik ruas jalan di Kota Bandung, termasuk di Jalan PHH Mustofa dekat Kantor BPJS Kesehatan, Jalan Surapati di sekitar Lapangan Gasibu, dan Jalan AH Nasution dekat Asrama NTT.
- Koordinasi dengan Pihak Terkait: Kepala Terminal Cicaheum mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima surat resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum terkait permohonan izin untuk pelaksanaan survei dalam rangka penyusunan studi kelayakan BIUTR.
Bocoran Jalur Tol Dalam Kota Bandung: Rencana Jangka Panjang
Rencana pembangunan Tol Dalam Kota Bandung sebenarnya telah ada sejak lama, sekitar 17 tahun lalu. Informasi mengenai jalur yang akan dibangun pun telah beredar luas.
Pada tahun 2024, Deputi VI Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa proyek BIUTR akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha.
Menurut rencana, jalan tol ini akan membentang sepanjang 28,3 kilometer dengan investasi sebesar Rp 7,83 triliun. BIUTR akan melewati Jalan PHH Mustofa, Jalan A.H. Nasution, hingga Jalan Raya Bandung-Sumedang.
Jalan bebas hambatan ini dirancang untuk terhubung dengan Tol Padalarang-Cileunyi. Rute BIUTR yang direncanakan adalah: Pintu tol Pasteur-Jalan Junjunan-Flyover Pasirkaliki (terowongan)-Flyover Pasopati-Gasibu-Jalan Surapati-Junction Pusdai-Jalan PHH Mustopha-Junction Ujungberung-Cibiru-Junction Cileunyi.
Rincian Rencana Pembangunan Berdasarkan Data BPJT Kementerian PU
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU pada tahun 2016, rincian rencana pembangunan BIUTR adalah sebagai berikut:
- Fase I A: Rute Pasteur-Pasupati-Underpass Gasibu sepanjang 5,5 km.
- Fase ini akan dibangun elevated (melayang) sepanjang 2,65 km dari pintu tol Pasteur, tersambung dengan flyover Pasupati sepanjang 2,3 km, dan dilanjutkan dengan underpass sepanjang 0,55 km dari depan Lapangan Gasibu hingga depan Kantor Dinas Pertanian.
- Fase II A: Rute Gasibu-Cileunyi sepanjang 13,8 km.
- Fase ini merupakan sambungan dari ujung underpass Gasibu hingga Cileunyi, seluruhnya dibangun di atas permukaan tanah dan terbagi dalam 3 seksi:
- Seksi I: Gasibu-Cicaheum sepanjang 4,4 km.
- Seksi II: Cicaheum-Ujungberung sepanjang 4,2 km.
- Seksi III: Ujung Berung-Cileunyi sepanjang 5,2 km.
- Fase ini merupakan sambungan dari ujung underpass Gasibu hingga Cileunyi, seluruhnya dibangun di atas permukaan tanah dan terbagi dalam 3 seksi:
- Fase I B: Rute Soekarno Hatta-Gedebage sepanjang 3,1 km.
- Bagian ini akan dibangun mendatar dan menjadi penghubung antara Tol Padalarang-Purbaleunyi di km 149 dengan jaringan BIUTR.
- Fase II B: Ruas Soekarno Hatta-Ujungberung sepanjang 4,5 km.
- Fase ini merupakan sambungan dari Fase I B yang dibuat melayang dan mendatar, serta akan tersambung dengan Fase II A di Kawasan Ujungberung.
Dengan demikian, BIUTR atau Tol Dalam Kota Bandung akan menghubungkan pintu Tol Pasteur ke Junction Cileunyi yang terkoneksi dengan Tol Padaleunyi dan Tol Cisumdawu, serta terhubung dengan Tol Padaleunyi di KM 149 dan Tol Getaci di Kawasan Gedebage. Selain itu, BIUTR juga akan tersambung dengan NS Link di junction Pusdai yang nantinya akan terkoneksi dengan Tol Padaleunyi melalui Simpang Susun Pasirkoja.

















