Memperkuat Konektivitas: Bogor Usulkan Dua Rute Baru Transjabodetabek untuk Tingkatkan Akses ke Jakarta
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana untuk memperluas jangkauan transportasi publik dengan mengusulkan pengembangan dua rute baru untuk layanan Transjabodetabek. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas antara Kota Bogor dan DKI Jakarta, memfasilitasi mobilitas warga yang tinggi, serta mengurangi beban lalu lintas di kedua wilayah.
Usulan dua koridor baru ini mencakup rute dari Ciawi menuju kawasan strategis bisnis seperti SCBD (Sudirman Central Business District) atau Semanggi, serta rute dari Bubulak menuju pusat perkantoran di Sudirman. Gagasan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, usai menghadiri Rapat Koordinasi Transportasi Terintegrasi dan Terpadu bersama Gubernur DKI Jakarta.
Evaluasi Rute yang Ada dan Potensi Pertumbuhan
Pengembangan rute baru ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan operasional Transjabodetabek koridor P11 yang melayani rute Botani Square – Blok M. Sejak awal peluncurannya, koridor P11 ini telah menunjukkan animo masyarakat yang sangat positif. Data menunjukkan bahwa layanan ini mampu mengangkut hampir 6.000 penumpang setiap harinya. Angka ini menjadi indikator kuat akan tingginya kebutuhan dan permintaan warga Bogor terhadap pilihan transportasi publik yang terhubung langsung ke pusat aktivitas di Jakarta.
“Kami meminta Gubernur DKI Jakarta untuk menambah dua koridor TransJabodetabek dari yang saat ini hanya satu koridor, yaitu Botani ke Blok M – PP, yang pengguna hariannya sudah mencapai angka 6.000 penumpang per hari,” ujar Dedie Rachim, menekankan signifikansi penambahan rute ini.
Strategi Integrasi Transportasi Jabodetabek
Dedie Rachim menjelaskan bahwa Kota Bogor menjadi salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus dalam perencanaan transportasi terpadu di kawasan aglomerasi Jabodetabek. Tingginya mobilitas warga Bogor yang beraktivitas sehari-hari di Jakarta memberikan dampak langsung terhadap volume kendaraan pribadi dan tingkat kemacetan yang kerap terjadi di wilayah ibu kota.
Oleh karena itu, pemerintah kota berupaya keras untuk menyediakan alternatif transportasi publik yang tidak hanya memadai dalam jumlah armada, tetapi juga unggul dalam kualitas layanan. Faktor-faktor seperti kenyamanan, ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan, serta ketersediaan fasilitas pendukung yang memadai menjadi kunci utama untuk mendorong masyarakat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Menuju Standar Transportasi Kelas Dunia di Jabodetabek
Dedie Rachim menambahkan bahwa kawasan aglomerasi Jabodetabek sebenarnya sudah memiliki berbagai moda transportasi yang setara dengan standar kelas dunia. Ini termasuk Light Rail Transit (LRT) yang sudah menjangkau wilayah Bekasi, Mass Rapid Transit (MRT) yang rencananya akan terhubung hingga ke Tangerang Selatan, serta Kereta Cepat, Transjakarta, dan sistem Jaklingko yang terintegrasi.
“Kota Bogor harus bisa menyetarakan diri dengan tetangga dekatnya. Kita tidak bisa berpangku tangan menunggu durian runtuh, namun harus berupaya menyamakan kualitas transportasi publik Jabodetabek yang semakin maju dan modern,” tegasnya.
Dengan diusulkannya dua rute baru Transjabodetabek ini, Pemkot Bogor berharap dapat semakin meningkatkan efisiensi pergerakan warga, mengurangi emisi karbon dari kendaraan pribadi, serta berkontribusi pada terciptanya sistem transportasi publik yang terintegrasi, terpadu, dan berkualitas di seluruh wilayah Jabodetabek. Sinergi antar daerah menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi transportasi yang lebih baik bagi jutaan penduduk di kawasan metropolitan ini.

















