Penguatan Transportasi Desa Jadi Kunci Distribusi Hasil Bumi Sulawesi Tengah
Palu – Ketersediaan moda transportasi yang memadai di tingkat desa memegang peranan krusial dalam menunjang penyerapan hasil produksi masyarakat, khususnya di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang memiliki karakteristik geografis kepulauan dan pegunungan, isu ini menjadi perhatian serius Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah. Penguatan moda transportasi desa didorong sebagai tulang punggung distribusi hasil bumi agar dapat terserap pasar secara optimal, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada perekonomian warga.
Moda transportasi merujuk pada berbagai jenis sarana yang digunakan untuk memindahkan orang atau barang. Ini mencakup moda darat seperti mobil dan kereta api, moda air seperti kapal laut dan perahu, serta moda udara seperti pesawat terbang. Dalam konteks distribusi hasil bumi, yang paling relevan adalah moda darat dan air yang menghubungkan area produksi dengan pusat distribusi. Mengingat kondisi geografis Sulteng, integrasi antar moda transportasi menjadi sebuah keniscayaan. Transportasi berintegrasi adalah konsep penggabungan dua atau lebih jenis transportasi umum untuk menciptakan sistem mobilitas yang lebih efisien dan efektif.
Pentingnya transportasi desa ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Tengah, Sumarno, saat memberikan sambutan pada acara pelantikan pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulawesi Tengah di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Selasa (16/12/2025). Sumarno menekankan bahwa transportasi desa merupakan fondasi utama dalam rantai pasok hasil bumi. Tanpa moda transportasi yang memadai di tingkat desa, hasil produksi para petani dan pekebun akan menghadapi kendala signifikan untuk sampai ke pasar dalam jumlah optimal.
“Ke depan, moda transportasi desa akan terus kita dorong. Sebab, transportasi desa menjadi hal yang urgen untuk mengeluarkan pasokan hasil pertanian dan perkebunan di wilayah Sulawesi Tengah,” ujar Sumarno, yang juga menjabat sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Jawa Sulawesi Tengah (KKJST). Ia menambahkan bahwa tanpa dukungan transportasi yang memadai, potensi ekonomi daerah yang bersumber dari hasil bumi tidak akan dapat tergali secara maksimal.
Tantangan dan Rencana Konsep Transportasi Desa
Kondisi geografis Sulawesi Tengah yang kompleks, dengan hamparan kepulauan dan daerah pegunungan, menghadirkan tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur transportasi. Keterbatasan akses di pedesaan seringkali menjadi hambatan utama bagi petani dan nelayan untuk mendistribusikan hasil panen atau tangkapan mereka. Akibatnya, produk-produk unggulan daerah berpotensi mengalami penurunan nilai jual karena keterlambatan distribusi atau bahkan kerusakan sebelum sampai ke tangan konsumen.
Sumarno menjelaskan bahwa konsep detail mengenai pengoperasian moda transportasi desa ini masih berada dalam tahap pembahasan mendalam. Diskusi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk merumuskan solusi yang paling tepat dan berkelanjutan. “Untuk konsepnya seperti apa, nanti akan kita coba bahas bersama,” tandasnya, menunjukkan komitmen untuk mencari pendekatan yang komprehensif.
Beberapa aspek yang kemungkinan akan dibahas dalam perumusan konsep ini meliputi:
- Jenis Moda Transportasi yang Tepat: Mengidentifikasi jenis kendaraan atau sarana yang paling sesuai dengan kondisi medan dan kebutuhan distribusi di masing-masing desa. Ini bisa berupa kendaraan roda empat yang lebih besar untuk akses jalan yang baik, atau kendaraan yang lebih kecil dan lincah untuk medan yang sulit, bahkan perahu motor untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
- Skema Pendanaan dan Pengelolaan: Menentukan bagaimana moda transportasi ini akan dibiayai, apakah melalui anggaran pemerintah, swadaya masyarakat, atau kemitraan dengan sektor swasta. Skema pengelolaan yang efektif juga perlu dirancang agar operasionalnya berjalan lancar dan terawat.
- Jadwal dan Rute Operasional: Menetapkan jadwal keberangkatan dan kedatangan yang teratur, serta rute yang efisien untuk menjangkau berbagai titik produksi dan pusat distribusi.
- Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat: Memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal untuk mengoperasikan dan merawat moda transportasi tersebut, sehingga tercipta kemandirian dan rasa memiliki.
Peran MTI Sulawesi Tengah sebagai Mitra Strategis
Dalam upaya memperkuat sistem transportasi di Sulawesi Tengah, kehadiran Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulawesi Tengah diharapkan dapat menjadi mitra strategis bagi pemerintah daerah. MTI, sebagai organisasi yang bergerak di bidang transportasi, memiliki keahlian dan pengalaman yang dapat berkontribusi dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang efektif.
Sumarno secara khusus berharap agar MTI Sulawesi Tengah dapat berperan aktif dalam memberikan masukan dan rekomendasi dalam penyusunan sistem transportasi desa yang tidak hanya efektif, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kerjasama ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif yang mampu mengatasi berbagai tantangan transportasi yang dihadapi di tingkat pedesaan.
Pelantikan pengurus MTI Sulawesi Tengah periode 2025–2028 sendiri dihadiri oleh berbagai elemen penting, termasuk pejabat daerah, akademisi, serta para pemerhati transportasi di Sulawesi Tengah. Kehadiran mereka menunjukkan tingginya perhatian terhadap isu transportasi dan komitmen bersama untuk mencari solusi terbaik bagi kemajuan Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan penguatan moda transportasi desa, diharapkan roda perekonomian masyarakat Sulteng dapat berputar lebih kencang, didukung oleh kelancaran distribusi hasil bumi yang melimpah.
















