Proyeksi Fantastis: Emas Diprediksi Meroket Hingga Rp150 Juta per Ons pada 2028
Dalam lanskap ekonomi global yang penuh ketidakpastian, emas kembali menarik perhatian investor bukan hanya sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi, tetapi juga sebagai peluang keuntungan yang signifikan. Sebuah proyeksi terbaru mengindikasikan potensi kenaikan harga emas yang mencengangkan, bahkan bisa mencapai angka fantastis 10.000 dolar Amerika Serikat (AS) per ons dalam tiga tahun mendatang, atau sekitar tahun 2028. Angka ini setara dengan lebih dari Rp150 juta per ons dengan kurs saat ini, sebuah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Selama ini, emas identik dengan instrumen yang aman untuk menjaga nilai aset dari tergerusnya inflasi. Namun, dinamika pasar yang terus berubah membuka lebar peluang bagi para investor untuk meraup keuntungan besar dari kenaikan harga emas yang diprediksi. Memanfaatkan tren ini secara optimal membutuhkan pemahaman mendalam dan strategi yang matang. Sejumlah pakar investasi emas telah mengulas berbagai pendekatan yang dapat diadopsi oleh investor untuk memaksimalkan potensi keuntungan dari aset mulia ini.
Memilih Jalur Investasi Emas yang Tepat: Fisik atau Digital?
Langkah fundamental pertama sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam emas adalah menentukan format investasi yang paling sesuai dengan profil dan preferensi masing-masing investor. Jose Gomez, salah seorang pendiri Summit Metals, menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat dua jalur utama dalam berinvestasi emas: melalui instrumen paper gold atau emas fisik.
- Paper Gold:
- Meliputi aset seperti Exchange Traded Funds (ETF) yang diperdagangkan di pasar saham.
- Menawarkan kemudahan transaksi dan likuiditas yang tinggi, memungkinkan investor untuk membeli dan menjual dengan cepat.
- Namun, memiliki kelemahan berupa risiko pihak ketiga, di mana investor bergantung pada institusi penerbit ETF.
- Selain itu, privasi kepemilikan menjadi minim dibandingkan emas fisik.
- Emas Fisik:
- Berupa batangan atau koin yang dibeli langsung dari dealer terpercaya.
- Cenderung memerlukan biaya awal yang lebih tinggi, termasuk biaya penyimpanan dan keamanan.
- Keunggulan utamanya adalah kepemilikan yang nyata dan menghilangkan risiko gagal serah aset.
- Memberikan rasa aman karena aset berada langsung di tangan investor.
Analisis Mendalam: ETF Emas vs. Kepemilikan Emas Fisik
Perdebatan mengenai mana yang lebih menguntungkan antara ETF emas dan emas fisik seringkali menjadi topik hangat di kalangan investor. Vince Stanzione, seorang investor sekaligus pendiri First Information, berpendapat bahwa ETF emas merupakan opsi yang paling praktis, terutama bagi para pemula.
“ETF seperti GLD atau PHYS secara efektif mengikuti pergerakan harga emas dengan biaya tahunan yang relatif kecil. Produk ini dapat dibeli melalui akun sekuritas biasa, sehingga investor tidak perlu repot memikirkan aspek penyimpanan fisik,” ujar Stanzione.
Namun, Gomez memiliki pandangan yang berbeda dan lebih cenderung merekomendasikan kepemilikan emas fisik. Ia mengingatkan bahwa pasar paper metal pernah mengalami masalah serius terkait pengiriman, terutama pada komoditas perak. Kejadian ini menggarisbawahi adanya celah risiko counterparty atau risiko kegagalan pihak lawan dalam transaksi paper gold.

Menentukan Alokasi Ideal: Seberapa Banyak Porsi Emas dalam Portofolio?
Menentukan porsi emas yang ideal dalam sebuah portofolio investasi adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dan memaksimalkan potensi keuntungan. Alex Tsepaev, Chief Strategy Officer B2PRIME Group, menjelaskan bahwa emas secara historis cenderung menunjukkan kinerja yang baik ketika suku bunga berada pada level rendah.
“Lonjakan harga emas yang kita saksikan baru-baru ini sebagian besar mencerminkan pelemahan nilai dolar AS. Emas tetap menjadi aset riil yang aman dan menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian mata uang fiat,” ungkap Tsepaev.
Ia menyarankan agar investor melakukan evaluasi menyeluruh terhadap portofolio mereka sebelum memutuskan untuk menambah alokasi emas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penambahan emas tetap seimbang dengan aset lain yang ada, seperti saham dan obligasi, sehingga diversifikasi tetap terjaga.
Sementara itu, Gomez merekomendasikan alokasi sebesar 3 persen hingga 5 persen dari total kekayaan bersih untuk investasi emas. Angka ini dapat ditingkatkan menjadi 5 persen hingga 7 persen bagi mereka yang mendekati masa pensiun. Peningkatan porsi ini dianggap sebagai langkah antisipatif untuk melindungi nilai kekayaan dari ancaman inflasi dan gejolak pasar yang tidak terduga.
Bagi investor yang memilih emas fisik, Stanzione memberikan tips berharga: belilah emas sedekat mungkin dengan harga spot atau harga pasar saat itu. Hindari godaan untuk membeli koin koleksi yang harganya sangat mahal karena seringkali tidak efisien dari sudut pandang investasi murni, meskipun memiliki nilai historis atau estetika.

Menyusun Strategi Keluar: Kesiapan Menghadapi Momentum Penjualan
Setiap investasi yang cerdas membutuhkan sebuah exit plan atau rencana keluar yang jelas sejak awal. Proses keluar dari investasi paper gold cenderung sangat cepat dan mudah, seringkali hanya memerlukan beberapa klik melalui platform digital. Berbeda dengan emas fisik, yang memerlukan proses tambahan seperti pengiriman aset dan waktu pencairan dana yang mungkin sedikit lebih lama.
Meskipun demikian, Gomez menekankan bahwa industri bullion atau emas batangan saat ini sudah sangat matang dan terorganisir. Berbagai perusahaan penyedia emas batangan telah menyediakan layanan asuransi pengiriman yang andal serta memfasilitasi pembayaran melalui transfer bank yang cepat.
Gomez juga menegaskan kembali bahwa emas bukanlah instrumen untuk menjadi kaya raya dalam waktu singkat. “Emas adalah penyimpan nilai jangka panjang, mirip dengan ekuitas kepemilikan rumah, yang fungsinya adalah menjaga kekayaan Anda dari waktu ke waktu,” jelasnya.

Dengan proyeksi harga emas yang terus menunjukkan tren meningkat, pemahaman yang komprehensif mengenai cara berinvestasi, penentuan porsi yang tepat dalam portofolio, serta memiliki strategi keluar yang matang menjadi kunci utama kesuksesan. Namun, penting untuk diingat bahwa seperti semua instrumen keuangan lainnya, tidak ada jaminan keuntungan mutlak. Oleh karena itu, melakukan riset mendalam dan menyesuaikan strategi investasi emas dengan tujuan finansial serta profil risiko pribadi adalah langkah yang paling bijaksana.

















