Peluncuran ETF Emas di Indonesia: Inovasi Baru dalam Investasi
Masyarakat yang gemar berinvestasi emas kini memiliki alternatif baru dalam bentuk Exchange Traded Fund (ETF) Emas. Produk ini akan segera meluncur dalam waktu dekat, meskipun payung hukumnya masih dalam proses pengesahan.
BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) sedang mempersiapkan produk ETF Emas yang rencananya akan diterbitkan pada 2026. Direktur Utama BRI-MI Tina Meilina menyatakan bahwa momentum kenaikan harga emas saat ini perlu dimanfaatkan oleh seluruh pelaku pasar, terutama manajer investasi.
Menurut Tina, kehadiran ETF Emas memberikan pilihan baru bagi investor untuk mendapatkan eksposur atas emas melalui mekanisme bursa. Langkah ini dilakukan untuk memperluas pilihan instrumen investasi berbasis komoditas sekaligus memanfaatkan meningkatnya minat investor terhadap emas sebagai safe haven.
“Pengembangan produk ini bukan hanya menjadi sebuah tonggak sejarah bagi terbentuknya instrumen investasi baru di pasar modal, tetapi juga mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan dengan menyediakan produk berbasis underlying yang familiar bagi masyarakat, seperti emas,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan ETF Emas
Dalam pengembangan ETF emas, BRI Manajemen Investasi melakukan kolaborasi dengan tiga mitra strategis, yaitu PT Pegadaian, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga), dan PT Mandiri Sekuritas. Dalam struktur kerja sama tersebut, BRI Manajemen Investasi berperan sebagai manajer investasi ETF Emas, Pegadaian sebagai penyedia dan kustodi emas, CIMB Niaga sebagai bank kustodian, serta Mandiri Sekuritas sebagai dealer partisipan.
“Dengan dukungan Pegadaian, CIMB Niaga, dan Mandiri Sekuritas, struktur produk menjadi yang pertama di Indonesia yang hadir dan diperkuat oleh ekosistem dari masing-masing perusahaan,” paparnya.
Tina menambahkan bahwa partisipasi dari Pegadaian, CIMB Niaga, dan Mandiri Sekuritas menjadi fondasi penting dalam memastikan kesiapan ETF emas ini. Menurutnya, kolaborasi strategis itu membentuk rantai layanan investasi yang terintegrasi, dari penyediaan emas, pengelolaan, penyimpanan, hingga mekanisme perdagangan di pasar modal.
Fitur ETF Emas yang Berbeda
Sebagai informasi, produk ETF emas BRI Manajemen Investasi ini nantinya akan menghadirkan sejumlah fitur yang tidak dimiliki instrumen emas konvensional, seperti harga real-time selama jam bursa, spread yang lebih kompetitif, transaksi digital, serta pengelolaan oleh manajer investasi dan bank kustodian.
Direktur Pemasaran, Penjualan, dan Pengembangan Produk PT Pegadaian Selfie Dewiyanti menegaskan bahwa emas merupakan instrumen investasi yang telah familiar di mata masyarakat sejak lama.
“Sebagai Bullion Bank di Indonesia, PT Pegadaian mendukung langkah BRI-MI dalam memperkuat ekosistem emas nasional. Kami menyambut positif inisiatif BRI Manajemen Investasi sebagai pionir yang mendorong terbentuknya ETF Emas di Indonesia,” ujarnya.
Produk Serupa Tapi Tak Sama
Sebelumnya, PT Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan PT Mandiri Manajemen Investasi untuk menawarkan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) Exchange-Traded Fund (ETF) Gold BlackRock (iShares) di tengah tingginya minat investor mengoleksi produk beraset dasar logam mulia dan belum rampungnya regulasi ETF emas di pasar modal Indonesia.
Direktur Mandiri Investasi Hardiyanto Pilia menyampaikan produk KPD ETF Gold dirancang untuk investor yang ingin mengintegrasikan emas sebagai bagian dari strategi portofolio jangka menengah, sambil tetap mengandalkan manajemen aktif untuk menjaga kinerja investasi.
“Inisiatif ini juga menunjukkan bagaimana kami terus mendorong inovasi produk yang sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan investor masa kini,” ujarnya.
Payung Hukum OJK dan Kesiapan Pegadaian
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan saat ini peluncuran ETF emas masih terus diproses. Inarno menyebut, produk tersebut dapat diluncurkan pada akhir tahun ini.
“Kami sedang proses untuk melaksanakan ETF emas, kita harapkan akhir 2025 ini sudah bisa live,” kata Inarno dalam acara Indonesia Islamic Finance Summit 2025 di Surabaya pada Senin (3/11/2025).
Inarno memaparkan, pada dasarnya ETF emas tidak berbeda dengan produk-produk exchange traded fund sejenis lainnya. Dia mengatakan perbedaan instrumen ini adalah kehadiran dua pihak, yakni penyedia emas (gold provider) dan penyimpan emas (gold custody).

Terkait hal tersebut, Inarno menuturkan OJK tengah berdiskusi dengan dua lembaga keuangan BUMN, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) serta PT Pegadaian.

Sebelumnya, PT Pegadaian mengungkapkan kesiapannya sebagai gold provider dan gold custody dalam instrumen ETF Emas yang akan diluncurkan Bursa Efek Indonesia (BEI). Head of Bullion Business Division Pegadaian Kadek Eva Saputra mengatakan saat ini ETF Emas masih berada dalam kajian oleh regulator.
“Rancangan peraturan OJK ini sudah ada. Memang kemarin targetnya adalah di akhir tahun ini. Tapi kemarin dari OJK informasinya adalah di awal tahun,” kata Kadek.
Kadek melanjutkan Pegadaian akan bertindak sebagai gold provider yang menyediakan emas, maupun sebagai gold custody dalam produk ETF Emas ini.
Kadek juga menuturkan secara kesiapan, Pegadaian sudah siap menjadi gold provider dan gold custody, karena kedua hal tersebut merupakan dasar dari layanan bank emas.
“Jadi pada prinsipnya sudah siap. Tapi mungkin nanti yang berita menariknya emas ini akan ada semacam bentuk sertifikat. Sertifikat yang nanti akan diperjual belikan di sekuritas,” tutur Kadek.

















