Aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh konten kreator Ferry Irwandi melalui Kitabisa.com, yang berhasil mengumpulkan lebih dari Rp10 miliar dalam waktu 24 jam, menuai sorotan dari berbagai pihak. Dana tersebut disalurkan untuk membantu korban banjir dan tanah longsor di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Namun, aksi kemanusiaan ini justru mendapat sindiran dari Anggota DPR Endipat Wijaya.
Sindiran Anggota DPR
Endipat Wijaya menyampaikan sindirannya saat rapat kerja Komisi I dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) pada tanggal 8 Desember 2025. Dalam rapat tersebut, Endipat memberikan masukan kepada Menkominfo agar lebih gencar menyebarluaskan informasi mengenai kinerja pemerintah dalam penanganan bencana di Pulau Sumatra.
“Kami mohon Ibu fokus nanti ke depan Kementerian Komdigi ini -informasi itu sehingga enggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera dan lain-lain,” ujar Endipat, seperti dikutip dari kanal YouTube Komisi I DPR RI Channel pada tanggal 9 Oktober 2025.
Meskipun tidak menyebut nama Ferry secara langsung, Endipat menyindir adanya pihak-pihak yang seolah-olah ingin dianggap paling berjasa di lokasi bencana. Ia juga menampik tudingan bahwa pemerintah tidak hadir dalam memberikan bantuan kepada para korban.
“Ada namanya orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh. Padahal negara sudah hadir dari awal ada orang baru datang baru bikin satu posko ngomong pemerintah gak ada. Padahal pemerintah sudah bikin ratusan posko di sana,” tegasnya.
Endipat juga menekankan bahwa anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk penanganan bencana di Aceh jauh lebih besar dibandingkan dengan sumbangan perorangan.
“Orang perorang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu Bu. Jadi yang kayak gitu mohon dijadikan perhatikan perhatian sehingga ke depan tidak ada lagi informasi yang seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana. Padahal negara sudah hadir sejak awal di dalam penanggulangan bencana,” imbuhnya.
Respon Ferry Irwandi
Pernyataan Endipat tersebut kemudian menjadi viral dan mendapat perhatian luas dari warganet. Ferry Irwandi pun memberikan tanggapannya melalui akun Instagram pribadinya.
Ketika seorang warganet memintanya untuk menemui anggota DPR yang menyindirnya, Ferry menjawab dengan santai, “Gpp dia bener kok. udah santai saja.”
Melalui unggahan di Instastory, Ferry juga mengakui bahwa donasi sebesar Rp10 miliar yang berhasil dikumpulkannya masih dirasa kurang. Ia berharap dapat memberikan lebih banyak bantuan kepada para korban.
“Gue malah ngerasa kurang euy (Rp10 miliar), beneran. I wish i can do more.”
“Maaf ya teman-teman, sekali lagi maaf,” tulis Ferry.
Mantan ASN Kementerian Keuangan itu juga menanggapi pernyataan Endipat mengenai anggaran triliunan yang telah digelontorkan pemerintah. Menurutnya, hal tersebut merupakan kabar baik karena Aceh memang membutuhkan pemulihan yang cepat.
“Syukurlah karena Aceh emang butuh percepatan,” kata Ferry.
Pengakuan Peran Pemerintah
Ferry sebelumnya telah mengakui peran penting pemerintah dalam keberhasilannya menyalurkan donasi sebesar Rp10 miliar kepada para korban. Pemerintah, menurutnya, telah menyediakan alat transportasi yang sangat membantu dalam pengiriman logistik.
“Semua hal baik yang kalian lihat, semua hal positif itu tidak lepas dari kolaborasi semua pihak.”
“Temen-temen kitabisa, para relawan, trus juga para NGO yang ada di lapangan. Dan juga pemerintah melalui TNI-Polri,” jelas Ferry dalam sebuah video.
Ferry menegaskan bahwa TNI-Polri sangat membantu dalam penyaluran donasi, bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Para personel juga turut bekerja membuka jalur distribusi bantuan.
“Gua nggak berusaha menutup-nutupi (peran pemerintah), nggak gua lebihin, nggak gua kurangin.”
“Barang itu (donasi) yang 5 ton lebih, nggak akan bisa terdistribusi dengan cepat kalau kita nggak ada bantuan dari kepolisian saat kita kesulitan mencari pesawat.”
“Untuk TNI juga, kita nggak bisa mencapai Gayo, Takengon tanpa bantuan teman-teman TNI dengan helikopter dan pesawat hercules.”
“Mereka deserve untuk insentif lebih dan perlindungan sosial. Dan semoga main powernya ditambahkan. Dan lebih banyak lagi anggota maupun prajurit datang ke tiga provinsi ini,” tutup Ferry.
Poin-poin Penting
Berikut adalah poin-poin penting yang dapat disimpulkan dari peristiwa ini:
Penggalangan Dana Sukses: Ferry Irwandi berhasil mengumpulkan donasi lebih dari Rp10 miliar dalam waktu singkat melalui Kitabisa.com.
Penyaluran Bantuan: Dana tersebut disalurkan kepada korban banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Sindiran DPR: Anggota DPR Endipat Wijaya menyindir aksi penggalangan dana tersebut, menganggapnya seolah-olah ingin menutupi peran pemerintah.
Respon Santai Ferry: Ferry menanggapi sindiran tersebut dengan santai dan mengakui bahwa donasi yang dikumpulkannya masih kurang.
Pengakuan Peran Pemerintah: Ferry mengakui peran penting pemerintah, khususnya TNI-Polri, dalam penyaluran bantuan.
Kolaborasi Penting: Keberhasilan penyaluran bantuan tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk relawan, NGO, dan pemerintah.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam penanganan bencana. Meskipun terdapat perbedaan pandangan, semua pihak memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu para korban dan memulihkan daerah yang terdampak bencana.

















