Alor Diguncang Gempa Tektonik, BMKG Pastikan Tak Ada Kerusakan
Pada hari Rabu, 17 Desember 2025, Kabupaten Alor dan wilayah sekitarnya diguncang oleh dua kali gempa tektonik yang cukup terasa oleh masyarakat setempat. Kejadian ini memicu kewaspadaan, namun berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan bangunan.
Kronologi dan Analisis Gempa
Gempa pertama terjadi pada pukul 11:02:06 WIB. Menurut keterangan resmi dari BMKG melalui rilis persnya, gempa ini memiliki kekuatan magnitudo 3.3. Lokasi episentrum gempa berada pada koordinat 8.31° Lintang Selatan dan 124.77° Bujur Timur. Posisi pusat gempa ini berada di laut, sekitar 23 kilometer arah timur dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan kedalaman hiposenter yang sangat dangkal, yaitu hanya 2 kilometer di bawah permukaan laut.
Karakteristik gempa yang dangkal ini, ditambah dengan lokasi episentrumnya, mengindikasikan bahwa gempa yang terjadi merupakan akibat dari aktivitas sesar lokal. Sesar lokal adalah patahan di dalam kerak bumi yang masih aktif dan dapat melepaskan energi dalam bentuk gempa. Kedalaman hiposenter yang minim membuat getaran gempa lebih mudah dirasakan hingga ke permukaan.
Intensitas Getaran dan Dampak
Meskipun berpusat di laut, getaran gempa ini dilaporkan dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Alor. Skala intensitas yang tercatat adalah II-III MMI (Modified Mercalli Intensity). Tingkat intensitas ini menggambarkan bahwa getaran dirasakan nyata oleh beberapa orang. Deskripsi yang diberikan cukup jelas, yaitu getaran terasa seperti ada truk yang sedang berlalu. Hal ini menunjukkan bahwa getaran yang dirasakan cukup signifikan untuk disadari oleh penduduk.
Namun, kabar baiknya adalah hingga laporan ini disampaikan, belum ada laporan resmi mengenai adanya kerusakan pada bangunan, baik rumah penduduk, fasilitas umum, maupun infrastruktur lainnya di wilayah Kabupaten Alor. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kekuatan gempa yang relatif kecil dan kedalaman pusat gempa yang dangkal, sehingga energi yang dilepaskan tidak cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan struktural yang berarti.
Antisipasi Gempa Susulan dan Imbauan BMKG
Menyikapi kejadian ini, BMKG terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas seismik di wilayah Alor. Hingga pukul 11:25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock. Gempa susulan adalah gempa yang terjadi setelah gempa utama, biasanya memiliki kekuatan yang lebih kecil dan bertujuan untuk melepaskan sisa tekanan di area patahan.
BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Alor dan sekitarnya untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, terutama yang beredar di media sosial atau pesan berantai.
Untuk memastikan keakuratan informasi terkait gempa dan aktivitas geofisika lainnya, BMKG menekankan pentingnya merujuk pada sumber resmi. Informasi resmi hanya dapat diperoleh dari BMKG melalui kanal komunikasi yang telah terverifikasi. Kanal-kanal tersebut meliputi:
* Media sosial resmi BMKG di Instagram dan Twitter dengan akun @infoBMKG.
* Situs web resmi BMKG di alamat http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id.
* Kanal Telegram BMKG di tautan https://t.me/InaTEWS_BMKG.
* Aplikasi mobile BMKG yang tersedia untuk perangkat iOS dan Android dengan nama wrs-bmkg atau infobmkg.
Dengan menjaga ketenangan dan selalu mengacu pada sumber informasi yang terpercaya, masyarakat dapat menghadapi potensi bencana alam dengan lebih baik dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. Kejadian gempa ini menjadi pengingat akan dinamika geologis wilayah Indonesia yang berada di cincin api Pasifik, namun juga menunjukkan ketahanan infrastruktur dan kesigapan lembaga terkait dalam memberikan informasi yang akurat.

















