Menjelang penghujung tahun 2025, Kota Surabaya terus berpacu dengan waktu dalam melaksanakan berbagai program pembangunan. Berbagai infrastruktur dipercepat pengerjaannya, masalah-masalah lama mulai diatasi, dan stabilitas politik lokal tetap terjaga dengan baik. Di tengah dinamika kota yang terus berkembang ini, Wakil Ketua DPRD Surabaya sekaligus tokoh penting dari Partai Golkar, Arif Fathoni, menyampaikan catatan akhir tahunnya. Dalam sebuah wawancara mendalam, ia mengupas berbagai aspek pembangunan kota, pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan, serta konsistensi politik Partai Golkar dalam mendukung dan mengawal jalannya pemerintahan.
Kebijakan Pemerintah Kota: Memperkuat Fondasi Pembangunan
Bagaimana pendapat Anda mengenai kinerja pemerintahan Eri Cahyadi dan Armuji selama ini?
Arif Fathoni menjawab, “Jika kita melihat implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), terlihat adanya kemauan politik yang kuat untuk membawa Surabaya menjadi kota yang berdaya saing global. Pembangunan infrastruktur strategis dan perumahan berjalan secara berkelanjutan dan saling terintegrasi. Perencanaan kota juga dibuat lebih detail dan komprehensif. Dengan arah pembangunan seperti ini, saya yakin Surabaya akan siap berperan sebagai pintu gerbang Ibu Kota Negara (IKN) ketika pusat pemerintahan pindah pada tahun 2028.”
Banjir dan Kemacetan: Dua Pekerjaan Rumah yang Belum Tuntas
Apakah penanganan masalah banjir dan kemacetan di Surabaya sudah memadai?
“APBD telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk penanggulangan banjir, tanpa mengganggu alokasi wajib untuk sektor pendidikan,” jelas Arif Fathoni. “Saluran-saluran air diperbaiki, jumlah rumah pompa ditambah, dan sistem konektivitas saluran juga dibenahi. Memang, masih ada genangan air saat hujan deras, tetapi kami berharap setelah proyek pengendalian banjir selesai pada tahun 2026, Surabaya akan jauh lebih siap menghadapi masalah banjir pada tahun 2027.”
Bagaimana pandangan Anda mengenai masalah sampah kiriman dari wilayah hulu sungai?
Arif Fathoni menjelaskan, “Secara geografis, Surabaya terletak di hilir sungai. Ditambah lagi dengan adanya fenomena rob. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sangatlah krusial. Pemerintah terus membangun infrastruktur yang diperlukan, tetapi partisipasi aktif dari warga masyarakat sangat menentukan keberhasilan upaya penanggulangan sampah. Kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan para pegiat media sosial perlu diperkuat untuk mendorong kampanye tentang larangan membuang sampah ke sungai, yang tumbuh dari kesadaran masyarakat sendiri.”
Mobilitas Kota: Transportasi Publik sebagai Solusi Masa Depan
Apakah penambahan jalan baru cukup efektif untuk mengatasi masalah kemacetan?
“Pembangunan jalan baru tetap diperlukan, karena tidak ada pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor,” kata Arif Fathoni. “Namun, penguatan sistem transportasi publik seperti Bus Suroboyo dan feeder Wara-Wiri sudah berada di jalur yang benar. Pemerintah tidak boleh memaksa masyarakat untuk menggunakan transportasi publik, tetapi yang terpenting adalah menyediakan layanan yang aman, nyaman, dan terintegrasi.”
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Rumah Layak Huni: Pilar Kota yang Humanis
Bagaimana Anda melihat perkembangan pembangunan SDM di Surabaya?
“Penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat menunjukkan bahwa program penanganan stunting, kemiskinan, dan layanan pendidikan di Surabaya berjalan dengan baik,” ujar Arif Fathoni. “Pertumbuhan ekonomi Surabaya juga melampaui angka nasional. Program beasiswa diperluas, dan perbaikan rumah tidak layak huni ditingkatkan. Semua ini adalah fondasi penting untuk mencetak generasi penerus yang unggul. Rumah yang layak huni akan mendukung terciptanya keluarga yang kuat.”
Pemerataan Layanan Kesehatan: RSUD Baru untuk Tiga Zona Kota
Bagaimana perkembangan layanan kesehatan di Surabaya?
“Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Eka Candrarini di Surabaya Timur merupakan langkah yang sangat strategis,” kata Arif Fathoni. “Selanjutnya, tinggal menyamakan akreditasinya dengan RSUD Soewandhie. Saya berharap RSUD Surabaya Selatan dapat dibangun pada tahun 2027 dan RSUD Surabaya Utara pada tahun 2028, sehingga pemerataan layanan kesehatan dapat benar-benar terwujud di seluruh wilayah kota.”
Loyalitas Politik Partai Golkar: Mengawal Pemerintahan dengan Bijak
Partai Golkar dinilai sangat mendukung pemerintahan Eri Cahyadi dan Armuji. Bagaimana tanggapan Anda?
“Dalam Partai Golkar, kami memiliki doktrin Ikrar Panca Bhakti, yang salah satunya adalah watak setia kawan,” jelas Arif Fathoni. “Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar secara resmi mengusung Eri Cahyadi dan Armuji pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024. Oleh karena itu, menjadi kewajiban kami untuk mengawal visi dan misi yang telah kami dukung. Koalisi bukan hanya soal bersenang-senang, tetapi juga berjuang bersama dalam suka dan duka.”
Apakah Partai Golkar pernah memberikan kritik kepada pemerintahan Eri Cahyadi dan Armuji?
“Kami sering memberikan masukan dalam pertemuan tertutup,” kata Arif Fathoni. “Kritik kami sampaikan untuk menyempurnakan capaian-capaian yang ada, bukan untuk konsumsi publik. Kebaikan seorang teman disiarkan, sedangkan kekurangannya cukup menjadi catatan internal.”
Bagaimana relasi antara Eri Cahyadi dan Armuji selama ini?
“Relasi mereka baik dan saling melengkapi,” jawab Arif Fathoni. “Jika ada dinamika, itu hal yang wajar. Bahkan, dalam rumah tangga pun pasti ada pasang surut.”
Regenerasi Partai Golkar Surabaya: Stabilitas Tanpa Pergeseran Arah Politik
Apakah kepemimpinan baru Partai Golkar Surabaya akan mengubah arah hubungan dengan Pemerintah Kota?
“Saya kira tidak,” kata Arif Fathoni. “Komunikasi antara dr. Akmarawita Kadir dengan Wali Kota sangat baik. Setiap pemimpin memiliki gaya masing-masing, tetapi komitmen Partai Golkar tidak akan berubah.”
Bagaimana Anda membagi peran sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya dan Wakil Ketua Golkar Jawa Timur?
“Untuk Surabaya, saya memberikan masukan jika diminta oleh Ketua DPD Partai Golkar Kota,” jelas Arif Fathoni. “Amanah yang saya emban di Golkar Jawa Timur dari Ketua Ali Mufti membuat saya fokus membantu beliau dalam mengarahkan bahtera Golkar menuju tujuan yang telah ditetapkan.”
Optimisme Menuju Surabaya 2028
Di akhir wawancara, Arif Fathoni menegaskan bahwa perjalanan Surabaya menuju tahun 2028 bukan hanya tentang pembangunan fisik semata, tetapi juga tentang konsistensi kebijakan, kekuatan kolaborasi, dan kedewasaan politik. Fondasi yang dibangun hari ini, menurutnya, akan menjadi modal utama agar Surabaya mampu naik kelas dalam lima tahun ke depan.
