No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Login
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
No Result
View All Result
Home berita

Greenpeace-Walhi: Banjir Sumatra Bukan Hanya Cuaca, Tapi Kegagalan Pengelolaan SDA

Redaksi by Redaksi
9 Desember 2025 - 19:38
in berita
0

JAKARTA,

Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) pada akhir November 2025 telah memicu perhatian serius dari organisasi lingkungan hidup. Dua lembaga utama, Greenpeace dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), menyatakan bahwa kejadian ini bukan sekadar fenomena cuaca aneh, melainkan tanda nyata dari krisis iklim yang semakin mengancam.

Greenpeace dan Walhi menilai bahwa bencana tersebut adalah hasil dari kerusakan ekosistem yang berlarut-larut, dipengaruhi oleh kebijakan pembangunan yang cenderung ekstraktif. Mereka menekankan bahwa penurunan daya dukung lingkungan akibat aktivitas pertanian skala besar, tambang, dan pembangunan infrastruktur seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menjadi penyebab utama kejadian ini.

Fenomena Siklon Tropik Senyar dan Kerusakan Ekologis

Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace, Arie Rompas, menjelaskan bahwa fenomena Siklon Tropik Senyar, yang biasanya jarang terjadi di daerah Khatulistiwa, membawa curah hujan ekstrem. Namun, dampak kerusakan yang terjadi tidak hanya terbatas pada cuaca, tetapi juga mencerminkan kondisi lingkungan yang sangat kritis.

Menurut Arie, hampir semua Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Sumatra dalam kondisi kritis, dengan tutupan hutan alam kurang dari 25 persen. Hal ini jauh di bawah batas ideal yang seharusnya mencapai 30 persen sesuai Undang-Undang Kehutanan sebelum Omnibus Law diundangkan.

Salah satu contoh paling tragis adalah DAS Batang Toru di Sumut. Di wilayah hulu DAS tersebut, deforestasi besar-besaran terjadi akibat pertanian dan perkebunan. Sementara itu, di bagian tengah DAS yang masih memiliki hutan, aktivitas tambang dan PLTA juga turut merusak ekosistem.

“Kombinasi antara kehancuran di hulu dan topografi sungai yang curam dan pendek menciptakan karakteristik banjir bandang yang disertai longsoran,” kata Arie. Ia menambahkan bahwa fungsi hutan sebagai penahan air sudah menurun drastis, sehingga material kayu dan tanah langsung terbawa, menyebabkan sedimentasi parah dan mengancam jiwa.

Baca Juga  51 Kapal ASDP Siap Layani Arus Nataru Bakauheni

Desakan untuk Evaluasi Kebijakan Ekstraktif

Greenpeace secara tegas mendesak pemerintah, termasuk Presiden Prabowo Subianto, untuk melakukan evaluasi total terhadap kebijakan berbasis ekstraktivisme dan pertanian skala besar. Mereka mengecam pandangan yang masih menganggap sumber daya alam sebagai aset ekonomi yang harus dieksploitasi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

“Pertumbuhan ekonomi yang digembar-gemborkan mencapai 8% justru akan memperluas ekspansi investasi yang merusak. Ekonomi yang kita bangun akan dihancurkan dalam sekejap jika bencana datang,” kritik Arie.

Penetapan Bencana Nasional dan Pemulihan Jangka Panjang

Sebagai respons cepat, Greenpeace juga mengajukan permohonan agar pemerintah segera menetapkan bencana di Sumatra sebagai Bencana Nasional. Penetapan ini dinilai penting agar sumber daya dapat segera terintegrasi untuk membantu korban yang kehilangan rumah, mata pencaharian, bahkan yang masih hilang.

“Pendekatan bencana pemerintah selama ini reaktif. Pemerintah harus memastikan distribusi bantuan segera sampai dan ada kebijakan terintegratif untuk pemulihan ekologi jangka panjang di wilayah DAS yang sudah kritis,” ujar Arie.

Tanggapan dari Walhi: Potensi Bencana Ekologis di Seluruh Indonesia

Senada dengan Greenpeace, Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Boy Jerry Even Sembiring, menyatakan bahwa bencana di Sumatra adalah refleksi dari potensi bencana ekologis yang besar di seluruh Indonesia. Menurut Walhi, setiap wilayah memiliki kerentanan masing-masing, sesuai dengan karakteristik ekosistemnya.

“Kawan-kawan yang berada di daerah pegunungan atau dengan kelerengan lebih dari 30 derajat rawan banjir dan longsor. Dan ini tidak hanya terjadi di Sumatera,” katanya.

Walhi secara tegas menyebut beberapa wilayah padat penduduk dan industri sebagai kawasan yang “merisikan” bencana ekologis di masa depan. Mereka menyoroti wilayah Jawa yang memiliki tutupan hutan kurang dari 30 persen, serta Sulawesi dengan aktivitas tambang yang meningkat pesat.

Baca Juga  Lewotobi Erupsi: Ribuan Mengungsi, Ratusan Bertahan di Pengungsian

“Hampir seluruh wilayah Jawa yang tutupan hutannya atau areal hutannya kurang dari 30 persen itu rawan banget dengan kebencanaan. Lalu kita masuk lagi di Sulawesi, dengan aktivitas tambang-tambang mineral kritis yang terus meningkat, ini berpotensi juga melahirkan kebencanaan,” tegas Boy.

Ia menuntut pemerintah untuk serius memanfaatkan teknologi dan memantau tren cuaca ekstrem guna mencegah bencana yang lebih besar di masa depan.

Editor: Riko A Saputra

Redaksi

Redaksi

Baca Juga

berita

Romo Mudji Sutrisno Wafat di Usia 71: Sakit dan Perawatan di RS Carolus

30 Desember 2025 - 23:06
berita

Gerimis Jawa Timur 29 Desember 2025: Pantau Pagi Hingga Malam

30 Desember 2025 - 12:26
berita

Bus Maut Tol Krapyak: Saksi Mata Ungkap Detik-Detik Mengerikan

24 Desember 2025 - 16:38
berita

Kaltara Berpotensi Hujan: Siapkan Perlindunganmu!

24 Desember 2025 - 05:07
berita

Tragedi Krapyak: Bus Maut 15 Korban, Melaju Kencang Hantam Pembatas

24 Desember 2025 - 01:55
berita

Pesawat Tutupi Jalan: Bukan Tergelincir, Ini Penyebab Macet Bandara Soekarno-Hatta

24 Desember 2025 - 00:19
  • Trending
  • Comments
  • Latest

FIFA Batal, Malaysia Terancam Sanksi AFC

24 Desember 2025 - 04:09

Jadwal Libur Nasional 2026: 1 & 2 Januari Merah & Cuti?

26 Desember 2025 - 11:51

Husein Sastranegara Buka Lagi: Semarang-Bandung Terhubung Langsung

26 Desember 2025 - 03:35

Tabel KUR BRI 2025: Cicilan Rp 1 Jutaan untuk Pinjaman 100 Juta

20 Desember 2025 - 17:58

Daftar Lengkap Ore The Forge Roblox: Statistik Iron hingga Darkryte Desember 2025!

17 Desember 2025 - 21:47

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19

Romo Mudji Sutrisno Wafat di Usia 71: Sakit dan Perawatan di RS Carolus

30 Desember 2025 - 23:06

Pilihan Redaksi

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 batampena.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature

Copyright © 2025 batampena.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In