Musa Rajekshah Dicopot dari Jabatan Ketua DPD Golkar Sumut di Tengah Upaya Bantuan Bencana
Seorang politikus dari Partai Golkar, Musa Rajekshah, yang akrab disapa Ijeck, dilaporkan menerima kenyataan yang cukup pahit. Ia diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar di Sumatera Utara. Keputusan ini diambil pada tanggal 14 Desember 2025.
Yang menjadi sorotan adalah waktu penetapan pemberhentian Ijeck. Pemberhentian ini terjadi justru ketika mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara tersebut tengah disibukkan dengan upaya bantuan kemanusiaan untuk warga yang terdampak musibah banjir dan longsor. Situasi ini menimbulkan pertanyaan dan keheranan di kalangan internal partai dan masyarakat luas.
Aprina Situmorang, yang menjabat sebagai Sekretaris DPD Golkar Tapanuli Tengah (Tapteng), mengungkapkan bahwa partainya di Sumatera Utara memang telah diarahkan langsung oleh Ijeck untuk turun tangan membantu warga yang terkena dampak bencana alam. Wilayah Sumatera Utara, bersama dengan Aceh dan Sumatera Barat, memang menjadi beberapa provinsi yang terdampak parah oleh bencana banjir dan longsor dalam beberapa waktu terakhir.
“Dalam beberapa hari terakhir ini, kami diarahkan langsung oleh Ketua untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir, baik di wilayah Sumatera Utara maupun di Aceh Tamiang. Kami juga terlibat dalam proses evakuasi warga, termasuk saat terjadi banjir di Kota Medan pada akhir November lalu,” ujar Aprina kepada awak media pada hari Sabtu, 20 Desember 2025.
Ia menambahkan bahwa banjir yang melanda ketiga provinsi tersebut telah mengakibatkan ribuan warga terdampak, banyak rumah terendam air, dan aktivitas masyarakat menjadi lumpuh total. Dalam kondisi seperti ini, Ijeck disebut-sebut memilih untuk memprioritaskan kerja-kerja kemanusiaan di atas segala urusan politik internal Partai Golkar.
“Ini adalah wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab moral beliau sebagai seorang pemimpin di daerah. Fokus utamanya saat ini adalah bagaimana meringankan beban saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah,” jelas Aprina.
Lebih lanjut, Aprina menyatakan rasa herannya atas keputusan yang diambil oleh partai melalui pengurus pusatnya, yang justru memutuskan untuk mencopot Ijeck dari jabatannya sebagai Ketua DPD Golkar Sumatera Utara.
“Dalam situasi genting seperti ini, di mana Ketua sedang berjuang untuk membantu masyarakat, justru Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sibuk dengan urusan pencopotan beliau. Hal ini sangat tidak sejalan dengan semangat gotong royong dan kepedulian,” kritiknya.
Aprina menegaskan bahwa dedikasi Musa Rajekshah terhadap masyarakat Sumatera Utara tidak perlu diragukan lagi. Ia dikenal konsisten dalam memberikan bantuan kepada rakyat sejak lama.
“Ini bukan hal yang baru bagi Bang Ijeck. Setiap kali terjadi bencana, beliau selalu hadir. Baik itu banjir, longsor, maupun musibah lainnya. Beliau tidak hanya memantau dari jauh, tetapi benar-benar turun langsung ke lapangan untuk memberikan dukungan,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, secara resmi mencopot Musa Rajekshah alias Ijeck dari jabatan Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara. Surat keputusan pemberhentian Musa Rajekshah, yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, bernomor Skep-132/DPP/GOLKAR/XII/2025. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Bahlil Lahadalia selaku Ketua Umum dan Muhammad Sarmuji selaku Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar pada tanggal 14 Desember 2025. Keputusan ini menimbulkan dinamika tersendiri dalam tubuh partai dan perhatian publik terhadap prioritas partai di tengah krisis kemanusiaan.

















