No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Login
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
No Result
View All Result
Home News

Ini Detail Serangan Intan Jaya Berdasarkan Lembaga HAM Eropa

Redaksi by Redaksi
27 Oktober 2025 - 01:39
in News
0

Penyerangan di Kampung Soanggama: Laporan Awal tentang Kekerasan Militer dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pada 15 Oktober 2025, sebuah penyerangan terhadap Kampung Soanggama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Lembaga HAM berbasis Eropa, Human Rights Monitor (HRM), melaporkan adanya indikasi bahwa warga sipil turut menjadi korban dalam penyergapan tersebut. Menurut laporan awal dari HRM, TNI melakukan penggerebekan menjelang fajar, dengan tembakan sembarangan yang mengakibatkan 15 korban jiwa.

Empat belas warga asli Papua dilaporkan dieksekusi di tempat, sementara seorang perempuan lanjut usia hanyut saat mencoba melarikan diri ke Sungai Hiabu. Sumber komunitas menyebutkan bahwa tentara menguburkan sebagian besar jenazah, dengan empat jenazah tersisa yang hilang. Peristiwa ini memicu pengungsian massal sedikitnya 145 warga dari Soanggama, Janamba, dan Kulapa.

Menurut informan setempat dan anggota tim mediasi konflik Intan Jaya, personel TNI nonorganik (Den 1 dan Den 4 Satgas Rajawali; Yonif 50/S dan Yonif 712/WT) memulai operasi sekitar pukul 03.00 WIB di wilayah Nduni Ndugupa/Soanggama. Operasi ini berujung pada penangkapan dan eksekusi terhadap sedikitnya 10 orang di seluruh Nduni Ndugupa, Soanggama, dan Dugibugate.

Beberapa jenazah disebut dikuburkan aparat TNI di beberapa lokasi, antara lain di depan gereja Protestan dan di dusun sekitar Soanggama. Anggota tim mediasi melaporkan terbatasnya akses untuk memulihkan dan mengidentifikasi semua jenazah. TNI menyatakan bahwa mereka menemukan senjata api rakitan, empat senapan angin, berbagai macam amunisi, optik, alat komunikasi, dan bendera Bintang Kejora. Namun keterangan lain menyebutkan barang yang disita terdiri dari parang, kapak, busur dan anak panah, serta senapan angin.

Para pemimpin gereja lokal dan masyarakat sipil segera membantah narasi resmi tersebut. Tim Mediasi Konflik Intan Jaya menyatakan bahwa tidak semua 15 korban berafiliasi dengan TPNPB, dan mengidentifikasi setidaknya sembilan warga sipil, termasuk seorang pria tunarungu dan seorang ibu rumah tangga yang meninggal saat melarikan diri.

Baca Juga  Masako, Sajiku, dan SAORI Juara Top Halal Award 2025

Setelah operasi militer, 145 orang yang dilaporkan terdiri dari 68 perempuan, 38 laki-laki, dan 39 anak-anak, melarikan diri ke Hitadipa dan mencari perlindungan darurat dengan akses terbatas terhadap makanan, air, dan layanan kesehatan. Gereja-gereja dan pengamat hak asasi manusia menyerukan akses dan perlindungan kemanusiaan bagi para pengungsi internal.

Jika terbukti, menurut HRM, “laporan mengenai penggunaan kekuatan mematikan yang tidak pandang bulu terhadap penduduk yang sedang tidur, eksekusi mendadak, penguburan rahasia, dan penyitaan alat-alat penghidupan yang penting dapat mengakibatkan eksekusi di luar proses hukum dan pelanggaran serius lainnya terhadap hak untuk hidup berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional (ICCPR, Pasal 6)”.

Selain itu, terjadi juga pelanggaran terhadap Hukum Humaniter Internasional yang berlaku dalam konflik bersenjata noninternasional, terutama prinsip-prinsip pembedaan (warga sipil tidak boleh menjadi sasaran), dan proporsionalitas (tidak menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil) dalam sebuah serangan. Penguburan jenazah yang dilaporkan tanpa partisipasi keluarga menghambat identifikasi dan melanggar perlakuan bermartabat terhadap orang yang meninggal dan hak keluarga atas kebenaran dan pemulihan.

Kecaman dan seruan Komnas HAM untuk menghentikan kekerasan dan meninjau ulang strategi keamanan menggarisbawahi tugas negara untuk mencegah pembunuhan di luar hukum, memastikan akuntabilitas, dan memfasilitasi penyelidikan yang tidak memihak. Narasi korban yang beragam semakin menyoroti perlunya mekanisme pencarian fakta yang independen dan kredibel serta akses tanpa hambatan.

Pengungsi internal yang berjumlah sedikitnya 145 orang ke Hitadipa, termasuk anak-anak, menunjukkan adanya kebutuhan perlindungan yang mendesak dan potensi pelanggaran terhadap larangan pemindahan paksa tanpa adanya alasan militer yang penting.

Sebelumnya, Dansatgas Media Koops Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono melalui siaran pers yang diterima, Kamis (16/10/2025) menyampaikan Kampung Soanggama selama ini diketahui sebagai salah satu lokasi tempat bersarangnya separatis OPM. Menurut hitungan TNI, ada sekitar 30 anggota OPM yang bercokol di perkampungan itu. Dan selama ini TNI mendapatkan laporan langsung dari masyarakat yang merasa terintimidasi dengan keberadaan kelompok separatis bersenjata itu.

Baca Juga  Shio yang Dihina Kini Berhasil

Diketahui kelompok OPM yang menguasai perkampungan tersebut mengatasnamakan sebagai OPM Kodap VIII/Soanggama. Operasi pengerahan pasukan, pun dilakukan. Pada Selasa (14/10/2025) malam waktu setempat, Satgas Habema melaksanakan penindakan dengan memasuki wilayah Kampung Soanggama.

Operasi Militer dan Penindakan terhadap Kelompok Separatis

Pada Rabu (15/10/2025) subuh, Satgas Habema melakukan kontak tembak dengan para separatis bersenjata itu. Kontak tembak terjadi lantaran OPM mengetahui pergerakan yang dilakukan para prajurit Habema lalu melakukan penyerangan.

“Dan dalam kontak tembak tersebut, TNI terpaksa melakukan tindakan yang tegas dan terukur sesuai dengan prosedur pertempuran,” kata Letkol Iwan.

Kontak tembak tersebut berlangsung lama. Sampai sekitar tengah siang, dari kontak tembak yang terjadi, Satgas Habema berhasil menetralisir keadaan, dan menguasai lokasi.

“Pada sekitar pulul 12 siang situasi berhasil dikuasai dan kelompok OPM berhasil dipukul mundur,” ujar Letkol Iwan.

Satgas Habema, pun melakukan penyisiran perimeter untuk memastikan situasi keamanan wilayah yang menjadi lokasi pertempuran dan kontak tembak. “Dan dari penyisiran pascakontak tembak tersebut, TNI menemukan 14 anggota OPM yang tewas,” ujar Letkol Iwan.

Berdasarkan identifikasi mereka yang tewas itu, kata Letkol Iwan beberapa di antaranya adalah para petinggi OPM Kodap VIII/Soanggama. Dari 14 anggota OPM yang tewas itu, di antaranya kata Letkol Iwan adalah Agus Kogoya yang merupakan Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Soanggama.

Satu lagi yang diketahui tewas adalah Ipe Kogoya, yang merupakan adik kandung dari Panglima Kodap VIII/Soanggama. Sedangkan lainnya, adalah Zakaria Kogoya yang selama ini diburu oleh TNI karena diduga sebagai pelaku penembakan anggota TNI di Mamba Bawah dan di Gamagai. Lainnya, kata Letkol Iwan merupakan para anggota maupun pengikut OPM Soanggama.

Baca Juga  Ramalan Zodiak Aries & Taurus 15 Des 2025: Cinta, Uang, Karier, Sehat

“Sementara anggota OPM lainnya, Satgas Habema masih melakukan pengejaran,” ujar Letkol Iwan.

Dari pertempuran itu, Kampung Soanggama kata Letkol Iwan berhasil dikuasai dan terbebas dari OPM. Dan dari operasi tersebut, Satgas Habema menemukan sejumlah barang-barang bukti yang selama ini digunakan OPM Soanggama dalam melakukan aksi-aksi separatisme.

Hasil Operasi dan Persiapan Keamanan

Beberapa di antaranya ditemukan satu pucuk senjata api rakitan dan empat senapan angin, serta berbagai amunisi beragam kaliber. Satgas Habema juga menemukan bukti-bukti lain berupa bagan struktur Kodap VIII/Soanggama.

“Pascapenindakan tersebut, situasi di Kampung Soanggama sudah dalam status aman dan kondusif,” ujar Letkol Iwan.

TNI, kata dia, pun sudah mendirikan Pos Taktis TNI di Kampung Soanggama sebagai bentuk untuk keamanan masyarakat di wilayah tersebut.

Editor: Riko A Saputra

Redaksi

Redaksi

Baca Juga

News

Marquez: Gaji Bukan Prioritas, Ini 2 Syarat Utama Tim Impiannya

29 Desember 2025 - 20:50
News

Persib di Puncak: Liga Indonesia Terancam Monopoli?

29 Desember 2025 - 18:59
News

Jadwal Malut United vs Borneo FC: Jam Tayang Super League

29 Desember 2025 - 15:17
News

Liga Inggris Pekan 18: MU & Liverpool Pesta Gol, Chelsea Keok

29 Desember 2025 - 13:27
News

Milan vs Verona: Allegri Cadangkan Leao, Debut Fullkrug?

29 Desember 2025 - 12:07
News

Atalanta vs Inter: Prediksi Nerazzurri Ungguli Pekan 17 Serie A

29 Desember 2025 - 11:52
  • Trending
  • Comments
  • Latest

FIFA Batal, Malaysia Terancam Sanksi AFC

24 Desember 2025 - 04:09

Jadwal Libur Nasional 2026: 1 & 2 Januari Merah & Cuti?

26 Desember 2025 - 11:51

Husein Sastranegara Buka Lagi: Semarang-Bandung Terhubung Langsung

26 Desember 2025 - 03:35

Tabel KUR BRI 2025: Cicilan Rp 1 Jutaan untuk Pinjaman 100 Juta

20 Desember 2025 - 17:58

Daftar Lengkap Ore The Forge Roblox: Statistik Iron hingga Darkryte Desember 2025!

17 Desember 2025 - 21:47

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19

Romo Mudji Sutrisno Wafat di Usia 71: Sakit dan Perawatan di RS Carolus

30 Desember 2025 - 23:06

Pilihan Redaksi

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 batampena.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature

Copyright © 2025 batampena.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In