Pada penutupan perdagangan hari Senin (8/12), pasar komoditas global menunjukkan pergerakan yang beragam. Sebagian besar komoditas utama mengalami penurunan harga, sementara beberapa lainnya justru mencatatkan kenaikan. Berikut adalah rincian pergerakan harga beberapa komoditas penting:
Minyak Mentah: Tertekan Sentimen Pasokan dan Perundingan Ukraina

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan signifikan, mencapai sekitar 2 persen pada hari Senin. Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya adalah pemulihan produksi minyak di Irak dan perkembangan terkini dalam perundingan untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
Pemulihan Produksi Minyak Irak: Irak berhasil memulihkan produksi di ladang minyak West Qurna 2, yang dikelola oleh Lukoil. Ladang minyak ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia dan menyumbang sekitar 0,5 persen dari total pasokan minyak global. Kebocoran pipa ekspor sebelumnya sempat mengganggu produksi, namun berhasil diatasi. Pemulihan ini menambah pasokan minyak ke pasar, sehingga memberikan tekanan pada harga.
Perundingan Ukraina: Investor juga mencermati perkembangan perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Jika kesepakatan damai tercapai, ada potensi peningkatan ekspor minyak dari Rusia, yang juga akan menambah pasokan global dan menekan harga minyak.
Secara spesifik, kontrak berjangka Brent turun USD 1,26 atau 1,98 persen menjadi USD 62,49 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat turun USD 1,20 atau 2 persen ke level USD 58,88 per barel. Meskipun sempat ada informasi yang salah mengenai penghentian produksi sementara di ladang minyak West Qurna 2, harga tetap tertekan secara keseluruhan.
Analis pasar minyak dari PVM, Tamas Varga, menyatakan bahwa potensi peningkatan ekspor minyak Rusia jika kesepakatan terkait Ukraina tercapai dapat memberikan tekanan turun pada harga minyak.
Selain itu, pasar juga sedang mengantisipasi keputusan suku bunga oleh The Fed. Pasar memperkirakan peluang 84 persen untuk penurunan suku bunga seperempat poin pada pertemuan tersebut. Namun, perbedaan pendapat di antara anggota dewan The Fed membuat investor lebih berhati-hati dan fokus pada arah kebijakan bank sentral.
Batu Bara: Harga Bergerak Naik
Harga batu bara justru menunjukkan tren yang berlawanan dengan minyak mentah. Pada penutupan perdagangan Senin, harga batu bara terpantau naik 1,61 persen. Berdasarkan data dari situs tradingeconomics, harga batu bara berada di posisi USD 110,25 per ton. Kenaikan ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap batu bara masih cukup tinggi.
CPO (Crude Palm Oil): Penurunan Tipis

Harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan tipis pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan data dari situs Barchart, harga CPO turun 0,05 persen menjadi MYR 4.093 per ton. Penurunan ini relatif kecil dibandingkan dengan komoditas lainnya.
Nikel: Mengikuti Tren Penurunan
Harga nikel juga mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME), harga nikel turun 0,67 persen menjadi USD 14.840 per ton.
Timah: Terkoreksi
Harga timah juga terpantau turun 0,46 persen pada penutupan perdagangan Senin. Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME), harga timah menetap di USD 39.884 per ton.

Secara keseluruhan, pasar komoditas pada hari Senin menunjukkan dinamika yang kompleks. Penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh faktor pasokan dan perkembangan geopolitik, sementara batu bara mencatatkan kenaikan. Komoditas lainnya seperti CPO, nikel, dan timah juga mengalami fluktuasi harga. Investor dan pelaku pasar perlu terus memantau perkembangan ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

















