
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan kepedulian mendalam terhadap mahasiswanya yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Sebanyak 139 mahasiswa ITS yang berasal dari wilayah-wilayah tersebut akan mendapatkan keringanan, bahkan pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT), jika keluarga mereka terkena dampak langsung dari bencana alam tersebut.
Rektor ITS, Prof. Dr. (HC) Ir. Bambang Pramujati, ST., M.Sc.Eng., Ph.D., menjelaskan bahwa beberapa mahasiswa berasal dari daerah yang mengalami kerusakan rumah hingga kehilangan mata pencaharian keluarga akibat bencana. “Kami ingin memastikan mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan tanpa terbebani kondisi keluarga yang sedang berduka,” tegasnya. ITS berkomitmen untuk meringankan beban finansial mahasiswa yang terdampak agar mereka dapat fokus pada pemulihan dan studi mereka.
Prioritas utama ITS adalah memastikan bahwa tidak ada mahasiswa yang terpaksa menghentikan pendidikannya karena kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh bencana. Dukungan yang diberikan mencakup:
- Keringanan UKT: Bentuk keringanan ini disesuaikan dengan tingkat dampak yang dialami oleh masing-masing keluarga mahasiswa.
- Pembebasan UKT: Bagi mahasiswa yang keluarganya mengalami dampak paling parah, ITS akan membebaskan biaya UKT sepenuhnya.
- Pendampingan Psikososial: ITS menyadari bahwa trauma akibat bencana dapat mempengaruhi kondisi mental dan emosional mahasiswa. Oleh karena itu, pendampingan psikososial juga diberikan bagi mahasiswa yang masih dalam masa pemulihan.
ITS secara aktif mengidentifikasi dan memverifikasi data mahasiswa yang terdampak. Proses asesmen dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa. Setidaknya lima mahasiswa diidentifikasi mengalami dampak berat dan membutuhkan pendampingan serta dukungan pembiayaan kuliah yang intensif.
Selain memberikan bantuan kepada mahasiswa, ITS juga menunjukkan kepedulian kepada dosen dan tenaga kependidikan (tendik) yang turut terdampak bencana. Bantuan juga disalurkan kepada mereka yang mengalami kesulitan akibat bencana alam.
ITS juga aktif dalam penggalangan dana untuk membantu korban bencana. Bersama dengan Yayasan Manarul Ilmi (YMI), Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) ITS, serta jejaring relawan, ITS berhasil menghimpun donasi dengan total sekitar Rp 300 juta. Rincian donasi tersebut meliputi:
- Dukungan dari IKA ITS sebesar Rp 58 juta.
- Kontribusi dari Satgas ITS sebesar Rp 59 juta.
- Donasi dari YMI sekitar Rp 104 juta.
- Kontribusi dari perusahaan alumni dan komunitas sekolah mitra.
Dana yang terkumpul digunakan untuk memberikan bantuan logistik dan kebutuhan pokok kepada korban bencana di berbagai wilayah terdampak.

Pada tanggal 8 Desember 2025, Rektor ITS secara resmi memberangkatkan Satgas Kemanusiaan ITS untuk membantu korban banjir dan tanah longsor di Aceh dan Sumatera. Acara pelepasan Satgas Kemanusiaan ITS ini berlangsung di depan Gedung Rektorat ITS.
Bantuan yang disalurkan kepada korban bencana di Sumatera diwujudkan dalam bentuk kebutuhan pokok dan keperluan harian yang sangat dibutuhkan oleh warga terdampak. Bantuan tersebut meliputi:
- Sekitar 7 ton beras.
- Ratusan kilogram minyak goreng dan gula.
- Mie instan.
- Pembalut wanita.
- Garam.
- Perlengkapan bayi.
- 5 unit Starlink untuk konektivitas internet.
- Genset dan lampu penerangan.
- 10.000 tablet vitamin.
- Ratusan kaos.
- Seribu mukena.
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Fadlilatul Taufany, ST., Ph.D., menjelaskan bahwa penyaluran bantuan difokuskan pada daerah-daerah yang sulit dijangkau dan masih minim bantuan, seperti Aceh Tamiang, Pidie Jaya, dan Pameu di Aceh Tengah. Satgas Kemanusiaan ITS juga membawa dukungan teknis, seperti instalasi air dan listrik, untuk memenuhi kebutuhan vital masyarakat.
Keberangkatan Satgas Kemanusiaan ITS dilakukan secara bertahap. Kloter pertama terdiri dari tenaga medis dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) ITS. Selanjutnya, tim teknis menyusul untuk mengirimkan peralatan berukuran besar. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan relawan dilakukan untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah-daerah terpencil.
Selain bantuan logistik, para alumni Arsitektur ITS juga berinisiatif untuk menyiapkan wakaf desain hunian bagi para penyintas yang kehilangan tempat tinggal. Konsep hunian sementara menuju hunian tetap ini dirancang dengan mempertimbangkan keterbatasan anggaran, sehingga dapat dibangun dengan cepat dan layak. Karya serupa sebelumnya juga telah direalisasikan untuk membantu korban bencana di Lombok dan Semeru.
Rektor ITS menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin dalam upaya kemanusiaan ini. Ia menegaskan bahwa semangat advancing humanity bukan hanya sekadar slogan, tetapi diwujudkan melalui langkah-langkah konkret yang memberikan bantuan nyata dan dukungan langsung bagi masyarakat yang terdampak bencana.
Melalui kegiatan kemanusiaan ini, ITS turut berkontribusi dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya:
- Poin 1: Tanpa Kemiskinan.
- Poin 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
- Poin 11: Kota dan Permukiman Berkelanjutan.
Upaya ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan masyarakat yang terdampak bencana dan membangun kembali kehidupan mereka. ITS berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, serta berperan aktif dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia.

















