Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menunjukkan solidaritasnya terhadap wilayah-wilayah di Indonesia yang sedang mengalami musibah bencana alam. Bentuk kepedulian ini diwujudkan dengan mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 miliar untuk membantu penanganan korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dana bantuan tersebut diambil dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalsel. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari surat edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada tanggal 1 Desember 2025. Surat tersebut berisi imbauan kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk memberikan dukungan finansial kepada daerah-daerah yang terkena dampak bencana, yang dananya diambil dari APBD masing-masing.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, M. Syarifuddin, menegaskan bahwa pemberian bantuan ini merupakan wujud kepedulian dan empati dari masyarakat Kalimantan Selatan terhadap saudara-saudara sebangsa yang sedang mengalami kesulitan. “Ini adalah bentuk keprihatinan kita terhadap saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Insya Allah, Pemprov Kalsel turut berpartisipasi dalam memberikan bantuan untuk meringankan beban mereka yang tertimpa bencana,” ujarnya saat mendampingi Wakil Gubernur Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman, pada Rabu malam (10/12/2025).
Lebih lanjut, Syarifuddin meyakinkan bahwa pengalokasian dana bantuan ini tidak akan mengganggu atau berdampak negatif pada program-program prioritas daerah. Ia menjamin bahwa tidak akan ada kebijakan refocusing anggaran yang akan diambil sebagai akibat dari pemberian bantuan ini. Dengan demikian, program-program pembangunan yang telah direncanakan akan tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Selain bantuan keuangan, Pemprov Kalsel juga telah mengirimkan tim tanggap bencana (Tagana) ke wilayah-wilayah yang terdampak bencana di Aceh dan Sumatera. Tim Tagana ini berasal dari Dinas Sosial Provinsi Kalsel.
Pengiriman personel Tagana ini dilakukan sebelumnya, yaitu pada hari Selasa (9/12/2025), dengan jumlah 13 orang. Tujuan dari pengiriman tim ini adalah untuk memperkuat upaya penanganan bencana di lapangan, membantu proses evakuasi, penyaluran bantuan, dan pendataan korban.
Achmadi, Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Kalsel, menjelaskan mengenai penugasan tim Tagana ini. Sembilan personel ditugaskan ke Kota Padang, Sumatera Barat, yang mengalami dampak cukup parah akibat bencana. Sementara itu, empat personel lainnya ditugaskan ke Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, yang juga mengalami kerusakan akibat bencana.
Tim Tagana di Aceh Tamiang: Empat personel yang dikirim ke Aceh Tamiang memiliki keahlian khusus di bidang dapur umum dan logistik. Mereka bertugas untuk memastikan ketersediaan makanan dan kebutuhan logistik lainnya bagi para pengungsi. Masa tugas mereka adalah selama 15 hari.
* Tugas utama mereka meliputi:
* Membantu mendirikan dan mengoperasikan dapur umum.
* Mengelola dan mendistribusikan logistik.
* Memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi.Tim Tagana di Kota Padang: Setibanya di Kota Padang, tim Tagana Kalsel langsung bergabung dengan tim yang sudah ada di dapur umum yang berlokasi di Kecamatan Kuranji. Mereka bahu-membahu membantu dalam setiap tahapan, mulai dari proses memasak makanan, pengemasan makanan ke dalam wadah-wadah yang siap didistribusikan, hingga pendistribusian makanan tersebut kepada para pengungsi yang membutuhkan.
* Kegiatan yang mereka lakukan antara lain:
* Memasak makanan dalam jumlah besar.
* Mengemas makanan ke dalam kotak atau bungkusan.
* Menyalurkan makanan kepada pengungsi di berbagai lokasi pengungsian.
Dengan adanya bantuan keuangan dan pengiriman personel Tagana ini, diharapkan dapat meringankan beban para korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta mempercepat proses pemulihan pasca bencana. Pemprov Kalsel berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kepada wilayah-wilayah lain di Indonesia yang membutuhkan, sebagai wujud solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.

















