No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Login
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
No Result
View All Result
Home pengembangan-pribadi

Kebenaran yang Menyentak: Mengapa Kita Selalu Tidak Siap Menerima

Redaksi by Redaksi
6 Desember 2025 - 21:55
in pengembangan-pribadi
0

Perasaan yang Terbangun

Hari ini, aku merasa seperti baru saja ditampar oleh kenyataan keras, tiba-tiba, dan tanpa peringatan. Yang aneh adalah, aku menyadari bahwa aku sebenarnya sudah lama tahu kebenaran itu. Ia bukan sesuatu yang benar-benar baru. Ia hanya sesuatu yang selama ini tidak ingin aku lihat. Kenyataan itu datang dalam bentuk percakapan singkat, beberapa kalimat sederhana, namun cukup untuk membuat seluruh ilusi yang kubangun runtuh.

Rasanya seperti tembok yang kukira kokoh ternyata hanya susunan kartu yang roboh dengan satu hembusan. Dan aku bertanya-tanya: kenapa sih, aku tidak pernah siap? Mengapa kebenaran meski jelas-jelas penting selalu terasa seperti pukulan?

Masa Lalu yang Tidak Dilihat

Sepanjang hari aku merenung. Mungkin karena selama ini aku hidup dalam zona nyaman yang kubentuk sendiri. Ada hal-hal yang sebenarnya sudah terlihat tanda-tandanya, tapi aku memilih menyingkirkannya ke sudut yang gelap. Aku memaksa diriku percaya bahwa semuanya baik-baik saja. Bahwa tidak ada yang perlu diubah. Bahwa aku aman. Padahal, jauh dalam hati, aku tahu ada sesuatu yang salah.

Tapi ya, begitu sifat manusia, kan? Kita lebih suka cerita yang membuat kita tenang daripada kenyataan yang membuat kita goyah. Saat kebenaran menamparku hari ini, rasanya seperti sedang dipaksa bercermin. Bukan cermin biasa tapi cermin yang memperlihatkan segala hal yang selama ini kuhindari. Kesalahan yang kubuat, pilihan yang kubiarkan berlarut-larut, harapan yang kubuat terlalu tinggi untuk seseorang atau sesuatu yang bahkan tidak pernah benar-benar menjanjikannya.

Ketakutan akan Kebenaran

Kita sulit menerima kebenaran karena dalam kebenaran ada akuntabilitas. Ada tuntutan untuk berubah. Dan perubahan… selalu menakutkan. Aku menulis ini untuk membongkar rasa yang sesak di dada. Rasanya memalukan mengetikkan pengakuan bahwa aku takut. Takut menyadari bahwa aku salah. Takut menerima bahwa apa yang kupegang erat selama ini ternyata hanya bayangan.

Baca Juga  2026: Upgrade Diri, Tak Tersesat Digital

Tapi mungkin, justru inilah langkah awal yang selama ini kuhindari: mengakui kenyataan yang pahit lebih baik daripada memeluk kebohongan yang nyaman. Aku jadi teringat sebuah kalimat: “Kebenaran tak peduli apakah kau siap. Ia datang ketika saatnya tiba.” Dan benar saja kebenaran itu tidak menunggu sampai aku kuat, siap, atau tenang. Ia datang pada waktu yang menurutnya tepat, bukan menurutku.

Pengalaman yang Menyakitkan Namun Memberi Makna

Dan ketika ia datang, ia menampar, bukan menyentuh. Tapi setelah beberapa jam membiarkan diriku larut dalam rasa kecewa, aku perlahan menyadari sesuatu. Tampakan itu memang sakit, tapi juga membangunkanku. Kebenaran, semenyakitkan apa pun, tidak pernah datang untuk menghancurkan. Ia datang untuk memperjelas jalan. Untuk menyadarkan bahwa aku layak mendapatkan sesuatu yang lebih nyata. Sesuatu yang tidak dibangun di atas dugaan atau angan-angan.

Malam ini, aku mencoba berdamai dengan kenyataan itu. Mencoba menyambutnya, meski dengan hati yang masih perih. Mungkin ini awal dari langkah yang lebih jujur. Langkah menuju diri yang tidak lagi bersembunyi di balik cerita yang ingin kudengar. Dan aku berjanji pada diriku: ketika kebenaran kembali datang suatu hari nanti karena itu pasti, aku ingin lebih siap. Atau setidaknya, aku ingin cukup berani untuk tidak lari lagi.

Untuk sekarang, aku menutup diary ini dengan satu napas panjang. Hari ini pahit, tapi aku berharap esok punya rasa yang lebih lembut.

Editor: Riko A Saputra

Redaksi

Redaksi

Baca Juga

pengembangan-pribadi

Rasa Bersalah Pengasuhan: Wajar atau Stres Berlebih?

14 Desember 2025 - 04:50
pengembangan-pribadi

2026: Upgrade Diri, Tak Tersesat Digital

14 Desember 2025 - 04:21
pengembangan-pribadi

Kecerdasan Emosional Tinggi, Ini 9 Ciri yang Membuat Seseorang Lebih Hebat

13 Desember 2025 - 13:14
pengembangan-pribadi

6 Tanda Finansialmu Sehat

12 Desember 2025 - 08:33
pengembangan-pribadi

Bebas Finansial Tanpa Perfeksionisme

9 Desember 2025 - 01:12
pengembangan-pribadi

Masih Menulis Daftar Tugas Manual? Ini 7 Tanda Kecerdasan Tenang yang Anda Miliki

8 Desember 2025 - 01:12
  • Trending
  • Comments
  • Latest

FIFA Batal, Malaysia Terancam Sanksi AFC

24 Desember 2025 - 04:09

Jadwal Libur Nasional 2026: 1 & 2 Januari Merah & Cuti?

26 Desember 2025 - 11:51

Husein Sastranegara Buka Lagi: Semarang-Bandung Terhubung Langsung

26 Desember 2025 - 03:35

Tabel KUR BRI 2025: Cicilan Rp 1 Jutaan untuk Pinjaman 100 Juta

20 Desember 2025 - 17:58

Daftar Lengkap Ore The Forge Roblox: Statistik Iron hingga Darkryte Desember 2025!

17 Desember 2025 - 21:47

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19

Romo Mudji Sutrisno Wafat di Usia 71: Sakit dan Perawatan di RS Carolus

30 Desember 2025 - 23:06

Pilihan Redaksi

Andre Taulany Liburan Bareng Keluarga: Momen Seru & Tukar Kado!

30 Desember 2025 - 23:59

Malaysia Kritik Usulan Indonesia untuk SEA Games Plus

30 Desember 2025 - 23:46

Helikopter Prabowo: Teddy Ungkap Pinjaman ke Mualem Saat Bencana Aceh

30 Desember 2025 - 23:33

Mahasiswi UMM Tewas: Polda Jatim Bantah Perselingkuhan

30 Desember 2025 - 23:19
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 batampena.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature

Copyright © 2025 batampena.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In