Peran Partai dalam Membentuk Pemimpin
Ketua Harian DPP PSI, Ahmad Ali, menyampaikan pandangan tentang pola pikir politik lama yang masih menganggap bahwa seorang pemimpin lahir dari tangan kelompok tertentu. Ia menekankan bahwa tidak ada pihak mana pun yang berhak mengklaim dirinya sebagai penentu lahirnya seorang pemimpin.
“Jika ada yang berkata bahwa ‘dia bisa menjadi pemimpin karena saya atau karena partai ini’, itu adalah kebohongan besar. Tidak ada manusia yang bisa menentukan itu. Pemimpin lahir karena kehendak Allah, bukan karena ego siapa pun,” ujar Ahmad Ali dalam rapat kerja wilayah (Rakerwil) PSI Maluku Utara, Minggu (30/11).
Ia memberikan contoh perjalanan politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), yang lahir dari profesi sederhana tetapi mampu menjadi pemimpin Indonesia.
“Pak Jokowi dulu adalah tukang kayu. Namun, beliau berhasil menjadi Presiden RI. Jadi jangan pernah ada yang merasa paling berjasa atau paling berhak menentukan siapa yang boleh memimpin,” tegasnya.
Ahmad Ali menilai bahwa narasi yang menempatkan partai atau keluarga politik sebagai pabrik keturunan pemimpin adalah pola pikir yang harus ditinggalkan. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa PSI bukan partai milik keluarga tertentu atau elite tertentu.
“Di PSI tidak ada pemilik tunggal. ‘Pemegang saham PSI adalah seluruh ketua, pengurus, dan kader yang bekerja siang-malam membesarkan partai ini. Jika ingin klaim, klaim kerja keras, bukan klaim tak berdasar,” ujarnya.
Tujuan PSI untuk Membentuk Pemimpin Baru
Ia menambahkan bahwa PSI berdiri untuk memberi ruang politik baru bagi anak muda, bukan untuk mengulang pola lama yang dinilainya sudah usang.
“Kita ini bukan partai yang mau mengulang politik kuno. Kita hadir untuk menghancurkan tembok itu, bukan untuk mewarisinya,” tuturnya.
Mantan Wakil Ketua Umum Partai NasDem ini menyampaikan bahwa PSI memiliki tujuan besar untuk melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang dekat dengan rakyat dan berani membawa perubahan.
“PSI harus menghasilkan Jokowi-Jokowi muda, pemimpin dari rakyat, untuk rakyat, yang berani menggebrak ketika dibutuhkan. Negeri ini butuh keberanian baru, bukan warisan lama,” urainya.
Menghadapi Praktik Politik Lama
Lebih lanjut, Ahmad Ali mengajak seluruh struktur PSI di Maluku Utara untuk menjadi garda terdepan dalam melawan praktik politik lama.
“Kita maju bukan sekadar ikut pemilu. Kita maju untuk mengubah permainan. Dan siapa pun yang mencoba menghalangi gerak PSI, akan kita hadapi,” pungkasnya.

















