Korea Utara Uji Coba Rudal Jelajah Strategis Jarak Jauh, Kim Jong-un Awasi Langsung
Pyongyang – Korea Utara kembali menggegerkan dunia internasional dengan melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah strategis jarak jauh. Peluncuran yang dilakukan pada Minggu (28/12) ini berlangsung di sebuah lokasi yang dirahasiakan oleh rezim Pyongyang. Media pemerintah Korea Utara, KRT, melaporkan bahwa pemimpin tertinggi negara itu, Kim Jong-un, secara pribadi mengawasi jalannya uji coba rudal tersebut.


Peluncuran rudal ini tampaknya merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Kim Jong-un yang berfokus pada penekanan kemajuan militer dan ekonomi Korea Utara. Langkah ini diambil menjelang kongres partai yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada awal tahun 2026. Kongres tersebut direncanakan akan menjadi forum penting untuk menetapkan arah pembangunan Korea Utara untuk lima tahun mendatang.
Kim Jong-un dilaporkan menyatakan kepuasannya terhadap hasil uji coba rudal jelajah tersebut. Rudal yang diluncurkan dilaporkan berhasil terbang melintasi perairan laut barat Semenanjung Korea dan berhasil mengenai target sasarannya. Keberhasilan ini tentu menjadi poin penting bagi rezim dalam menunjukkan kapabilitas militernya.


Aktivitas militer Kim Jong-un tidak berhenti pada uji coba rudal semata. Sebelumnya, pemimpin Korea Utara ini juga telah melakukan peninjauan terhadap beberapa proyek strategis lainnya. Termasuk di antaranya adalah kemajuan pembangunan kapal selam bertenaga nuklir yang menjadi salah satu prioritas pertahanan negara, serta kunjungan ke pabrik-pabrik yang memproduksi rudal. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan ambisi Korea Utara untuk terus memperkuat postur pertahanannya dan menegaskan posisinya di kancah global.
Latar Belakang dan Implikasi Uji Coba Rudal
Uji coba rudal jelajah strategis jarak jauh oleh Korea Utara bukanlah hal baru. Negara terisolasi ini secara konsisten melakukan uji coba berbagai jenis rudal sebagai bentuk unjuk kekuatan dan respons terhadap sanksi internasional serta latihan militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan tersebut.
Rudal jelajah strategis jarak jauh memiliki karakteristik unik. Berbeda dengan rudal balistik, rudal jelajah terbang pada ketinggian yang lebih rendah dan dapat bermanuver, membuatnya lebih sulit dideteksi oleh sistem pertahanan rudal konvensional. Kemampuan ini memberikan Korea Utara opsi serangan yang lebih fleksibel dan berpotensi lebih mematikan.
Kemajuan Militer dan Ekonomi: Narasi Rezim
Peluncuran rudal ini sejalan dengan narasi yang kerap dibangun oleh rezim Kim Jong-un mengenai kemajuan militer dan ekonomi negaranya. Di tengah isolasi internasional dan sanksi yang ketat, Pyongyang terus berusaha menunjukkan kepada rakyatnya dan dunia bahwa mereka mampu mencapai kemajuan signifikan, terutama di sektor pertahanan.
- Penguatan Kapabilitas Pertahanan: Uji coba rudal strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pencegahan Korea Utara dan menunjukkan kesiapannya menghadapi ancaman eksternal.
- Pesan Politik: Peluncuran ini juga merupakan pesan politik yang kuat kepada komunitas internasional, terutama Amerika Serikat dan Korea Selatan, bahwa Korea Utara tidak akan gentar dan akan terus mengembangkan program militernya.
- Konsolidasi Internal: Bagi masyarakat Korea Utara, demonstrasi kekuatan militer semacam ini sering kali digunakan untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan mendukung kepemimpinan Kim Jong-un.

Menjelang Kongres Partai 2026
Kongres partai yang akan datang pada awal 2026 menjadi momen krusial bagi Kim Jong-un. Dalam kongres tersebut, akan dirumuskan cetak biru pembangunan Korea Utara untuk lima tahun ke depan. Kemajuan militer yang ditunjukkan melalui uji coba rudal ini kemungkinan besar akan menjadi salah satu elemen penting yang akan dipresentasikan kepada para delegasi partai.
Rencana pembangunan lima tahun ke depan ini diperkirakan akan mencakup berbagai sektor, mulai dari ekonomi, sosial, hingga pertahanan. Mengingat fokus Kim Jong-un yang terus-menerus pada pengembangan militer, tidak mengherankan jika sektor ini akan kembali mendapatkan alokasi sumber daya yang signifikan.
Reaksi Internasional yang Diantisipasi
Peluncuran rudal oleh Korea Utara hampir selalu memicu reaksi keras dari komunitas internasional, terutama negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang, serta Amerika Serikat. Dewan Keamanan PBB kemungkinan akan kembali menggelar pertemuan darurat untuk membahas tindakan lebih lanjut, meskipun efektivitas sanksi yang ada masih menjadi perdebatan.
Kecaman dan seruan untuk deeskalasi kemungkinan akan dilayangkan. Namun, melihat rekam jejak Korea Utara, kemungkinan besar Pyongyang akan tetap melanjutkan program militernya tanpa terpengaruh oleh tekanan internasional. Situasi di Semenanjung Korea diprediksi akan tetap tegang, dengan potensi eskalasi yang selalu mengintai.














