JAKARTA — Perusahaan modal ventura PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) mengungkapkan bahwa dinamika pendanaan startup di Indonesia sedang menghadapi tantangan akibat informasi yang cenderung negatif. Namun, Direktur Utama MCI Ronald Simonangkir melihat situasi ini sebagai peluang untuk memperkuat lanskap investasi startup di masa depan.
“MCI terus mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang lebih sehat dan kompetitif. Sebagai bagian dari konglomerasi keuangan Bank Mandiri, MCI memiliki peran penting dalam mendukung perusahaan rintisan dari berbagai sektor untuk saling bersinergi dan memberikan nilai tambah,” ujarnya.
Dalam dua tahun terakhir, MCI telah memperkuat sistem manajemen risiko sebelum memberikan pendanaan kepada startup. Strategi yang digunakan adalah end-to-end risk assessment, yang diterapkan pada setiap tahapan proses investasi.
Berikut beberapa langkah yang dilakukan oleh MCI dalam menjalankan strategi tersebut:
Pelaksanaan due diligence yang mendalam
Proses penelitian awal ini bertujuan untuk memahami kondisi bisnis startup secara menyeluruh, termasuk potensi risiko dan kesempatan pertumbuhan.Monitoring kinerja startup yang intensif
MCI melakukan pemantauan berkala melalui laporan dan kunjungan rutin untuk memastikan bahwa startup tetap berada di jalur yang benar.Penerapan early warning system (EWS)
Sistem ini membantu MCI untuk cepat melakukan mitigasi risiko jika ada indikasi masalah pada startup yang didanai.
Selain itu, Ronald juga menekankan pentingnya peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM). MCI mewajibkan seluruh pegawainya untuk lulus asesmen sertifikasi manajemen risiko yang terdaftar di OJK.
Meski demikian, ia tidak menampik bahwa industri modal ventura masih menghadapi tantangan utama, seperti menyeimbangkan antara pertumbuhan bisnis (growth), laba (profitability), keberlanjutan (sustainability), dan tata kelola yang baik (governance).
Untuk menghadapi tantangan tersebut, MCI mengambil tiga langkah utama:
Penajaman arah dan strategi investasi
Strategi ini selaras dengan rencana bisnis dan risk appetite Mandiri Group.Pemutakhiran proses investasi
Dengan strategi integrated investment, end-to-end risk management, dan data analytics.Peningkatan kualitas SDM
Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua pegawai memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar industri.
Ronald juga menegaskan bahwa MCI konsisten dalam memperkuat tata kelola perusahaan, transformasi organisasi, dan peningkatan kualitas SDM. Menurutnya, tiga hal ini akan membantu MCI menjaga keberlanjutan portofolio perusahaan.
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa saat ini industri financial technology (fintech) tidak lagi berlomba-lomba menjadi super apps atau one-stop-service provider. Hal ini karena lembaga jasa keuangan seperti perbankan juga mulai melakukan hal serupa.
“Investor fintech kini lebih jeli dalam melihat potensi investasi di berbagai jenis layanan keuangan berbasis teknologi. Mereka tidak hanya melihat dari sisi demografi dan penetrasi teknologi, tetapi juga seberapa cepat teknologi menjadi obsolete serta kemampuan adaptasi fintech agar solusi yang ditawarkan senantiasa relevan,” jelas Ronald.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyatakan bahwa perusahaan modal ventura saat ini lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan, terutama pada startup yang memiliki model bisnis yang berkelanjutan.
“Penyaluran modal ventura masih berlangsung secara selektif, dengan fokus pada startup yang memiliki potensi pertumbuhan dan keberlanjutan,” tegasnya.
Sebagai informasi, pada September 2025, total pembiayaan modal ventura mencapai Rp16,29 triliun, turun tipis 0,24% (MtM). Meski begitu, nilai pembiayaan modal ventura tumbuh 0,25% year on year (YoY).
Sementara itu, nilai aset industri modal ventura mencapai Rp26,76 triliun, naik 2,33% YoY dari Rp26,15 triliun.

















