BANDUNG — Kementerian Pekerjaan Umum sedang mempercepat upaya membuka akses di wilayah yang terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh serta Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Tujuannya adalah untuk memastikan arus bantuan bisa segera mengalir ke daerah-daerah yang terisolasi.
Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan bahwa beberapa akses menuju wilayah bencana masih belum tersambung akibat dampak banjir dan longsoran tanah. Pihaknya menargetkan pembukaan akses tersebut dapat diselesaikan dalam minggu ini.
“Konektivitasnya belum terpenuhi, jadi kita sedang berusaha mempercepat. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan akses akan bisa dibuka,” ujarnya setelah menghadiri Hari Bakti ke-80 PU di Gedung Sate, Bandung, Rabu (3/12/2025).
Dody menunjuk beberapa kawasan yang masih terganggu, antara lain Aceh Tamiang. Sementara itu, wilayah Sibolga sudah bisa diakses oleh kendaraan darat. “Aceh Tamiang masih terkunci, sedangkan Sibolga sudah bisa diakses,” katanya.
Selain Aceh Tamiang, pihaknya juga tengah fokus pada pembukaan akses ke wilayah Tapanuli Selatan. Di kawasan Sumatra Utara tersebut, beberapa titik masih mengalami kelumpuhan.
“Fokus utama saat ini adalah Aceh Tamiang dan Tapsel. Tapsel juga belum sepenuhnya terbuka,” tambahnya.
Selain memperbaiki akses jalan, pihaknya juga sedang memprioritaskan perbaikan jembatan. Menurut Dody, dua utilitas ini sangat penting agar alur distribusi bantuan tidak terganggu, mengingat masyarakat sudah mengalami kekurangan logistik.
“Sekarang fokusnya adalah jalan dan jembatan dulu, karena dengan begitu alur logistik bisa lebih cepat. Masyarakat sudah beberapa hari tidak bisa memasak nasi, karena persediaan beras mulai menipis. Jadi kita fokus pada hal ini beberapa hari ke depan,” paparnya.
Dody juga memastikan bahwa anggaran untuk perbaikan sarana dan prasarana yang terdampak bencana Sumatra belum bisa ditentukan jumlahnya.
“Kalau sudah urusan bencana, nilai anggaran tidak menjadi prioritas. Yang penting apa yang dibutuhkan, kita siapkan,” tuturnya.
Menurut Dody, dampak bencana Sumatra sangat besar. Perbaikan infrastruktur yang rusak diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.
“Dampaknya sangat besar, banyak sekali kerusakan. Itu mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diperbaiki,” ujarnya.

















