Kesedihan mendalam menyelimuti Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, atas bencana alam yang melanda wilayahnya. Air mata Mualem tak terbendung saat mengenang tindakan sejumlah bupati yang dinilai kurang bertanggung jawab di tengah kesulitan rakyat.
Sorotan tajam kini tertuju pada para kepala daerah di Aceh. Di saat masyarakat Aceh berjuang menghadapi dampak banjir dan tanah longsor, beberapa bupati justru dituding mengabaikan tanggung jawabnya. Salah satu contoh yang mencuat adalah Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, yang diketahui pergi umrah ketika bencana melanda daerahnya.
Beberapa kepala daerah bahkan disebut-sebut menerbitkan surat ketidaksanggupan dalam menangani dampak bencana. Tindakan ini diduga bertujuan agar pemerintah pusat menetapkan status darurat bencana nasional, sehingga bantuan yang lebih besar dapat digelontorkan untuk para korban di Aceh.
“Saya pada prinsipnya hanya berusaha, hanya berdoa,” ungkap Mualem saat diwawancarai oleh Najwa Shihab. Air matanya pun pecah saat membahas permasalahan ini. “Semoga bantuan-bantuan dapat ada di Aceh, dapat orang tolong ke Aceh,” lanjutnya dengan nada pilu.
Mualem juga menceritakan banyaknya dukungan yang datang dari berbagai pihak. “Saya banyak kawan dari Sumatera, mereka tidak bantu Sumatera, mereka bantu Aceh. Hanya mengirimkan bantuan sampai betul-betul mereka selalu ke Aceh. Kita hanya mengabdi kepada Allah, apa yang ada kita terima dan kita usaha, terima itu saja,” tuturnya.
Menurut Mualem, terdapat 18 kabupaten di Aceh yang terdampak bencana, dengan Tamiang menjadi wilayah yang paling parah. “Tapi yang terjadi bencana di Tamiang. Saya rasa masih ada mobil yang dibawa arus dan di dalamnya masih ada mayat,” ungkapnya dengan nada prihatin. Selain Tamiang, wilayah lain seperti Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Takengon, dan sebagian Bireuen juga mengalami dampak yang signifikan.
Dalam situasi yang serba sulit ini, Mualem sangat menyayangkan sikap sejumlah kepala daerah yang dianggap tidak bertanggung jawab. “Karena kita lihat, kan mereka dipilih oleh rakyat, kenapa bila terjadi kejadian begini mereka kewalahan, mereka seperti acuh tak acuh tidak tanggung jawab,” tegasnya.
Ia menilai bahwa beberapa kepala daerah justru tidak memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana. Padahal, kondisi masyarakat sangat memprihatinkan, dengan rumah-rumah yang hanyut disapu banjir, akses jalan dan jembatan yang hancur, kekurangan makanan, hingga kebutuhan akan obat-obatan.
“Lantas gimana kita garis bawahi supaya kalau ada bupati cengeng seperti itu balik kanan aja, buat apa. Ya seperti itulah memimpin rakyat, tidak fokus, tidak dapat ada tanggung jawab,” ujarnya dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Mualem mengungkapkan bahwa selain mengungsi dan pergi umrah, ada juga bupati yang justru asyik karaoke saat warga Aceh sedang kesusahan akibat bencana. “Masa begini-begini dia lari, di Medan lah, karaoke lah,” ungkapnya.
“Ada yang karaoke Mualem?” tanya Najwa Shihab.
“Begitulah lebih kurang,” jawab Mualem sambil kembali menangis.
Menanggapi situasi ini, Presiden Prabowo Subianto telah mengambil sikap tegas terhadap kepala daerah yang meninggalkan warganya saat membutuhkan bantuan. Ia meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk memecat kepala daerah yang bersangkutan.
“Kalau yang mau lari, lari aja gak apa-apa. Copot langsung. Mendagri bisa ya diproses?” tanya Presiden kepada Mendagri.
“Bisa pak,” jawab Tito Karnavian.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak boleh meninggalkan warganya yang sedang dalam kesulitan. “Itu kalau tentara tuh desersi tuh. Dalam keadaan bahaya meninggalkan anak buah. Waduh, itu gak bisa tuh,” tegasnya.
Presiden Prabowo Subianto bahkan menyinggung partai yang menaungi Mirwan MS, yang diketahui merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Aceh Selatan. “Saya gak mau tanya partai mana,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sugiono, memastikan bahwa Mirwan MS telah dipecat dari partai. “Sudah saya pecat,” kata Sugiono kepada Prabowo.
“Udah kau pecat?” tanya Prabowo Subianto.
Berikut poin-poin penting yang menjadi sorotan dalam peristiwa ini:
- Bencana Alam di Aceh: Banjir dan tanah longsor melanda 18 kabupaten di Aceh, menyebabkan kerusakan parah dan penderitaan bagi masyarakat.
- Tindakan Kepala Daerah yang Disorot: Beberapa kepala daerah dituding kurang bertanggung jawab dalam menangani dampak bencana, termasuk pergi umrah dan menerbitkan surat ketidaksanggupan.
- Kekecewaan Gubernur Aceh: Mualem mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan para kepala daerah tersebut dan meneteskan air mata saat membahasnya.
- Sikap Tegas Presiden Prabowo: Presiden Prabowo meminta Mendagri untuk memecat kepala daerah yang meninggalkan warganya saat bencana.
- Pemecatan Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan: Mirwan MS, Bupati Aceh Selatan, dipecat dari Partai Gerindra karena tindakannya yang dinilai tidak bertanggung jawab.
Krisis kemanusiaan yang terjadi di Aceh ini menjadi ujian bagi para pemimpin daerah. Masyarakat berharap agar para pemimpin dapat menunjukkan empati, tanggung jawab, dan kesungguhan dalam membantu mereka melewati masa-masa sulit ini. Bantuan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk meringankan beban para korban bencana dan memulihkan kondisi wilayah yang terdampak.

















