Optimisme Tinggi Industri Perhotelan Yogyakarta Sambut Libur Akhir Tahun
Menjelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang selalu dinanti, pelaku industri perhotelan di Kota Yogyakarta memancarkan gelombang optimisme yang kuat. Berbagai persiapan strategis telah digencarkan untuk menyambut lonjakan wisatawan yang diprediksi akan memadati kota berhati nyaman ini. Salah satu pemain kunci dalam industri ini, Carani Hotel Yogyakarta, melalui Cluster Director of Sales & Marketing-nya, Randa Noah Bramiko, mengungkapkan kesiapannya yang matang.
Persiapan yang dilakukan mencakup berbagai aspek, mulai dari transformasi visual hotel menjadi lebih meriah dengan dekorasi tematik Natal dan Tahun Baru di area lobi, hingga memastikan kesiapan operasional seluruh tim untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu. Selain itu, penguatan sinergi dengan para agen perjalanan (travel agent) juga menjadi prioritas utama. “Persiapan kami sudah berjalan. Kalau dilihat sekarang sudah lebih tematik, area lobi bernuansa Natal dan Tahun Baru,” ujar Noah dalam sebuah kesempatan.
Noah mengakui bahwa meskipun isu ekonomi sempat menjadi perbincangan hangat, tren belanja masyarakat untuk sektor pariwisata justru menunjukkan indikasi yang positif. Hal ini membuat pihaknya memproyeksikan tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel akan mencapai angka yang sangat memuaskan menjelang akhir tahun 2025. “Untuk tahun ini kami tetap optimis. Kalau dilihat secara makro, spending tetap ada. Biasanya di akhir tahun nanti kita targetkan bisa di angka 90 persen secara okupansi,” jelasnya.
Apresiasi Mitra Bisnis dan Strategi Jangka Panjang
Untuk memuluskan target ambisius tersebut sekaligus menyongsong tahun 2026 dengan semangat baru, Carani Hotel Yogyakarta menggelar acara ‘Corporate Gathering’ yang dirangkai menjelang momen Nataru. Acara ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan sebuah momentum berharga untuk mempererat tali silaturahmi serta memberikan apresiasi tulus kepada para agen perjalanan dan mitra korporasi yang telah memberikan kontribusi signifikan sepanjang tahun ini.
“Tujuannya tidak lain untuk mengapresiasi mereka, makanya ada momen reward bagi yang produksinya cukup besar,” terang Noah. Ia menambahkan, “Harapannya, kolaborasi di 2026 bisa semakin baik, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi tamu-tamu di Yogyakarta.”
Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, para mitra bisnis diajak untuk melakukan tur fasilitas hotel (hospitality tour) yang memungkinkan mereka melihat secara langsung berbagai keunggulan yang ditawarkan. Sesi diskusi pun turut digelar, menggali berbagai peluang kolaborasi yang potensial untuk masa depan.
Menghadapi Tantangan dan Meraih Peluang di Tahun 2026
Menatap tahun 2026, Noah mengakui bahwa akan ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama yang diantisipasi adalah potensi dampak dari kebijakan penghematan anggaran di tingkat pusat, yang mungkin saja berimbas pada pasar korporasi dan pemerintahan, terutama dalam segmen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
“Tahun depan memang challenge, karena ada penghematan anggaran di pusat. Tapi ada opportunity lain, kita akan coba maksimalkan market Malaysia dan market lain,” paparnya, menunjukkan strategi adaptif dalam menghadapi perubahan lanskap bisnis.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa daya tarik utama Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan surganya kuliner masih memiliki daya cengkeram yang sangat kuat di mata wisatawan. Potensi ini menjadi modal berharga yang akan terus digali dan dikembangkan. Oleh karena itu, upaya kolaborasi erat dengan berbagai komunitas seni dan budaya lokal akan menjadi fokus utama mereka ke depan. Tujuannya adalah untuk terus menghadirkan pengalaman unik dan otentik yang membedakan Yogyakarta dari destinasi lainnya.
“Tahun depan kami berencana membuat Festival Budaya di sini. Kami akan undang teman-teman lintas seni, karena Yogya adalah Kota Budaya, itu akan terus kami berikan eksposur,” pungkas Noah, menggarisbawahi komitmen hotel untuk turut serta dalam mempromosikan kekayaan budaya Yogyakarta. Dengan persiapan yang matang, strategi yang adaptif, dan fokus pada keunikan budaya, industri perhotelan Yogyakarta optimis dapat menyambut tahun 2026 dengan catatan kesuksesan yang gemilang.

















