Solidaritas Masyarakat kepada Nenek Elina: Bantuan Ditolak, Empati Tetap Mengalir
Peristiwa pengusiran paksa dan perobohan rumah yang menimpa Nenek Elina Widjajanti (80) di Surabaya beberapa waktu lalu telah menarik perhatian banyak pihak. Salah satu organisasi masyarakat yang menunjukkan kepeduliannya adalah Organisasi Masyarakat Madura Asli Sedarah (Ormas Madas). Sekelompok anggota Madas mendatangi kediaman Nenek Elina dengan niat baik untuk memberikan santunan.
Bantuan yang diserahkan berupa kebutuhan pokok seperti beras dan mi instan, serta sejumlah uang tunai. Namun, tak disangka, bantuan tersebut belum dapat diterima oleh Nenek Elina.
Penolakan Bantuan dan Tanggapan Ormas Madas
Ketua DPP Ormas Madas, Moh Taufik, membenarkan bahwa pihaknya telah berusaha memberikan bantuan kepada Nenek Elina. Namun, ia menyatakan bahwa bantuan tersebut mendapatkan penolakan dari sang nenek.
“Kemarin ada perwakilan (memberikan bantuan). Namun, (Nenek Elina) itu tidak berkenan,” ujar Taufik saat dikonfirmasi.
Taufik menjelaskan bahwa karena Nenek Elina tidak berkenan menerima bantuan yang diberikan oleh perwakilan Madas, santunan tersebut akhirnya disalurkan kepada pihak lain yang lebih membutuhkan.
“Kami berikan kepada orang-orang tidak mampu karena kami bertanggung jawab secara moral,” tuturnya, menegaskan bahwa organisasi mereka memiliki kewajiban moral untuk membantu mereka yang kurang beruntung.
Sikap Tegas Ormas Madas Terhadap Arogansi
Lebih lanjut, Moh Taufik menegaskan bahwa organisasinya tidak mendukung segala bentuk aksi premanisme dan arogansi. Ia secara tegas menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum yang mengusir Nenek Elina dari rumahnya tidak dapat dibenarkan.
“Kami tidak membenarkan apapun soal hal itu sehingga kami iba dan empati, kasihan kepada Bu Elina,” jelasnya, menunjukkan rasa simpati dan keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi Nenek Elina.
Dukungan Penuh terhadap Proses Hukum
Meskipun orang yang diduga terlibat dalam pengusiran dan perobohan rumah Nenek Elina belum berstatus sebagai anggota Madas pada saat kejadian, Taufik menyatakan bahwa organisasinya mendorong penuh proses hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat.
“Saya mendorong sebagai ketua umum Madas mendorong penuh pihak kepolisian, pihak aparat dan siapapun itu untuk melakukan memproses hal ini dengan proses hukum yang ada,” tegas Taufik. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Ormas Madas untuk memastikan keadilan ditegakkan melalui jalur hukum yang berlaku.
Dukungan dan kepedulian yang ditunjukkan oleh Ormas Madas, meskipun bantuan mereka sempat ditolak, mencerminkan adanya semangat solidaritas dan empati yang tumbuh di tengah masyarakat terhadap korban ketidakadilan. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya penegakan hukum yang adil dan perlindungan bagi warga, terutama mereka yang rentan.

















