Latar Belakang Operasi Pembebasan Sandera di Selat Malaka
Pada tahun 2004 silam, TNI AL pernah melaksanakan operasi pembebasan 36 sandera di Selat Malaka. Operasi tersebut dilakukan oleh awak kapal perang KRI Karel Satsuitubun-356 yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Taufiqoerrochman. Ia dikenal dengan julukan “letkol ‘gila'”. Keberhasilan operasi ini kemudian diangkat menjadi film layar lebar oleh Angkatan Laut. Setelah Taufiq pensiun dengan pangkat laksamana TNI, kisahnya menjadi inspirasi untuk sebuah film.
Pengumuman Film The Hostage’s Hero
Dalam press conference yang digelar di Wisma Elang Laut (WEL), Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Kamis (23/10), Angkatan Laut mengumumkan bahwa film berjudul The Hostage’s Hero akan ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia mulai Januari tahun depan. Film ini dibintangi oleh aktor Yama Carlos yang memerankan Letkol Taufiq. Sementara itu, komandan kelompok pembajak diperankan oleh Rifky Balweel.
Kisah Nyata yang Menginspirasi
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul menjelaskan bahwa film ini mengisahkan operasi pembebasan sandera dari pembajak yang telah menguasai MT Pematang milik Pertamina. Karena berasal dari kisah nyata, naskah skenario film ini dikawal langsung oleh Laksamana TNI (Purn) Taufiqoerrochman, yang memimpin operasi tersebut.
”Film ini memuat latar belakang yang sangat penting, yakni kisah nyata heroik, penyelamatan kapal tanker dari aksi pembajakan di perairan nasional Indonesia,” ujar Tunggul.
Dukungan Penuh dari TNI AL
Perwira tinggi bintang satu TNI AL itu menyampaikan bahwa kisah operasi yang dipimpin oleh Laksamana Taufiq sangat menginspirasi. Oleh karena itu, Angkatan Laut menilai kisah tersebut pantas disebarluaskan kepada masyarakat. Menurut Tunggul, film adalah salah satu media yang paling relevan dan cepat diterima oleh masyarakat. Sehingga instansinya memberikan dukungan penuh terhadap film yang digarap oleh sutradara Revo S. Rurut tersebut.
”Kami ingin menegaskan bahwa film ini adalah karya sinema independen yang mendapatkan validasi dan bantuan fasilitas dari TNI Angkatan Laut. Dukungan kami berikan karena kami percaya film ini adalah media terbaik untuk menampilkan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut yang senantiasa siap siaga menjaga kedaulatan negara,” harapnya.
Pengalaman Langsung dari Tokoh Nyata
Dalam kesempatan yang sama, Laksamana Taufiq selaku tokoh nyata di balik film tersebut menyampaikan bahwa kala itu, operasi pembebasan sandera di laut belum pernah dilakukan. Apalagi dengan tingkat keberhasilan mencapai 100 persen. Yakni seluruh sandera selamat, pembajak ditumpas, dan tidak ada satu orang pun prajurit yang gugur.
”Memang dalam sejarah belum pernah ada yang berhasil operasi (pembebasan sandera) di laut,” imbuhnya.
Operasi Tanpa Dukungan Pasukan Khusus
Selain itu, dalam operasi tersebut, awak KRI Karel Satsuitubun-356 bergerak tanpa dukungan dari pasukan khusus yang biasa ditugaskan untuk menjalankan misi-misi spesial. Secara total, operasi pembebasan sandera tersebut dilakukan oleh personel yang sehari-hari bertugas di atas kapal perang itu. Sehingga dia merasa bangga karena kisah itu diangkat ke layar lebar.

















